Literasi petani desa pada kelompok tani “ Rukun Santosa 1” Dusun Penjalinan, Desa Jatisari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan

Abstract

Petani sangat erat dengan habitat genuinnya, yaitu desa. Petani dan Desa seolah menjadi dua sisi mata uang. Program atau kegiatan yang menyasar para Petani menjadi perlu dan relevan dengan arah pembangunan masa kini yang juga mengarus-utamakan kemajuan dan kemakmuran (masyarakat) desa. Sebagai habitat petani, pertanian dan desa juga sarat akan nilai budaya lokal. Budaya lokal yang arif (local wisdom) yang melekat pada petani dan desa adalah warisan mahal yang perlu dijaga. Kegiatan pelatihan literasi bisa dijadikan pendekatan untuk menjaga sekaligus mengapresiasi warisan tersebut. Literasi di era milenial serba teknologi (informasi) ini menjadi keahlian (skill) yang diperlukan. Bahkan menurut Forum Ekonomi Dunia (2015) bahwa "salah satu keterampilan utuh abad 21 yang dibutuhkan adalah memiliki kemampuan literasi dasar yang baik, yaitu menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari (Majalah Jendela Pendidikan dan Kebudayaan, Edisi VI, BKLM Kemendikbud RI, 2016). Muatan keahlian literasi pada prinsipnya menyangkut bidang (keahlian) baca-tulis-berhitung (calistung), sains (ilmiah), teknologi informasi dan komunikasi (TIK), keuangan, budaya, dan kewarganegaraan. Materi-materi tersebut tentu penting dan urgen untuk ditransferkan pada komunitas petani--dan tentu juga desa sebagai ruang hidup (sosial, ekonomi, budaya). Petani, pertanian, desa dengan lekatan local wisdom dengan demikian kesemuanya adalah fenomena yang dirangkai secara utuh. Kesemuanya itu adalah fakta yang harus kita hadapi. Kita hadir dan menghadapinya dengan membawa solusi. Di sisi lain, sebagaimana transformasi ke arah masyarakat industri, transformasi teknologi-informasi juga membawa dampak; ada positif, juga ada yang negatif. Pendampingan Literasi Petani Desa bisa hadir sebagai jawaban "kecil" atas problem, potensi, dan tantangan tersebut

    Similar works