Seunuddon, salah satu distrik di Kabupaten Aceh Utara, menjadi salah satu kecamatan yang menjadi titik singgah burung migran. Sebanyak 32 spesies burung migran yang berasal dari beberapa negara teridentifikasi berada di kecamatan tersebut. Akan tetapi, karena kurangnya pemahaman dan edukasi terhadap burung migran, masyarakat lokal mengganggap keberadaan burung migran bukan sesuatu yang istimewa. Hilangnya nilai budaya konservasi dalam masyarakat Aceh mengakibatkan sulitnya upaya untuk melindungi kehadiran burung migran. Rendahnya pemahaman inilah yang menjadi latar belakang perlunya pemahaman nilai konservasi pada SDN 16 Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara. Metode kegiatan ini adalah learning by game berupa kegiatan pemaparan materi tentang konservasi dengan menggunakan bahasa Aceh, tanya jawab, kuis interaktif dan lomba mewarnai pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar SDN 16 Seunuddon. Dari hasil kegiatan didapatkan peningkatan pemahaman siswa mengenai burung migran dan konservasi wilayah pesisir. Berdasarkan hasil wawancara anak-anak lebih paham dengan menggunakan bahasa Aceh karena merupakan bahasa sehari-hari. Terdapat kenaikan yang cukup signifikan dari hasil kuis yang telah dilakukan yaitu nilai rata-rata pre-test yaitu 49,2 dan mengalami kenaikan pada nilai post-test sebesar 84,6. Untuk pemahaman siswa melalui tebak gambar, siswa mampu menjawab nama burung migran dari gambar yang disajikan. Sementara itu, untuk lomba mewarnai, 25 siswa mampu mewarnai gambar dengan objek burung migran dengan kategori baik dan 10 dengan kategori sangat baik