Pengaruh sabar terhadap kecenderungan menyakiti diri (self harm): Studi deskriptif kuantitatif kepada siswa SMA Muhammadiyah 4 Kota Bandung

Abstract

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. WHO mendefinisikan batas usia anak muda sebagai 12-24 tahun. Pada periode ini, individu mengalami pubertas atau kematangan seksual yang ditandai oleh perubahan hormon, kognitif, fisik, dan psikososial. Karena banyaknya perubahan ini, teori perkembangan Sigmund Freud menyatakan bahwa masa remaja sering kali penuh dengan konflik, di mana mereka yang kesulitan beradaptasi dapat menghadapi masalah. Penting bagi seseorang yang mengalami depresi atau stres untuk memahami dan mengamalkan konsep sabar, karena itu akan sangat bermanfaat dalam menghadapi situasi atau kondisi tersebut. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang sabar menjadi sangat diperlukan. Menurut Al-Ghazali, sabar adalah sikap batin yang ditunjukkan melalui penerimaan terhadap berbagai hal. Ini termasuk menerima tugas dalam bentuk perintah dan larangan, serta menerima perlakuan dari orang lain. Dalam penelitian ini, digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh sabar terhadap kecenderungan perilaku menyakiti diri (self harm) kepada siswa di SMA Muhammadiyah 4 Kota Bandung. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh dari sikap sabar terhadap kecenderungan perilaku menyakiti diri (self harm) dengan uji T didapat hasil nilai signifikansi uji T adalah 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa terdapat pengaruh signifikansi antara variabel X terhadap variabel Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap sabar memiliki pengaruh terhadap kecenderungan perilaku menyakiti diri (self harm) kepada siswa SMA Muhammadiyah 4 Kota Bandun

    Similar works