Potensi gempa bumi yang sewaktu-waktu dapat terjadi kerap menjadi isu utama bagi pembangunan dan masyarakat. Upaya peningkatan budaya sadar bencana gempa perlu dilakukan guna memberikan edukasi dalam menyikapi bahaya gempa yang dapat terjadi di Kota Bengkulu. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengabdian berbasis riset, dimana pengukuran geofisik digunakan untuk mendeskripsikan kerentanan seismik Kota Bengkulu, melalui kerja sama kemitraan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu. Hasil pengukuran geofisik selanjutnya diolah lebih lanjut untuk mendapatkan parameter amplifikasi (A0) dan frekuensi dominan (f0). Kedua parameter tersebut kemudian dianalisis untuk mendeskripsikan indeks kerentanan seismik (Kg) di Kota Bengkulu. Pemaparan hasil analisis juga dilakukan sebagai transfer pemahaman kerentanan seismik kepada mitra. Hasil kegiatan memperlihatkan bahwa terdapat 211 titik yang diinvestigasi. Secara umum tingkat kerentanan seismik di Kota Bengkulu rata-rata pada level rendah dengan sangat tinggi dengan nilai kerentanan rata-rata berkisar pada 2,69 sampai dengan 36,31. Kecamatan Ratu Samban, Ratu Agung, Gading Cempaka, Kampung Melayu, dan Teluk Segara digolongkan sebagai wilayah dengan kerentanan sangat tinggi, dengan nilai maksimum rerata sebesar 36,31. Kecamatan Selebar dan Singaran Pati digolongkan sebagai wilayah dengan kerentanan tinggi dengan nilai maksimum rerata sebesar 5,97, Kecamatan Sungai Serut dengan kerentanan sedang dengan nilai maksimum rerata 4,41, dan Kecamatan Muara Bangkahulu dengan kerentanan rendah dengan nilai maksimum rerata 2,69. Kegiatan ini membantu mitra dalam memetakan kerentanan seismik di Kota Bengkulu