Hubungan Lingkungan Kerja Perawat dan Perilaku Caring dengan Missed Nursing Care Perawat di RSUD Lawang Kabupaten Malang

Abstract

Lingkungan kerja perawat yang sehat, aman, efisien dan memuaskan berpengaruh terhadap kinerja. Memberdayakan perawat, perilaku caring dan hubungan interpersonal di tempat kerja sangat penting untuk mencapai lingkungan kerja yang sehat dan perawatan pasien yang berkualitas. Peneliti terdahulu menyampaikan pengaruh dari lingkungan kerja perawat dan missed nursing care (MNC), namun masih belum banyak penelitian yang menunjukan pengaruh perilaku caring terhadap kejadian missed nursing care di Indonesia. Sejumlah alasan lain di balik mengapa perawatan terlewatkan, telah didokumentasikan sebagai lingkungan kerja non fisik, dimana lingkungan non-fisik adalah kondisi lingkungan kerja yang berupa suasana kerja, hubungan kerja, atau kondisi kerja. Terkait sumberdaya manusia, sumberdaya material, dan komunikasi, kerja tim yang buruk dengan proses delegasi yang tidak efektif, bekerja dalam shift, dan jumlah staf juga tingkat pengalaman klinis yang dimiliki staf dianggap sebagai penyebab keperawatan yang tertunda atau terlewatkan. Beberapa dampak dari missed nursing care terhadap kualitas pelayanan keperawatan, antara lain: 1) Kualitas pelayanan asuhan keperawatan menurun; 2) Pemulangan pasien menjadi lebih lama; 3) Keselamatan pasien; 4) Resiko kesalahan pengobatan; 5) Kepuasan pasien, dll. Faktor lingkungan dan perilaku caring merupakan dua dari beberapa konsep keperawatan mencakup 4 (empat) konsep yaitu, caring merupakan apa yang dilakukan perawat, manusia adalah tujuan dari apa yang dilakukan perawat, kesehatan menjadi tujuan dan lingkunganlah tempat perawat merawat, dianggap sebagai penyebab keperawatan yang tertunda atau terlewatkan. Ada 4 dimensi missed nursing care atau asuhan keperawatan yang diperlukan tetapi tidak dilakukan karena tidak tersedianya waktu untuk menyelesaikan pada shift jaga perawat. Dalam penelitian ini digunakan instrument (PES-NWI)-31 untuk mengkaji dukungan lingkungan kerja perawat karena dianggap relevan dan terbaru dari semua instrumen pengukuran lingkungan kerja. Pengukuran perilaku caring menggunakan instrumen (CBI)-24. Missed nursing care diukur dengan menggunakan MISSCARE Survey. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja dan perilaku caring perawat dengan Missed nursing care serta mana yang memiliki hubungan lebih dominan, untuk selanjutnya dapat menjadikan solusi dan pengembangan strategi bagi manajer keperawatan dan rumah sakit dalam menurunkan kejadian asuhan keperawatan yang terlewatkan. Penelitian kuantitatif ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 103 responden perawat yang bekerja di ruang rawat inap menjadi responde penelitian. Pengambilan data menggunakan instrumen kuisioner yang diisi langsung oleh responden perawat melalui link google form. Analisis univariat digunakan untuk melihat gambaran karakteristik responden yang dipresentasikan dalam bentuk tabel dan prosentase. Analisis bivariat data berdistribusi normal menggunakan Uji Pearson correlation Ditemukan nilai signifikansi (p value = 0,000 <0,05) untuk lingkungan kerja juga perilaku caring sehingga dapat disimpulkan artinya H1 dan H2 diterima. Sedangkan analisis multivariat menggunakan uji regresi linier berganda dengan hasil lingkungan kerja dan caring secara parsial serta bersama-sama atau simultan berhubungan dengan missed nursing care, sebesar 67%, sementara 33% sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian. Dengan model persamaan sebesar 183,601. Hal ini menunjukkan bahwa jika semua variabel independen meliputi lingkungan kerja perawat (X1=-0,687) dan perilaku caring (X2=-0,506) bernilai 0 persen atau tidak mengalami perubahan, maka nilai kejadian missed nursing care adalah 183,601. Variabel yang berhubungan paling dominan terhadap kejadian MNC adalah variabel perilaku caring dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,506 dengan nilai p value 0,000 < 0,005. Hal ini berarti kenaikan 1% pada perilaku caring menyebabkan penurunan kejadian missed nursing care sebesar 0,506. Hasil penelitian memberikan gambaran secara keseluruhan bahwa lingkungan kerja dan perilaku caring berhubungan dengan missed nursing care dalam derajat atau tingkat korelasi kuat. Dengan arah hubungan negative (-) atau berlawanan arah, yang artinya bahwa semakin tinggi dukungan lingkungan kerja perawat dan perilaku caring maka semakin rendah/menurun kejadian missed nursing care, dan sebaliknya. Sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh langsung dengan asuhan keperawatan yang terlewat, interaksi pasien berdasarkan perilaku caring memastikan kondisi kerja yang lebih baik dan perawatan kesehatan yang lebih berkualitas sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya asuhan keperawatan yang terlewat. dimana hal ini terkait dengan asuhan keperawatan yang pada akhirnya juga mengarah pada kepuasan dan keselamatan pasien. Ada hubungan lingkungan kerja perawat dengan missed nursing care perawat di rumah sakit umum daerah Lawang Kabupaten Malang. Fondasi keperawatan untuk kualitas keperawatan, menjadi dimensi yang memiliki rentang paling mendekati dari lingkungan kerja perawat. Partisipasi perawat dalam urusan RS, menjadi dimensi yang memiliki rentang paling menjauhi atau rendah dari lingkungan kerja perawat. Namun secara keseluruhan lingkungan kerja di RSUD Lawang ditemukan baik/mendukung. Ada hubungan perilaku caring dengan missed nursing care perawat di rumah sakit umum daerah Lawang Kabupaten Malang. Knowledge and skill (pengetahuan dan keterampilan), menjadi dimensi yang memiliki rentang paling mendekati dari perilaku caring perawat. Connectedness (berhubungan/keterhubungan) menjadi dimensi yang memiliki rentang paling menjauhi atau rendah dari perilaku caring. Namun secara keseluruhan perilaku caring perawat di RSUD Lawang ditemukan sangat caring namun cenderung rendah. Assessment (penilain perawatan berkelanjutan) menjadi dimensi yang memiliki rentang paling menjauhi atau rendah terhadap kejadian missed nursing care, namun secara keseluruhan kejadian missed nursing care tidak pernah sampai kadang terlewatkan. Kesimpulan pada penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan berlawanan arah antara lingkungan kerja dan perilaku caring dengan MNC, dimana perilaku caring memiliki hubungan lebih dominan dengan MNC. Hasil ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi manajer keperawatan dan organisasi rumah sakit untuk dukungan organisasi, memfasilitasi dan manajemen sumberdaya material juga sumberdaya manusia, serta komunikasi, dapat mempengaruhi peningkatan kualitas pelayanan, yang selanjutnya turut serta menciptakan rasa puas dari konsumen (pasien). Tata kelola proses keperawatan, manajemen sumberdaya khususnya perawat dengan peningkatan perilaku caring, dan supervise atau monitoring berkala dapat memberikan umpan balik dalam meminimalisir kejadian missed nursing car

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions