Penyakit malaria pada anak menyebabkan anak hams dirawat di rurnah sakit. Kondisi dan masalah yang dihadapi anak ketika hospitalisasi adalah adaptasi terhadap lingkungan bare beserta semua orang yang terlibat didatamnya, penerimaan terhadap berbagai prosedur tindakan medis dun tindakan keperawatan serta hubungannya dengan pasien lain. Kondisi tersebut akan menyebabkan cemas dan takut, apabila tidak ditangani dengan segera akan mengakibatkan penolakan pada tindakan dan prosedur medik dan keperawatan. Realest anak pra sekolah ketika hospitalisasi ditunjukan dengan perilaku seperti protes, putusasa dan regresi yang merupakan fenomena umum anak seat hospitalisasi. Sikap regresi ringan seperti menangis, bersandar pada ibu, mengisap jari, sikap regresi berat adalah anak menolak makan.
Fokus intervensi keperawatan anak adalah meminimalkan stresor, rnemaksimalkan manfaat hospitalisasi, memberikan dukungan psikologis anak dan keIuarga, mempersiapkan anak sebelum menerima prosedur perawatan. Bermain merupakan salah sate intervensi keperawatan yang ditawarkan agar anak dapat beradaptasi terhadap hospitalisasi, sehingga perawat diharapkan mampu memberikan terapi bermain dengan mencerminkan perilaku caring yang sesuai agar dapat diterima oleh anak karena perawat dalarn hal ini membantu orang tua rnengatasi pennasalahan perawatan anak dan perawat berada 24 jam disamping pasien.
Studi pendahuluan pada bulan Desember 2012 di RSUD dr, T. C. Hiller. Maumcre bahwa jumlah angka hospitalisasi anak pada tahun 2009 terdapat 2.379 anak, 2.382 anak pada tahun 2010 dan terjadi penunman pada tahun 2011 yaitu 2.192 anak. Rata-rata pasien rawat inap di ruang Melati adalah 190 anakibulan dengan penyakit utama adalah malaria sebanyak 622 kasus, rata-rata lama hari rawat ?: 3 hari disertai komplikasi terbanyak dan penyakit malaria adalah anemia. Keadaan tersebut menyebabkan anak mengalami dampak hospitalisasi yang lebih besar. Hasil wawancara terhadap kepala ruangan dan observasi selarna tiga hari di ruang MOW; diperoleh data bahwa respon anak ketika menjalani hospitalisasi adalah menangis, tidak mau makan, menolak untuk dilakukan treatmen dart takut ditinggal sendirian. Hasil observasi perilaku caring perawat meliputi perawat niemanggil nama pasien dan keluarga pasien dengan nada suara tinggi, kurang nienjelaskan prosedur tindakan keperawatan yang dilakukan dan terkesan jades atau kurang memperhatikan pasien. Perilaku tersebut tidak sesuai dengan perilaku caring berdasarkan teoriimodel keperawatan.
Model caring terapi bennain merupakan penerapan terapi bermain yang mencerminkan perilaku caring perawat untuk membantu anak beradaptasi terhadap hospitalisasi. Peri laku caring perawat diadopsi dari 10 faktor curative caring Watson yang dimodifikasi dalarn pemberian terapi bermain diharapkan terjadinya pembentukan emosi dan mckanisme koping positif melalui proses adaptasi berdasarkan teori adaptasi Roy. Proses adaptasi melibatkan aktifitas brain system sehingga out put dari proses aclaptasi adalah tetjadinya adaptasi hospitalisasi anak yang positif.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh caring terapi bermain terhadap adaptasi hospitalisasi anak pra sekolah yang terdiagttosis penyakit malaria. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasy eksperimen dengan desain pre and post test without control design. Populasi yang digunakan adalah perawat pelaksana, anak pra sekolah dengan penyakit malaria dan keluarga anak. Teknik pengambilan sarnpel dilakukan dengan cars total populasi (perawat) dan purposive sampling (anak dan keluarga) Variabel Independen yaitu model caring terapi bermain, variabel dependen yaitu adaptasi hospitalisasi anak dan variabel confounding: karakteristik perawat, karakteristik anak dan karakteristik keluarga. Sampel dalam penelitian ini masing-masing sebanyak 20 °rang. Teknik pengambilan data dengan menggun.alcan kuesioner dan observasi kern udian data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square, Wilcoxon, Regresi Logistik dengan tingkat signifikansi < 0,05.
Ilasil penelitian nilai p value (0,016) < 0,05 menunjukkan terdapat pengaruh model caring tempi bermain terhadap adaptasi hospitalisasi anak pra sekolah yang terdiagnosis penyakit malaria setelah sosialisasi, latihan dan implementasi model caring terapi bermain. Hal ini karena perawat pelaksana ruangan l felon mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang mendukung pelaksanaan caring terapi bermain scna rnemiliki motivasi yang tinggi untuk menerapkan caring terapi berrnain pada anak pra sekolah yang terdiagnosis penyakit malaria. Caring merupakan bentuk kepedulian profesional untuk memberikan bantuan, dukungan berupa pengetahuan, sikap dan tindakan kepada individu, keluarga, masyarakat yang sedang skkit atau menderita untuk dapat meningkatkan kondisi kehidupannya. Karakteristik perawat: masa kerja perawat berpengaruh seeara signifikan terhadap model caring terapi bermain (p: 0,035), Umur anak (p: 0,040) clan status sosial ekonomi (penghasilan) keluarga (p: 0,032) herpengaruh secara signifikan terhadap adaptasi hospitalisasi anak pm sekolah yang terdiagnosis penyakit malaria.
Permainan yang terapcutik didasari oleh pandangan bahwa beimain bagi anak merupakan aktifitas yang sehat dan dipertukan untuk kelangsungan tumbuit kembang anak dan memungkinkan dapat menggali dan mengekspresikan perasaan dan pikiran anak, mengalihkan nyeri dan relaksasi sehingga anak mampu beradaptasi secara balk terhadap lingkungan rurnah skit.
Dampak hospitalisasi berupa takut, comas dan frustasi merupakan sebuah susistem kognator yang dihasilkan dari pola pikir anak terhadap sebuah stimulus yang hersifat fokal atau kontekstual selama dalam masa hospitalisasi, sehingga anak harus mampu melakukan adaptasi agar mampu melewati rasa takut, comas dan frustasi akibat hospitalisasi. Terapi bermain yang diberikan dengan menceminkan caring mampu memberikan dampak yang positif bagi adaptasi hospitalisasi anak pra sekolah yang terdiagnosis penyakit malaria