GERAKAN PENCEGAHAN STUNTING MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN JEJAWI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR DESA BATUN BARU

Abstract

Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi. Standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference Study) tahun 2005 menunjukkan, nilai z-scorenya kurang dari -2SD dikatagorikan pendek, dan dikategorikan sangat pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD (Kemenkes RI, 2016). Faktor penyebab stunting dapat dikelompokan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung. Praktik pemberian kolostrum dan ASI eksklusif, pola konsumsi anak, dan penyakit infeksi yang diderita anak menjadi faktor penyebab langsung yang mempengaruhi status gizi anak dan bisa berdampak pada stunting. Dari 20 responden, didapatkan bahwa variabel stunting anak di Desa Batun Baru terbagi menjadi 33,4% atau sebanyak 5 anak stunting dan 66,6% atau 15 anak tidak stunting. Berdasarkan hasil pengumpulan data balita, maka diperoleh riwayat pemberian ASI untuk balita normal yaitu balita yang diberi ASI eksklusif dengan jumlah 10 orang (60%) dan tidak eksklusif dengan jumlah 5 orang (40%). Sedangkan untuk balita stunting yang mendapatkan ASI eksklusif berjumlah 2 orang (35%) dan tidak eksklusif 3 orang (65%)

    Similar works