Transforming Da'wah into Interreligious Engagement: Examining the Eco-Bhinneka Muhammadiyah Initiative

Abstract

This article explores environmental awareness in interfaith da'wah and dialogue, featuring Muhammadiyah's Eco-Bhinneka program as a case study. Environmental issues have attracted significant global attention in recent years, prompting various religious communities to reflect on their teachings and practices related to ecological survival. Eco-Bhinneka Muhammadiyah is one of the programs initiated by Muhammadiyah, the largest organization in Indonesia, to face environmental challenges through a proactive approach and integrating da'wah principles to initiate interfaith dialogue. This research uses qualitative methods, adopts the inter-religious dialogue concept outlined in Paul Swidler's thoughts, and combines it with the concept of lived religion proposed by Devaka Premawardhana. The research shows that the program focuses on environmental conservation and uses the environment as a platform to engage in da'wah activities and promote inter-religious dialogue. Eco-Bhinneka Muhammadiyah is an inspiring example of how the concepts of da'wah and interfaith dialogue can be effectively complemented with environmental awareness to address pressing ecological challenges and promote greater harmony among communities with diverse religious backgrounds. The da'wah method highlighted in this study is progressive interpretive da'wah. [Artikel ini mengeksplorasi kesadaran lingkungan dalam dakwah dan dialog lintas agama, dengan menggunakan program Eco-Bhinneka Muhammadiyah sebagai studi kasus. Isu-isu lingkungan telah menarik perhatian dunia dalam beberapa tahun terakhir, mendorong berbagai komunitas agama untuk merefleksikan ajaran dan praktik mereka yang berkaitan dengan kelangsungan hidup ekologis. Eco-Bhinneka Muhammadiyah adalah salah satu program yang diprakarsai oleh Muhammadiyah, organisasi terbesar di Indonesia, untuk menghadapi tantangan lingkungan hidup melalui pendekatan proaktif dan mengintegrasikan prinsip-prinsip dakwah yang menginisiasi dialog antar agama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, mengadopsi konsep dialog antar agama yang diuraikan dalam pemikiran Paul Swidler, dan menggabungkannya dengan konsep agama sehari-hari yang diusulkan oleh Devaka Premawardhana. Hasil analisis menunjukkan bahwa program ini berfokus pada pelestarian lingkungan dan menggunakan lingkungan sebagai platform untuk melakukan kegiatan dakwah dan mempromosikan dialog antar agama. Eco-Bhinneka Muhammadiyah merupakan contoh inspiratif tentang bagaimana konsep dakwah dan dialog antar agama dapat dikombinasikan secara efektif dengan kesadaran lingkungan untuk mengatasi tantangan ekologis yang mendesak dan mempromosikan kerukunan yang lebih besar di antara masyarakat dengan latar belakang agama yang beragam. Metode dakwah yang ditekankan dalam penelitian ini adalah dakwah interpretatif progresif.

    Similar works