The interpretation of ahl al-kitabb in the Qur’an by some Muslims is often generalized without seeing the differences that exist within the context of its use, and it also lasts long enough until the age of postmodernism. If there is one that distinguishes the interpretation, it is limited to those who have faith and who do not, without touching the internal differences
that are divided into various groups. Even in the particular context, ahl al-kitabb is stigmatized as an enemy of Muslims.
Due to the fact, the researcher is encouraged to examine the meanings of the phrase ahl al-kitabb and its constituent elements which are word ahl and kitabb in the Qur’an in terms
of contextual semantics and reason of the Qur’an in explaining the heavenly religious communities who use the phrase. This study uses semantic contextual theory. Thus, this type of research is a library research with a linguistic synchronic approach (‘ilm al-lugah al-wasfiyyah), while data analysis uses the distributional method with technique of pilih unsur penting (PUP), teknik urai leksem (TUL), and teknik gabung leksem (TGL).
Based on the findings of this study, it can be concluded that the meaning of the word ahl in al-Qur’an in terms of contextual semantics is a family; a group of people in a particular place; learn, master and practice something; the owner of something; people who
are entitled to something; people or followers; those under one’s responsibility; and relatives who are still in a far nasab kinship.
Meanwhile, the meaning of word kitabb is divided into three, ie, not directly related to theological matters, related to Allah SWT, and directly related to the prophets. The meaning of the phrase ahl alkitabb is the Jewish and Christian communities in general; Jewish
and Christian communities who are not willing to believe in Prophet Muhammad SAW; Jewish and Christian communities with Jewish community to be more dominant; Jewish communities; a group of Jewish communities; certain people in the Jewish communities of
Medina; and Christian communities. The reason for editorial use of ahl al-kitabb in the Qur’an is due to some meaning, albeit in different contexts. ( INDONESIA ) Pemaknaan ahl al-kitab dalam al-Qur´an oleh sebagian kalangan umat muslim seringkali digeneralisir tanpa melihat perbedaan yang ada di dalam konteks pemakaiannya, dan itu
pun berlangsung cukup lama hingga abad postmodernisme.
Kalaupun ada yang membedakan, hanya terbatas pada yang beriman dan yang tidak beriman kepada Tuhan, tanpa menyentuh perbedaan internal yang terbagi dalam berbagai
macam kelompok. Bahkan dalam konteks tertentu ahl al-kitab distigma sebagai musuh umat muslim.
Karena fakta itulah, peneliti terdorong untuk mengkaji makna-makna frasa ahl al-kitab dan unsur pembentuknya yakni kata ahl dan kata kitab dalam al-Qur´an ditinjau dari semantik
kontekstual dan alasan al-Qur´an dalam menjelaskan komunitas agama samawi yang menggunakan frasa ahl al-kitab. Penelitian ini menggunakan landasan teori semantik kontekstual. Dengan begitu, jenis penelitian ini adalah kepustakaan (library research)
dengan pendekatan linguistik sinkronik (‘ilm al-lugah alwasfiyyah), sedangkan analisis datanya menggunakan metode distribusional dengan teknik pilih unsur penting (PUP), teknik urai leksem (TUL) dan teknik gabung leksem (TGL).
Berdasarkan data yang diperoleh serta penelitian yang sudah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa makna kata ahl dalam al-Qur´an ditinjau dari semantik kontekstual
adalah keluarga; kumpulan orang pada tempat tertentu; mempelajari, menguasai dan mengamalkan sesuatu; pemilik sesuatu; orang yang berhak terhadap sesuatu; umat atau
pengikut; orang-orang yang menjadi tanggung jawab seseorang; dan kerabat yang masih dalam satu hubungan nasab jauh.
Sementara itu, makna kata kitab dibagi menjadi tiga, yaitu makna kata kitab yang tidak terkait langsung dengan hal-hal yang bersifat teologis, yang berkaitan dengan Allah swt, dan yang berkaitan langsung dengan para nabi. Adapun makna frasa ahl al-kitab adalah komunitas Yahudi dan Kristen secara umum; komunitas Yahudi dan Kristen yang tidak bersedia beriman kepada Nabi Muhammad saw; komunitas Yahudi dan Kristen
tetapi komunitas Yahudi lebih dominan; komunitas Yahudi;sekelompok komunitas Yahudi; orang-orang tertentu pada komunitas Yahudi Madinah; dan komunitas Kristen. Adapun alasan penggunaan redaksi ahl al-kitab di dalam al-Qur´an dikarenakan ada beberapa makna yang selalu dikandungnya, meskipun dalam konteks yang berbeda-beda