Jumlah Kunjungan, Profil Pengobatan, dan HRQoL Pasien Rawat Jalan DM Tipe 2 pada Era JKN

Abstract

Asuransi kesehatan pemerintah bertransformasi dari Asuransi Kesehatan (ASKES) menjadi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak 1 Januari 2014. Terdapat perbedaan metode pembayaran antara ASKES dan JKN. ASKES menggunakan metode fee for services dan JKN menggunakan metode INA-CBGs. Tujuan penelitian yaitu untuk melihat dampak pelaksanaan JKN terhadap jumlah kunjungan, profil pengobatan, dan Health Related Quality of Life (HRQoL) pada pasien DM tipe 2 rawat jalan pada salah satu RS tipe B di Jakarta. Penelitian dilakukan secara time series longitudinal. Total sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 103 pasien. Pasien laki-laki sebanyak 36(35%) dan perempuan 67(65%). Terdapat 98% pasien memiliki usia lebih dari 45 tahun. Sebanyak 95(92%) pasien dengan diagnosa DM tanpa komplikasi dan 8(8%) pasien DM dengan komplikasi. Setelah pelaksanaan JKN, terdapat penurunan jumlah kunjungan pasien dan jumlah obat perpasien baik pada pasien DM tanpa komplikasi dan komplikasi. Kami juga menemukan bahwa persentase obat non DM lebih tinggi dibandingkan dengan obat DM. Secara statistik, jumlah obat DM dan non DM tidak berbeda secara signifikan antara sebelum dan setelah JKN (P>0,05). Rata-rata skor HRQoL pada era JKN lebih besar dari 80. Skor ini menunjukkan bahwa pasien memiliki kualitas hidup yang baik. Berdasarkan analisa statistik, kualitas hidup pasien berbeda berdasarkan jenis kelamin dan usia. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jumlah obat dan profil pengobatan setelah pelaksanaan JKN dan pasien memiliki kualitas hidup yang baik pada era JKN baik.Public insurance has transformed since 1st January 2014 from Asuransi Kesehatan (ASKES) to Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). There is different payment method between ASKES and JKN. ASKES uses fee for services (FFS) method and JKN uses INA-CBG’s method. The aims of this research were to determine the impact of implementation of JKN to number of hospital visit, treatment profile, and HRQoL among type 2 DM outpatients at one of Hospital type B in Jakarta. The research was conducted by time series longitudinal. Total samples were 103 patients. Among of them were 36(35%) male and 67(65%) female. There were 98% patients with age of more than 45 years old. 95(92%) patients were diagnosed DM without complication and 8(8%) were DM with complication. After implementation of JKN, there were decreasing number of hospital visit and number of drug perpatient among type 2 DM outpatients without and with complication. We also founded that the percentage of non DM drugs was higher than DM drugs. Statistically, number of DM and non DM drugs was not difference significant between before and after JKN (P>0.05). Score average of HRQoL in era of JKN was more than 80. This score showed that patients had good quality of life. Related to statistical analysis, quality of life was difference based on gender and age. In conclusion, there were different number of drugs and treatment profile after JKN implemented and patients performed good quality of life in era of JKN

    Similar works