Studi Etnomedisin Tumbuhan Berkhasiat Obat Maag dan Asam Urat di Desa Sukaharja, Lebak - Banten

Abstract

Salah satu warisan budaya Indonesia dari nenek moyang yaitu pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional yang perlu untuk dilestarikan. Pelestarian dan pemanfaatan tanaman obat dapat dilakukan dengan berbagai metode penelitian antara lain melalui studi etnomedisin. Studi ini dilakukan di Desa Sukaharja, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang masyarakatnya masih menggunakan tanaman obat untuk mengobati berbagai penyakit, diantaranya maag dan asam urat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat, bagian yang digunakan, dan cara pengolahannya, serta Use Value dari masing-masing spesies. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan teknik snowball dan purposive sampling. Dari hasil penelitian ini diperoleh 25 jenis tanaman obat, dengan rincian penggunaan: 14 jenis untuk mengobati maag, 16 spesies untuk pengobatan asam urat, dan 5 spesies dapat dimanfaatkan untuk keduanya. Bagian tanaman yang digunakan yaitu rimpang, herba, dan daun dengan cara pengolahan direbus dan diparut, dikonsumsi 2 kali sehari. Dari analisis data,  UV tertinggi untuk tanaman berkhasiat mengobati asam urat adalah kiperuh (Plantago major, UV 0,67), salam (Syzygium polyanthum, UV 0,63), ciplukan (Physalis angulata, UV 0,614, pandan (Pandanus amaryllifolius, UV 0,57), dan temulawak (Curcuma zanthorrhiza, UV 0,54). Tanaman dengan nilai UV tertinggi untuk mengobati maag adalah cente (Lantana camara, 0,66), kunyit (Curcuma longa, 0,58), babadotan (Ageratum conyzoides, 0,54), temulawak (Curcuma zanthorrhiza, 0,52), dan sambung nyawa (Gymnanthemum amygdalinum, 0,46)

    Similar works