Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunaan metode saintifik dalam pembelajaran. Rancangan penelitian ini adalah dengan menggunaan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunaan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Acton Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek yang diambil sebanyak 26 orang siswa kelas X-2 MAL UIN SU Medan Tahun Ajaran 2015/ 2016. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Alquran Hadis materi keotentikan Alquran. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil belajar siswa yaitu persentase ketuntasan klasikal pada Pre-Test sebesar 11 siswa (42,30%), siklus I sebesar 18 siswa (69,23%) dan siklus II sebesar 22 siswa (84,61%)

Lubis, Reza Noprial

Indonesian

Diklinko Journals Publisher

 RAZIQ: Jurnal Pendidikan Islam https://jurnal.diklinko.id/index.php/raziq/   Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.  Halaman 1 dari 8  Upaya Peningkatan Hasil Belajar Alquran Hadis Pada Materi Keotentikan Alquran Melalui Pendekatan Saintifik Reza Noprial Lubis1 1 STAI “UISU” Pematangsiantar; rezanopriallbs@gmail.com  Article History Received: Revised: Accepted: 2 Mei 2023 7 Mei 2023 20 Mei 2023 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunaan metode saintifik dalam pembelajaran. Rancangan penelitian ini adalah dengan menggunaan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunaan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Acton Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek yang diambil sebanyak 26 orang siswa kelas X-2 MAL UIN SU Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Alquran Hadis materi keotentikan Alquran. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil belajar siswa yaitu persentase ketuntasan klasikal pada Pre-Test sebesar 11 siswa (42,30%), siklus I sebesar 18 siswa (69,23%) dan siklus II sebesar 22 siswa (84,61%). Kata Kunci: Pendekatan saintifik, Hasil belajar Alquran Hadis, Peningkatan hasil belajar materi keotentikan Alquran.  ABSTRACT This research aims to determine students' learning outcomes after using the scientific method in teaching. The research design employs the Classroom Action Research method, conducted in two cycles, each consisting of four stages: planning, implementation, observation, and reflection. The subjects consist of 26 students from class X-2 MAL UIN SU Medan Academic Year 2015/2016. The results of this study indicate that the use of the scientific approach can improve students' learning outcomes in the Quran Hadith lesson, specifically on the authenticity of the Quran. This is evident from the students' learning outcomes: the classical completeness percentage in the Pre-Test was 11 students (42.30%), in Cycle I it increased to 18 students (69.23%), and in Cycle II it further increased to 22 students (84.61%). Keywords: Scientific approach, Quran Hadith learning outcomes, Improvement of learning outcomes in the authenticity of the Quranic material.   Upaya Peningkatan Hasil Belajar Alquran Hadis Pada Materi Keotentikan Alquran Melalui Pendekatan Saintifik 2 A. PENDAHULUAN Guru dalam proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon dapat memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi serta pengetahuan, tidak mungkin bisa menggantikan peran guru dalam proses belajar mengajar (Sanjaya, 2008: 280). Guru sebagai tenaga profesi, tidak hanya sekedar bediri di depan kelas, melainkan diharapkan guru dapat menjadi agen perubahan, menjadi motor penggerak pembangunan, dan guru yang pofesional mendapat tempat baik di masyarakat maupun di pemerintah. Pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan siswa tidak dapat mengembangkan pengetahuannya. Sehingga ini berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Pendidikan di sekolah merupakan tanggung jawab bersama, terlebih bagi guru. Guru sebagai pendidik yang berhubungan langsung dengan anak didik harus ikut memperhatikan dan bertanggungjawab atas kemajuan serta peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu yang harus dilakukan oleh guru adalah memiliki keterampilan mengajar dan menguasai berbagai model, pendekatan dan strategi pembelajaran. Hal ini dapat mempengaruhi siswa untuk lebih aktif belajar sehingga dapat terciptanya hubungan timbal balik (feed-back) antara guru dan siswa. Penggunaan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan peserta didik, materi serta media akan membantu kelancaran, efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam memilih dan menentukan serta terampil dalam menggunakannya agar potensi peserta didik berkembang dan proses pembelajaran dirasakan menyenangkan sehingga tercapai pembelajaran yang efektif. Model pembelajaran saintifik yang sekarang sedang digalakkan, khususnya dalam implementasi kurikulum 2013, akan membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran saintifik sangat berhubungan dengan konsep penelitian ilmiah, yang memuat kegiatan mengajukan pertanyaan, mengumpulkan, mengolah data dan mendiskusikannya untuk menjawab pertanyaan dan akhirnya menjawab pertanyaan tersebut dengan cara mengkomunikasikannya. Pendekatan saintifik merupakan salah satu metode yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Guru dapat menerapkannya dengan maksimal diharapkan akan dapat mengembangkan atau meningkatkan perhatian siswa selama pemebelajaran berlangsung. Hal ini juga diharapkan dan diyakini dapat meningkatkan hasil belajar yang baik. Model pembelajaran proses saintifik merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa braktivitas sebagaimana seorang ahli sains. Dalam praktiknya siswa diharuskan melakukan serangkaian aktivitas selayaknya langkah-langkah penerapan metode ilmiah. Serangkaian aktivitas dimaksud meliputi: (1) Merumuskan masalah; (2) Mengajukan hipotesis; (3) Mengumpulkan data; (4) Mengolah dan menganalisis data dan; (5) Membuat kesimpulan (Abidin, 2014: 125). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Alquran Hadis Pada Materi Keotentikan Alquran Melalui Pendekatan Saintifik 3  Gambar 1. Langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik Metode mengamati menggutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang. Metode ini juga cukup mudah dalam pelaksanaannya. Guru memberi fasilitas peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka utuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang terpenting dari satu benda atau objek. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dan dibaca. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hasil pengamatan obyek yang konkrit sampai kepada yang abstrak yang berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, ataupun hal lain yang lebih abstrak (Abidin, 2014: 133-134). Guru yang efektif yakni guru yang mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajaran yang baik (Abidin, 2014: 133-134). Kegiatan menalar/ menyimpulkan informasi ialah sebagaimana yang disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum menerangkan bahwa menyimpulkan informasi adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiata mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengelolaan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar sosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemauan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori (Daryanto, 2013: 70). Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dpat dilakukan melalui Upaya Peningkatan Hasil Belajar Alquran Hadis Pada Materi Keotentikan Alquran Melalui Pendekatan Saintifik 4 menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, megasosiasi dalam menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Pembelajaran saintifik memiliki beberapa ciri, yaitu: 1) Berpusat pada siswa; 2) Melibakan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip; 3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, dan; 4) Dapat mengembangkan karakter siswa. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, diperoleh temuan mengenai penelitian tentang pendekatan saintifik yang dilakukan oleh Arifudin Hidayat yang menemukan peningkatan hasil belajar siswa kelas I-B pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pada ranah kognitif, nilai rata-rata siswa pada saat pretest menunjukkan 62,89 dengan persentase ketuntasan sebesar 14,81% yang dapat dikategorikan tidak baik. Selanjutnya nilai Post-Test siklus I dengan rata-rata 80,04 dengan persentase ketuntasan sebesar 62,96% dikategorikan cukup baik. Selanjutnya untuk pos-test siklus II sebesar 82,04 dengan persentase ketuntasan sebesar 62,96%. Dengan demikian, terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dengan adanya pembelajaran melalui pendekatan saintifik, pembelajaran akan menjadi lebih menarik, lebih hidup dan jauh dari rasa bosan karena siswa lebih aktif mulai dari pembelajaran, pemecahan masalah dan mencoba bahkan mempresentasikan hasil dari pengamatan mereka tentang materi yang dipelajari. Melalui pendekatan saintifik, siswa dapat berkomunikasi dan memecahkan masalah yang mereka hadapi pada saat mereka mencoba memahami materi tersebut bersama teman kelompoknya. B. METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang berguna untuk mengungkap kesulitan belajar siswa dalam proses pembelajaran serta cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar pada bidang studi Alquran Hadis materi Keotentikan Alquran. Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dimana dalam penelitian ini terkandung tiga kata, yakni penelitian (menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan cara menggunakan cara dan aturan terminology tertentu), tindakan (menunjukkan pada suatu objek kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu), dan kelas (sekelompok orang yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula) (Arikunto, 2007: 2-3). Adapun subjek dari penelitian ini ialah hasil belajar Alquran Hadis pada materi keotentikan Alquran, dan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah siswa Kelas X-2 MAL UIN SU Medan yang berjumlah 26 orang siswa yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Alquran Hadis Pada Materi Keotentikan Alquran Melalui Pendekatan Saintifik 5  Gambar 2. Siklus penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2007: 74) Adapun penelitian ini dilaksanakan dalam satu siklus, yang dimulai dengan perencanaa, tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Kemudian dilanjutkan dengan siklus I, lalu tes siklus I (Pos-test I). Jika sampai pada satu siklus hasil belajar siswa menunjukkan tidak tuntas, maka dilanjutkan dengan pembelajaran siklus II dan melakukan tes siklus II (Pos-test II). C. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Laboratorium UIN SU Medan Tahun Ajaran 2015/ 2016, terlebih dahulu peneliti melakukan tes awal yang bertujuan untuk melihat dan merumuskan masalah yang diperoleh dari hasil tes awal sebelum menentukan perencanaan (planning) dan tindakan (acting) dalam penelitian tindakan kelas (Classroom action research) dari 26 orang siswa yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan yang akan diberikan tindakan menggunakan pendekatan saintifik (scientific) untuk peningkatan hasil belajar Alquran Hadis materi keotentikan Alquran. No. Perlakuan Jumlah Indikator benar Rata-rata 1. Pre-Test 318 12,23 2. Post-Test I 346 13,30 3. Post-Test II 391 15,03 Tabel 1. Hasil perhitunran klasikal Tabel tersebut, dijelaskan lebih lengkap dalam tampilan visual diagram berikut ini: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Alquran Hadis Pada Materi Keotentikan Alquran Melalui Pendekatan Saintifik 6  Tabel 2. Diagram hasil pre-rest Berdasarkan hasil Pre-Test di atas, dapat dilihat berupa permasalahan yang dialami siswa dalam mempelajari Alquran Hadis adalah siswa kurang memahami tentang Alquran sebagai mu’jizat dan bukti keotentikan Alquran. Oleh sebab itu, perlu dilakukan tindakan I. Pada tahap ini, peneliti mulai merancang perencanaan dan pelaksanaan dengan menerapkan pendekatan saintifik. Setelah dilakukan tindakan I dengan penerapan saintifik, selanjutnya dilakukan tes untuk mengetahui hasil tes setelah diberikannya tindakan I. Adapun hasil dari pos-test I (tes siklus I) dapat dilihat pada tabel di bawah ini: No. Hasil Tes Jumlah Siswa Persentase Ket. 1. Skor ≥ 2,66 18 69,23% Tuntas 2. Skor ≤ 2,66 8 30,73% Tidak Tuntas Tabel 3. Hasil Post-Test I (Siklus I) Berikut tampilan diagram batang untuk hasil ketuntasan belajar Siklus I:  Gambar 3. Diagram hasil belajar Post-Test I (Siklus I) Pada tahap ini diperoleh data tingkat ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 69,23% namun belum memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal yang diharapan yaitu 80%. Beberapa faktor penyebab antara lain: a) siswa kurang paham dengan materi yang disampaikan; b) kurang Upaya Peningkatan Hasil Belajar Alquran Hadis Pada Materi Keotentikan Alquran Melalui Pendekatan Saintifik 7 aktifnya siswa dalam pembelajaran, dan; c) banyaknya siswa yang kurang mampu menjawab soal pada tes hasil belajar I. Berdasarkan refleksi di atas, maka perlu dilakukan tindakan II dengan lebih menekankan pendekatan saintifik. Adapun data yang dihasilkan setelah melakukan dan menilai melalui pos-test II, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: No. Hasil Tes Jumlah Siswa Persentase Ket. 1. Skor ≥ 2,66 22 84,61% Tuntas 2. Skor ≤ 2,66 4 15,38% Tidak Tuntas Tabel 4. Hasil Post-Test Siklus II Berikut diagram batang menggambarkan hasil Post-Test Siklus II:  Tabel 5. Diagram hasil ketuntasan belajar siklus II Setelah diberikan tindakan pada siklus II sebanyak 2 kali pertemuan, diperoleh data persentase nilai rata-rata 3,00 serta tingkat ketuntasan belajar secara klasikal siswa sebesar 84,61%. Berikut ini dapat dilihat nilai rata-rata hasil belajar siswa mulai dari tindakan awal Pre-Test, siklus I (Post-Test I) dan siklus II (Post-Test II). Siklus Tidak Tuntas Persentase Tuntas Persentase Nilai Rata-rata Pre-Test 15 58% 11 42% 2,44 Post-Test I 8 31% 18 69% 2,66 Post-Test II 4 15% 22 85% 3,00 Tabel 6. Nilai Pre-Test, Post-Test I dan Post-Test II Dari analisis daya yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil Pre-Test yang dilakukan, masih banyak siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal, tetapi setelah dilakukandan diberikan pembelajaran melalui pendekatan saintifik pada siklus I, adanya peningkatan hasil belajar siswa pada materi keotentikan Alquran yang mencapai kriteria ketuntasan minimal dari 11 orang siswa menjadi 18 orang siswa. Dikarenakan belum mencapai ketuntasan secara klasikal, maka dilanjukan ke siklus II. Permasalahan yang ditemukan ialah siswa kurang fokus pada saat proses pembelajaran. Permasalahan lain yang ditemukan ialah suasana kelas yang kurang aktif. Tidak banyak siswa yang mengeksplorasi keilmuan yang didapatnya dari lingkungan luar sekolah, sehingga tidak Upaya Peningkatan Hasil Belajar Alquran Hadis Pada Materi Keotentikan Alquran Melalui Pendekatan Saintifik 8 dapat merangsang siswa-siswi yang lain dalam bereksplorasi. Dengan demikian, suasana aktif yang diharapkan tidak tercipta di lingkungan kelas. Pada siklus II dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan aktifitas siswa dari siklus sebelumnya. Dari tes hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa. Peningkatan ini terjadi karena telah diberikannya pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yang lebih baik lagi yang dirancang pada siklus II yang beracuan pada refleksi dan pengalaman di siklus I. Pada tes hasil belajar II, diperoleh hasil penelitian yaitu persentase nilai rata-rata setelah dikonferensi sebesar 3,00 serta tingkat ketuntasan belajar secara klasikal siswa sebesar 84,61%. Ini berarti terlihat ada peningkatan dari siklus ke siklus. Peningkatan persentase nilai rata-rata hasil belajar siswa dari tes sebelumnya yaitu 2,66 dan peningkatan ketuntasan klasikalnya sebesar 69,23% dan pada siklus II didapati hasil bahwa kriteria ketuntasan belajar secara klasikal yang diharapkan telah tercapai. Namun demikian, masih terdapat beberapa siswa yang belum memperoleh ketuntasan belajar per-individu walaupun nilai-nilai yang diperoleh sudah meningkat dibandingkan pada siklus I. D. KESIMPULAN Dari hasil penelitian peningkatan hasil belajar Alquran Hadis dengan metode saintifik, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Hasil belajar Alquran Hadis sebelum pelaksanaan pendekatan saintifik di kelas X-2 MAL UIN SU Medan, diperoleh data 11 orang siswa (42,30%) tuntas, sedangkan 15 orang siswa (57,69%) tidak tuntas; 2) Respon siswa pada saat diterapkannya pendekatan saintifik cukup terlihat positif. Ini terbukti dari data tes hasil belajar I yang dilaksanakan pada siklus I setelah dilakukan pembelajaran dengan pendekatan saintifik bahwa terdapat 18 orang siswa (69,23%) sudah tuntas sedangkan 8 orang siswa (30,76%) belum tuntas, dan; 3) Adapun peningkatan hasil belajar Alquran Hadis setelah melakukan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik terlihat jelas dari data yang diperoleh setelah melakukan tes hasil belajar II, diperoleh data 22 orang siswa (84,61%) sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal, sedangkan 4 orang siswa (15,38%) belum mencapai kriteria ketuntasan Minimal. E. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y. 2014. Desain System Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT. Refika Aditama. Arikunto, S. et al., 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Daryanto. 2013. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Grava Media. Permendikbud. No. 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.  Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.    

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Alquran Hadis Pada Materi Keotentikan Alquran Melalui Pendekatan Saintifik

https://jurnal.diklinko.id/index.php/raziq/article/download/75/30

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Alquran Hadis Pada Materi Keotentikan Alquran Melalui Pendekatan Saintifik

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Diklinko Journals Publisher