Evaluasi Pelayanan Pemantauan Terapi Obat di Rumah Sakit X Tangerang

Abstract

Therapeutic Drug Monitoring (TDM) is a clinical practice to increase the effectiveness of therapy and minimize the risk of adverse drug reactions (ADR). The purpose of this study is to describe the implementation of TDM, and whether it is in accordance with the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia (Permenkes) Number 72 of 2016 concerning pharmaceutical service standards at hospitals and the evaluation of TDM services conducted by pharmacists on inpatients. This research covers a descriptive study with a collection of retrospective data from TDM documents of inpatients during the period of January–May 2016 at X Hospital, Tangerang. The implementation of TDM by pharmacists based on the standards was 73%. The number of patients who met the inclusion criteria were 50 patients. Based on the diagnosis of the disease, patients with the potential of receiving TDM were patients with hypertension (10 patients; 20%), congestive heart failure (9 patients; 18%), and diabetes mellitus (8 patients; 16%). Whereas patients with both potential drug interaction and prescribed with more than 10 drugs was 29 patients (58%), patients with both potential drug interaction and diagnosed with three types of diseases was 19 patients (38%). The implementation of TDM in accordance with pharmaceutical service standards requires the competence of clinical pharmacist pharmacists with 2 years work experience. Potential drug interactions can be controlled by prioritizing TDM based on the number of drugs, complications of the disease and type of disease.Pemantauan terapi obat (PTO) merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD). Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan kesesuaian pelaksanaan PTO dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes) Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit dan mengevaluasi pelaksanaan PTO yang dilakukan apoteker terhadap pasien rawat inap. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif menggunakan dokumen PTO pasien rawat inap selama periode Januari – Mei 2016 di rumah sakit X Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian pelaksanaan PTO oleh apoteker berdasarkan standar adalah 73%. Jumlah pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 50 pasien. Profil potensi pasien yang mendapatkan PTO berdasarkan diagnosis penyakit adalah hipertensi 10 pasien (20%), gagal jantung kongestif 9 pasien (18%) dan diabetes mellitus 8 pasien (16%). Profil potensi terjadinya interaksi obat berdasarkan resep dengan jumlah obat lebih dari sepuluh adalah 29 pasien (58%). Profil potensi terjadinya interaksi obat pada pasien yang terdiagnosis lebih dari tiga macam penyakit adalah 19 pasien (38%). Pelaksanaan PTO sesuai standar pelayanan kefarmasian membutuhkan kompetensi apoteker farmasi klinik dengan pengalaman 2 tahun kerja. Potensi interaksi obat dapat dikontrol dengan melakukan prioritas PTO berdasarkan jumlah obat, komplikasi penyakit dan jenis penyakit

    Similar works