EVALUASI PASCA HUNI KEBERLANJUTAN PERUMAHAN MURAH TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Abstract

In 2019, Indonesia was experiencing a housing backlog of around 7.6 million housing that must bemet by providing new houses. Therefore there was a policy to overcome it through “one millionhousing” program. Salatiga City is one of the cities in Indonesia as a pilot project which hasconstructed provision of low-cost housing. While the current problem condition that happens is somefacilities and infrastructure were unconstructed yet. Low-cost housing provision is just focused onhousing units neglecting housing facilities and infrastructure that provided services for residents inpost-occupancy. This research aims to assess the performance of residential housing and examinethe gap factors influencing sustainability from a post-occupancy evaluation (POE) of low-cost housingprojects. This research was conducted by assessing performance factors influencing sustainabilityby POE to value the quality of the residential environment. The result showed that factors includingutility conditions; safety comfortability; social interactions; and access to workplace have goodperformance. While other factors have not met the score for good performance. This research hasknown that low-cost housing for civil servants can be said as unsustainable. The environmentalaspect had an important role in the sustainability of low-cost housing. Building unit condition,infrastructure and neighborhood facility are factors with a big importance in influencing sustainabilityof environmental aspect. Therefore, these factors need to get the main attention in the government’snext low-cost housing development projects in supporting one million housing program policy.Pada tahun 2019, Indonesia memiliki housing backlog sebesar 7,6 juta rumah yang perlu diakomodir dengan pemenuhan perumahan baru. Oleh karena itu ada kebijakan melalui program “satu juta rumah.” Kota Salatiga merupakan salah satu kota sebagai percontohan yang membangunperumahan murah. Namun kondisi yang saat ini terjadi, beberapa perumahan fasilitas daninfrastruktur perumahan belum terbangun. Perumahan murah ini hanya berfokus pada kondisi bangunan tanpa memperhatikan fasilitas dan infrastruktur skala lingkungan bagi penghuni setelah pasca huni. Penelitian ini bertujuan untuk menilai performa lingkungan perumahan dan menilai faktor kesenjangan yang mempengaruhi keberlanjutan perumahan dilihat dari Evaluasi Pasca Huni (EPH) dari proyek perumahan murah. Penelitian ini dilaksanakan dengan menilai performa faktor-faktor hunian perumahan yang mempengaruhi keberlanjutan dengan EPH untuk menilai kualitas dari lingkungan hunian tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor seperti kondisi utilitas; kenyamanan keamanan; interaksi sosial dan akses ke tempat kerja memiliki performa yang baik. Namun faktor lainnya tidak memenuhi performa yang baik. Melalui penelitian ini diketahui bahwa perumahan murah bagi PNS dapat dikatakan tidak berkelanjutan. Aspek lingkungan memiliki peran penting dalam mempengaruhui keberlanjutan perumahan murah. Kondisi bangunan, infrastruktur dan fasilitas perumahan adalah faktor yang memiliki peran yang tinggi dalam mempengaruhikeberlanjutan, namun memiliki performa yang rendah. Oleh karena itu, faktor tersebut perlumendapatkan prioritas utama dalam proyek pembangunan perumahan rumah murah olehpemerintah pada tahap selanjutnya dalam mendukung program penyediaan “satu juta rumah”

    Similar works