Human Immunodeficiency Virus (HIV) is one of the retro viruses that infects white blood cells which has an impact on a weakened immune system, damage to the function of cluster of differentiation 4 positive (CD4+) cells as well as other immune cells. CD4 count below 200, opportunistic infections and not taking treatment can exacerbate chronic conditions throughout life. The purpose of this study was to analyze nursing care for Mr. B with Stage 1 HIV at the Seroja Polyclinic, Gunung Jati Hospital, Cirebon City. The research design used was a descriptive case study including assessment, data analysis, nursing diagnoses, interventions, implementation and evaluation. This research was conducted in the seroja room of Gunung Jati Hospital, Cirebon City. Based on the results obtained, based on the assessment data, two nursing problems emerged, namely hyperthermia, related to the disease process marked by fever and secondly the risk of opportunistic infections associated with decreased immune system which was marked with a CD4 value close to 200. Actions taken were monitoring body temperature and collaborating on drug administration with doctors, providing health education about HIV, adherence to taking medication and advising regular eating patterns and adequate rest. It is recommended that health workers provide education about HIV/AIDS care and also provide medication taking assistance to prevent non-adherence in taking medication, social and spiritual

Endah Sari Purbaningsih

M. Haikal A.A

Muadi Muadi

Risca Meliana S

English

PUSAT RISET DAN INOVASI NASIONAL

 Journal of Educational Innovation and Public Health Vol.1, No.3 Juli 2023 e-ISSN : 2963-0703; p-ISSN : 2964-6324, Hal 210-216 DOI: https://doi.org/10.55606/innovation.v1i3.1695   Received Mei 25, 2023; Revised Juni 20, 2023; Accepted Juli 30, 2023 * Email korespondensi: Endah@mahardika.ac.id      Studi Kasus : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan  HIV Stadium 1 di  Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon  Endah Sari Purbaningsih1 , Muadi 2, M. Haikal A.A 3, Risca Meliana S 4  Program Profesi Ners ITEKes Mahardika 1 Endah@mahardika.ac.id, 2  muadi@mahardika.ac.id, 3 muhammadhaikal545@gmail.com,  4 fickakhotimah18@gmail.com  Alamat: Jl terusan kemuning no 199 karya Mulya evakuasi Cirebon 45135 Email korespondensi: Endah@mahardika.ac.id   Abstract. Human Immunodeficiency Virus (HIV) is one of the retro viruses that infects white blood cells which has an impact on a weakened immune system, damage to the function of cluster of differentiation 4 positive (CD4+) cells as well as other immune cells. CD4 count below 200, opportunistic infections and not taking treatment can exacerbate chronic conditions throughout life. The purpose of this study was to analyze nursing care for Mr. B with Stage 1 HIV at the Seroja Polyclinic, Gunung Jati Hospital, Cirebon City. The research design used was a descriptive case study including assessment, data analysis, nursing diagnoses, interventions, implementation and evaluation. This research was conducted in the seroja room of Gunung Jati Hospital, Cirebon City. Based on the results obtained, based on the assessment data, two nursing problems emerged, namely hyperthermia, related to the disease process marked by fever and secondly the risk of opportunistic infections associated with decreased immune system which was marked with a CD4 value close to 200. Actions taken were monitoring body temperature and collaborating on drug administration with doctors, providing health education about HIV, adherence to taking medication and advising regular eating patterns and adequate rest. It is recommended that health workers provide education about HIV/AIDS care and also provide medication taking assistance to prevent non-adherence in taking medication, social and spiritual  Keywords: HIV/AIDS, Nursing care    Abstrak. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan salah satu virus golongan retro virus yang menginfeksi sel darah putih yang berdampak pada sistem imunitas melemah, rusaknya fungsi sel cluster of differentiation 4 positive (CD4+) juga sel-sel kekebalan tubuh lainnya. Jumlah CD4  dibawah 200, infeksi oportunistik dan tidak  melakukan pengobatan dapat memperberat kondisi kronis sepanjang hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis asuhan keperawatan pada Tn. B dengan  HIV Stadium 1 di Poliklinik Seroja RSD Gunung Jati Kota Cirebon. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus deskriptif meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Penelitian ini dilakukan diruang seroja RSD Gunung Jati Kota Cirebon. Berdasarkan hasil yang didapatkan berdasarkan data pengkajian muncul dua masalah keperawatan yaitu hipertermia, berhubungan dengan proses penyakit di tandai dengan demam dan kedua resiko infeksi oportunistik behubungan dengan penurunan daya tahan tubuh di tandai dengan nilai CD4 mendekati 200. Tindakan yang dilakukan adalah monitor suhu tubuh dan kolaborasi pemberian obat dengan dokter, memberikan pendidikan kesehatan tentang HIV, kepatuhan minum obat serta anjurkan pola makan yang teratur dan istirahat yang cukup.  Disarankan tenaga kesehatan memberikan edukasi tentang perawatan HIV/AIDS dan juga melakukan pendampingan minum obat untuk mencegah ketidakpatuhan dalam minum obat, pendampingan secara sosial dan spiritual. Kata kunci : asuhan keperawatan, HIV/AIDS    e-ISSN : 2963-0703; p-ISSN : 2964-6324, Hal 210-216   LATAR BELAKANG Human Immunodeficiency  Virus (HIV) merupakan salah satu virus golongan retro virus yang menginfeksi sel darah putih, hal ini menimbulkan melemahnya sistem imunitas serta merusaknya fungsi sel cluster of differentiation 4 positive (CD4+) dan sel-sel kekebalan tubuh lainnya. Dampak yang ditimbulkan adalah pada perkembangan menjadi penyakit AIDS jika memiliki sistem kekebalan yang semakin parah, jumlah CD4 rendah dibawah 200, infeksi oportunistik dan tidak melakukan pengobatan sehingga mengalami kondisi kronis sepanjang hidup (Centers for Disease Control and Prevention/CDC, 2021). Angka prevalensi infeksi HIV/AIDS terus meningkat di seluruh dunia, kasusnya terus meningkat hingga 100 kali lipat sejak pertama kali ditemukan dan menyebar di sekitar 166 negara di dunia (Widiyanti M, Adiningsih, Alamudi. 2019)). Secara global, 37,7 juta (30,2- 45,1 juta) orang hidup dengan HIV. Diperkirakan 0,7% (0,6-0,9%) orang dewasa berusia 15-49 tahun di seluruh dunia hidup dengan HIV, Jumlah kumulatif penderita HIV di Provinsi Jawa Barat sebanyak 57.914 orang dan jumlah kumulatif penderita AIDS di Provinsi Jawa Barat adalah sebanyak 12.353 orang (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2022). Jumlah penderita HIV/AIDS Kota dan Kabupaten Cirebon tahun 2022 mencapai 1554 jiwa dan yang sudah melakukan pengobatan ARV hanya sebanyak 754 orang. Seseorang yang sudah terinfeksi HIV tidak akan langsung menunjukkan tanda atau gejalanya, karena penderita HIV akan melalui 3 fase klinis dan 4 stadium klinis. Pada stadium 1 tidak didapatkan tanda dan gejala yang berarti karena tidak terjadi penurunan berat badan bahkan jarang sekali disertai tanda dan gejala lainnya, tanda dan gejala yang paling umum adalah limfadenopati gneralisata persisten atau pembengkakan kelenjar getah bening (RD. Astuti 2020). Asuhan keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan dalam pelaksanaan tugas dalam keperawatan. Melihat jumlah presentase pasien HIV cukup banyak, maka pentingnya peran perawat dalam menberikan Asuhan Keperawatan secara tepat yang dapat membantu dan mengurangi angka kejadian dan mencegah infeksi oportunistik yang ditimbulkan oleh virus HIV. Maka peran perawat dalam penatalaksanaan atau pencegahan penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi dan keganasan secara primer yaitu memberikan pemberian pendidikan kepada klien untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit HIV dan pencegahan risiko infeksi oportunistik dengan perlindungan diri, dan hygiene personal. Peran sekunder dari perawat adalah mengajarkan untuk melakukan kompres hangat dan konsumsi paracetamol apabila demam serta mengedukasi pentingnya pengobatan ARV (Nursalam,  Studi Kasus : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan  HIV Stadium 1 di  Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon  212     Journal of Educational Innovation and Public Health - Vol.1, No.3 Juli 2023  2019). Kasus pada penelitian ini adalah seorang lelaki berusia 35 tahun diagnose HIV/AIDS Stadium 1, rutin kontrol di Poliklinik Seroja. Pada saat pengkajian pasien mengeluhkan demam sejak 1 bulan yang lalu. Hasil anamnesa diketahui bahwa pasien menderita HIV dan diagnosa ini ditegakkan oleh dokter penanggung jawab.   KAJIAN TEORITIS Infeksi HIV adalah suatu penyakit yang menyerang sel-sel pada kekebalan tubuh yang terdiri dari infeksi primer sampai dengan stadium lanjut. HIV termasuk kedalam golongan retrovirus yang membawa materi genetik dalam bentuk RNA dari DNA, infeksi HIV terjadi ketika sel CD4+ masuk kedalam sel inang, sehingga akan mereplikasi RNA virus dan protein virus serta menyerang sel  CD4 lainnya (Togatorop, 2021). Perjalanan klinis pasien dari tahap terinfeksi HIV sampai tahap AIDS, sejalan dengan penurunan derajat imunitas pasien. Penurunan imunitas tersebut biasanya diikuti dengan adanya peningkatan risiko dan derajat keparahan infeksi oportunistik serta penyakit keganasan. Dari semua orang yang terinfeksi HIV, sebagian berkembang menjadi AIDS pada tiga tahun pertama, 50% menjadi AIDS sesudah sepuluh tahun, dan hampir 100% pasien menunjukkan gejala AIDS setelah 13 tahun. Menurut Desmawati (2013) adapun tahapan infeksi HIV/AIDS terbagi menjadi 4 stadium klinis. Masalah keperawatan pada kasus HIV/AIDS stadium 1 berdasarkan kasus diantaranya adalah hipertermi berhubungan dengan proses penyakit, diare berhubungan dengan proses infeksi, deficit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis (adanya keengganan untuk makan) METODE PENELITIAN  Desain penelitian yang dipakai pada karya tulis ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan salah satu pendekatan kualitatif yang mempelajari fenomena khusus dan terjadi dalam satu system dengan waktu dan tempat yang terbatas. Dalam kasus ini penelitian diajukan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien HIV stadium 1. Studi kasus dapat menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan paliatif secara menyeluruh dan mendalam mulai dari pengkajian, perumusan diagnose keperawatan, intervensi/ rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi. Sebelum dilakukan penelitian responden diberikan informend consent sebagai salah satu etika dalam penelitian, selain itu nama responden juga dirahasiakan     e-ISSN : 2963-0703; p-ISSN : 2964-6324, Hal 210-216  HASIL DAN PEMBAHASAN  Hasil penelitian penelitian ini dilakukan dengan pengambilan kasus dan dilakukan pengkajian hingga evaluasi selama 3 hari. Kasus pada penelitian ini adalah seorang lelaki berusia 34 tahun, bekerja sebagai supir truk. Keluhan yang dirasakan demam selama 1 bulan lebih. Pasien mengaku sebelumnya sering aktivitas seksual dengan gonta ganti pasangan resiko seks vaginal). Kesadaran compos mentis, GCS 15 tekanan darah 120/90 mmHg, Suhu tubuh 38,80C, nadi 90x/menit, respirasi rate 22x/menit, SPO2 98%. Berat badan saat ini 65 Kg, TB 167 CM. pada pemeriksaan fisik secara head to toe tidak tampak kelainan. Pada pemeriksaan psikologis, pada awal di diagnosa pasien ada denial akan diagnosa, namun pada kunjungan kedua pasien menyatakan mulai bisa menerima diagnose tersebut walaupun masih ada perasaan yang mengatakan tidak mungkin, penyesalan akan pergaulan dan gaya hidupnya menjadikan dirinya perlahan mulai menerima kondisinya. Data hubungan social, pasien masih belum membuka pada masyarakat terkait dengan status penyakitnya (selain keluarga inti/istri). Pengakuan pasien pun saat ini pasien lebih berusaha untuk mendekatkan diri dengan Tuhan nya.  Hasil pemeriksaan penunjang haemoglobin 10,6g/dL, leucosit 14960 u/L, CD4 186cells/µL, SGOT 21 U/L, SGPT 13 U/L, ureum 10,7 mg/dL, Kreatinin 0,39 mg/dL. Terapi yang diperoleh adalah obat ARV TLE (tenovofir Lamifudin Evapiren) 1x1 diminum pada malam hari, cotrimoxazole dan paracetamol. Berdasarkan data tersebut dapat ditegakkan masalah keperawatan 1) hipertermi dan 2) resiko infeksi oportunistik (PPNI, 2020). Tindakan yang dilakukan untuk hipertermi diantaranya melakukan observasi vital sign, observasi suhu tubuh sangat diperlukan untuk memantau perkembangan akan penyakit, dimana suhu tubuh merupakan reaksi alarm yang menginformasikan bahwa tubuh dalam situasi bahaya. Tindakan lainnya seperti memberikan komptes hangat. Kompres hangat diperlukan untuk membantu dalam menurunkan suhu tubuh dengan efek vasodilatasi, penguapan suhu dari dalam tubuh melalui pori pori kulit. istirahat dan kolaborasi pemberian terapi per oral paracetamol 500 mg. pasracetamol merupakan obat golongan antipiretik yang bekerja menghambat prostaglandin yang memberikan efek nyeri pada tubuh. Sementara Tindakan yang dilakukan untuk resiko infeksi oportunistik diantaranya adalah mengajurkan pasien untuk cukup istirahat, pola makan yang teratur dan memberika edukasi tentang HIV/AIDS, kepatuhan dalam konsumi obat ARV, tidak berperilaku yang beresiko. (PPNI, 2020).  Studi Kasus : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan  HIV Stadium 1 di  Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon  214     Journal of Educational Innovation and Public Health - Vol.1, No.3 Juli 2023  Pembahasan  Pengkajian merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh perawat untuk pengumpulan data. Pada setiap asuhan keperawatan yang dilakukan tidak terlepas dari pengkajian oleh perawat. Pada pengkajian ini alat yang digunakan adalah format asuhan keperawatan. Menurut teori diagnosa keperawatan pada Human immunodeficiency virus (HIV) berdasarkan teori yaitu hipertermia, diare, dan defisit nutrisi. Sedangkan pada kasus terdapat dua diagnosa sesuai dengan data yang diperoleh saat pengkajian data subjektif (data keluhan yang dikatakan pasien) pasien mengatakan demam sejak 1 bulan yang lalu dan data objektif hasil pengkajian perawat didapatkan suhu 380C, kulit merah, suhu kulit hangat sehingga ditegakkan diagnosa hipertermia, berhubungan dengan proses penyakit di tandai dengan demam,  Manifestasi klinis pada orang yang terinfeksi dapat timbul paling cepat 1 sampai 4 minggu setelah pajanan. Pada kasus tersebut muncul gejala yaitu demam. Demam terjadi karena proses masuknya infeksi (virus HIV) kedalam tubuh sehingga tidak dapat melawan infeksi. Infeksi HIV di jaringan memiliki dua target utama yaitu sistem imun dan sistem saraf pusat. Gangguan pada sistem imun mengakibatkan kondisi imunodefisiensi pada cell mediated immunity kehilangan sel T ketidakseimbangan fungsi ketahanan sel T helper. Selain sel tersebut, makrofag dan sel dendrit juga menjadi target. HIV masuk ke dalam tubuh melalui jaringan mukosa dan darah pada kasus ini penyebabnya yaitu seks vagina selanjutnya sel akan menginfeksi sel T, sel dendritik dan makrofag. Infeksi kemudian berlangsung di jaringan limfoid dimana virus akan menjadi laten pada periode yang lama (Kummar, et al. 2014). Infeksi HIV menyebabkan penurunan sistem imun progresif akibat jumlah dan fungsi sel CD4 yang berkurang. Infeksi HIV menyebabkan AIDS yaitu suatu sindrom yang ditandai penurunan jumlah sel limfosit TCD4 dan ketidakmampuan mengontrol infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik pada dasarnya disebabkan oleh organisme dengan kemampuan virulensi rendah, pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang baik dapat mengatasi infeksi ini secara baik dan sempurna.  Pada diagnosa kedua resiko infeksi oportunistik behubungan dengan penurunan daya tahan tubuh di tandai dengan nilai CD4 mendekati 200. Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi mikroorganisme akibat adanya kesempatan untuk timbul pada kondisi-kondisi tertentu yang memungkinkan. Pengidap HIV di Indonesia cenderung mudah masuk ke stadium AIDS karena mengalami IO. Secara  klinis digunakan perhitungan jumlah limfosit CD4 sebagai pertanda munculnya IO pada penderita AIDS. Penurunan CD4 disebabkan oleh kematian CD4 yang dipengaruhi oleh HIV. Jumlah CD4 yang normal berkisar antara 410-1.590 sel/mL darah.    e-ISSN : 2963-0703; p-ISSN : 2964-6324, Hal 210-216  Ketika jumlahnya berada dibawah 350 sel/mL darah, kondisi tersebut sudah dianggap sebagai AIDS. Infeksi-infeksi oportunistik umumnya terjadi bila jumlah CD4 < 200 sel/mL atau dengan kadar lebih rendah. Berbagai infeksi oportunistik yang sering terjadi pada pasien HIV/AIDS adalah toksoplasmosis, kriptokokal, pneumonia, PPE, tuberkulosis paru, infeksi virus sitomegalo, sepsis, diare kronis, kandidiasis oroesofageal dan manifestasi infeksi pada kulit. Hal ini dikarenakan Orang dengan HIVAIDS (ODHA) cenderung lebih rentan akan infeksi, yang berhubungan dengan rendahnya jumlah CD4. Jumlah CD4 dapat menjadi penanda yang baik untuk menilai perkembangan dari HIV dan kemungkinan infeksi oportunistik.   Peningkatan CD4 dapat ditekan dengan kepatuhan minum obat ARV, Jika jumlah CD4 tidak terkontrol maka akan banyak menyebabkan berbagai jenis infeksi oportunistik karena system kekebalan tubuh yang semakin lama semakin menurun. Rihaliza, Arina Widya, Alfitri (2019)  KESIMPULAN DAN SARAN Pencegahan terjadinya infeksi opportunistik dilakukan dengan penegakan diagnose resiko infeksi opportunistik. Dengan memberikan edukasi, menganjurkan kepatuhan minum obat ARV, karena ARV dapat merubah jumlah CD4. Jika jumlah CD4 tidak terkontrol maka akan banyak menyebabkan berbagai jenis infeksi oportunistik karena system kekebalan tubuh yang semakin lama semakin menurun.     DAFTAR REFERENSI   RD. Astuti (2020). Resiliensi orang dengan HIV/Aids (ODHA) Di Jakarta Selatan Dalam Menghadapi Stigma dan Diskriminasi. Repository.uinjkt.ac.id https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/55830  Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021). HIV. https://www.cdc.gov/hiv/basics/whatishiv.html diakses pada tanggal 15/2/2023. Togatorop Lina B. 2021. Keperawatan Sistem Imun dan Hematologi. Medan : Yayasan Kita Menulis. Desmawati. 2013.Tahap Stadium HIV/AIDS. Journal Ilmiah Rosda. Jakarta. Dinkes Provinsi Jawa Barat, (2022). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2022. https://diskes.jabarprov.go.id/assets/profilpimpinan/profildinkes.pdf   Studi Kasus : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan  HIV Stadium 1 di  Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon  216     Journal of Educational Innovation and Public Health - Vol.1, No.3 Juli 2023  M. Kumar. 2017. Study of Viral Load and CD4 Count in Diagnosis of HIV-1Positive Patients. J. Fam. Med., vol.4, no.4, pp 4–6, doi:10.26420/jfammed.2017.1117 Nursalam, Kurniawati. (2009). Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi  HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika. Widiyanti M, Adiningsih, Alamudi. 2019). Karakteristik Demografi ODHA Di Papua. Journal of Health Science and Prevention. 2019. Feb  Persatuan Perawat Nasional Indonesia (2020). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Rihaliza, Arina Widya, Alfitri (2019) Hubungan Kepatuhan Minum Obat dan Jumlah CD4 Terhadap Kualitas Hidup Orang dengan HIV AIDS di Poliklinik Voluntary Counseling and Testing RSUP Dr M Djamil Padang . :https://doi.org/10.25077/jka.v8i4.1135     

Studi Kasus : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan  HIV Stadium 1 di  Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon

https://prin.or.id/index.php/Innovation/article/download/1695/1674

Studi Kasus : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan HIV Stadium 1 di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

PUSAT RISET DAN INOVASI NASIONAL