Kinerja Program Soil and Water Assessment Tools (SWAT) yang Dimodifikasi untuk Menduga Debit Sub-DAS Cimanuk Hulu

Abstract

Soil and Water Assessment Tool (SWAT) merupakan sebuah model hidrologi yang dikembangkan di Amerika Serikat untuk menganalisis dampak dari perubahan tata guna lahan terhadap hasil air (debit) dan sedimentasi.  Model ini telah banyak diterapkan di Asia.  Akan tetapi, neraca air di dalam model SWAT menggunakan neraca air untuk tanaman yang ditanam pada lahan kering (up land) termasuk tanaman padi.  Di Asia, khususnya di Indonesia, tanaman padi umumnya ditanam di lahan sawah.  Untuk menyesuaikan dengan kondisi lahan sawah, model SWAT telah dimodifikasi dengan mengacu kepada algoritma sawah yang dikembangkan oleh Sakaguchi et.al. (2014).  Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja model SWAT yang dimodifikasi untuk menduga debit Sub-DAS Cimanuk Hulu yang bersawah.  Hasil evaluasi menunjukkan bahwa model SWAT yang dimodifikasi dapat menduga debit relative lebih baik dibandingkan dengan modul SWAT original (tanpa algoritma sawah) yang ditunjukkan oleh nilai determinasi (R2) dan Nash-Sutcliffe efficiency (NSE).  Nilai R2 dari hasil kalibrasi model SWAT yang dimodifikasi, SWAT original lahan kering dan model SWAT pot-hole berturut-turut adalah 0.569, 0.494 dan 0.544.  Sedangkan nilai NSE dari hasil kalibrasi model SWAT yang dimodifikasi, SWAT original lahan kering dan model SWAT pot-hole berturut-turut adalah 0.521, 0.420 dan 0.50

    Similar works