Negara kota terkesan soal kemajuan dan negara desa menyisakan kelambatan budaya yang terbilang modern. Negara raya yang suka "membusungkan dada' dalam bingkai kotakota metropolitan-megapolitan sesungguhnya telah menjadi korban aksiomatik pembangunannya sendiri Kemajuan yang dinisbatkan dalam terminologi "pembangunan" acapkali menggerus peradaban kenegaraannya pada tingkat yang mencemaskan' Terhadap hal ini' saya teringat perkataan cerdas dan regas Khalid Fazlun dari Islamic Foundation for Ecology and Environmental Science, England, UK yang mengungkapkan bahwa progress (kemajuan) telah menghasilkan pollution (pencemaran) dan pembangunan (development) identik dengan kerusakan (destruction)