Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk Menduga Indeks Produktivitas Tanaman Dan Keberlanjutan Lahan Kopi Rakyat Di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang

Abstract

Kecamatan Wajak memiliki karakteristik lahan berpasir dan lereng beragam yang terletak di lereng Gunung Semeru. Saat ini, di Kecamatan Wajak juga sedang dilakukan pengembangan komoditas pertanian khususnya tanaman kopi. Hal ini didukung dengan bertambahnya luasan lahan kopi dari tahun 2018 ke 2019 sebesar 31,20%. Sedangkan kondisi lahan dengan lereng beragam dan didominasi lereng curam akan menimbulkan permasalahan lahan, meliputi bahaya erosi maupun longsor, serta adanya perbedaan kandungan hara tanah yang signifikan. Maka perlu upaya pendugaan produksi kopi dan keberlanjutan lahan untuk budidaya tanaman kopi melalui pemodelan indeks produksi kopi maupun indeks keberlajutan lahan kopi. Metode penilaiannya secara terrestrial, yang memiliki tingkat akurasi tinggi. Selain itu, monitoring secara cepat juga dapat digunakan untuk menilai keberhasilan kebun kopi rakyat melalui penginderaan jauh yang memanfaatkan transformasi spektral citra beresolusi tinggi berupa Citra Sentinel 2A. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan keterkaitan faktor indeks tanaman, indeks tanah, dan indeks vegetasi maupun indeks tanah dalam menganalisis produksi kopi rakyat. Metode penentuan titik pengamatan berupa stratified random sampling, dengan strata berupa luas lahan kopi, umur produktif kopi, dan aksesbilitas. Terdapat 33 titik pengamatan, di mana luas plot pengamatan data produksi sebesar 10×10 m sesuai ukuran pixel citra Sentinel 2A. Penelitian dilakukan dengan mengambil data produksi kopi (ton/ha) 1 kali musim panen sebagai variabel terikat. Penelitian dilakukan dengan menganalisis berdasarkan data satelit, tanah, dan tanaman. Data citra Sentinel 2A diunduh tanggal 22 Juli 2022. Data citra Sentinel 2A digunakan untuk transformasi spektral ke dalam berbagai indeks vegetasi maupun indeks tanah. Data indeks produktivitas tanaman diperoleh berdasarkan parameter meliputi diameter batang (DB), diameter kanopi (DK), jumlah cabang produktif (JCP), panjang cabang produktif (PCP), leaf area index (LAI), dan total klorofil (TK). Data indeks keberlanjutan lahan diperoleh menggonakan pendekatan data erodibilitas tanah (K) (stuktur tanah, tekstur tanah, permeabilitas, dan bahan organik) dan indeks produktivitas tanah (kedalaman efektif, lereng, tekstur tanah lapisan 0-30 cm dan 30-60 cm, drainase, KB, KTK, pH dan % C-Organik). Analisis data statistik berupa uji normalitas, korelasi, regresi linier, multi linier berganda, dan eksponensial. Penyusunan model menggunakan software ArcGIS 10.8 dan RStudio. Hubungan antara indeks keberlanjutan lahan, indeks produktivitas tanaman, SR dan NDSI terhadap produksi kopi apat dinyatakan dalam bentuk triple bottom line yang tergolong berlanjut, karena memiliki hubungan yang signifikan terhadap produksi kopi. Hubungan antara SR terhadap produksi kopi menghasilkan model berupa Ŷ= (0,27×SR)-0,74 (r=0,88; R2=0,77, ρ(value)<0,05). Hubungan NDSI terhadap produksi kopi menghasilkan model berupa Ŷ= 0,13e3.06×NDSI (r=0,50; R2=0,27, ρ(value)<0,05). Hubungan indeks erodibilitas tanah dengan produksi kopi menghasilkan model berupa Ŷ= 0.032e6.0737×Erodibilitas Tanah (r=0,81; R2=0,67, ρ(value)<0,05). Hubungan antara indeks produktivitas lahan dengan produksi kopi menghasilkan model berupa Ŷ= 0,42e0.02×Indeks Produktivitas Lahan (r=0,57; R2=0,36, ρ(value)<0,05). Indeks produksi kopi berbasis parameter tanaman dengan produksi kopi mengahsilkan model berupa Ŷ=(0.163×LAI)+(0.035×NPB)+(0.792×LPB)+(0.974*SD)+(0.032*CD)-(0.0002×TC))–1.135 (r=0,93;R2=0,82, ρ(value)<0,05). Hubungan antara indeks produktivitas tanaman dengan produksi kopi menghasilkan model berupa Ŷ= (0,02×Indeks Produktivitas Tanaman)+0,51(r=0,87; R2=0,76, ρ(value)<0,05)

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions