Program JKN mengalami defisit terhitung sejak tahun 2014. Dalam Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2019 terdapat perubahan iuran program JKN yang wajib dijalankan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kenaikan iuran JKN-KIS terhadap pelayanan peserta JKN-KIS di Faskes Kabupaten Serdang Bedagai. Pada penilitian ini digunakan data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari peserta JKN-KIS melalui penyebaran kuesioner di Kantor Pelayanan BPJS Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai. Data yang didapat di analisis menggunakan statistik deskriptif dan regresi linier berganda pada SPSS. Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapat nilai signifikan kecil dari 0.05 (0.00 &lt; 0.05), sehingga disimpulkan bahwa masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dan didapat Koefisien Determinasi R-Square sebesar 45% dan disimpulkan bahwa pengaruh kenaikan iuran JKN-KIS terhadap pelayanan peserta JKN-KIS di Faskes Kabupaten Serdang Bedagai adalah 45% , sedangkan&nbsp; 55% dipengaruhi oleh faktor lain selain kenaikan iuran JKN-KIS.
The JKN program has experienced a deficit since 2014. In Presidential Regulation Number 75 Year 2019 there is a change in JKN program fees that must be carried out by the community. This study aims to determine how much influence the increase in JKN-KIS fees on JKN-KIS participant services in the Serdang Bedagai District Health Center.In this study using primary data, namely data obtained directly from JKN-KIS participants through the distribution of questionnaires at the BPJS Health Service Office of Serdang Bedagai Regency.The data obtained were analyzed using descriptive statistics and multiple linear regression in SPSS. Based on the analysis conducted, obtained a small significant value of 0.05 (0.00 &lt;0.05), so it can be concluded that each independent variable influences the dependent variable.And obtained the R-Square Determination Coefficient of 45% and concluded that the effect of an increase in JKN-KIS fees on JKN-KIS participant services in the Serdang Bedagai District Health Facility was 45%, while 55% was influenced by other factors besides the increase in JKN-KIS fees

Khairunnisa, Firza

Nurviana, Nurviana

English

E-Jurnal UNSAM (UNIVERSITAS SAMUDRA)

    Gamma-Pi: Jurnal Matematika dan Terapan Volume 2 No. 1 Juni 2020       1 Jurnal Gamma-Pi, Volume 2 No. 1 Juni 2020  ISSN : 2721-7876 PENGARUH KENAIKAN IURAN JKN-KIS TERHADAP PELAYANAN PESERTA JKN-KIS DI FASKES KABUPATEN SERDANG BEDAGAI  Firza Khairunnisa1, Nurviana2 1,2Universitas Samudra; Jln.Meurandeh,Kota Langsa,24415 Jurusan Matematika, Fakultas Teknik, Universitas Samudra e-mail : 1Nisafirza01@gmail.com, 2Nurviana@unsam.ac.id   ABSTRAK  Program JKN mengalami defisit terhitung sejak tahun 2014. Dalam Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2019 terdapat perubahan iuran program JKN yang wajib dijalankan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kenaikan iuran JKN-KIS terhadap pelayanan peserta JKN-KIS di Faskes Kabupaten Serdang Bedagai. Pada penilitian ini digunakan data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari peserta JKN-KIS melalui penyebaran kuesioner di Kantor Pelayanan BPJS Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai. Data yang didapat di analisis menggunakan statistik deskriptif dan regresi linier berganda pada SPSS. Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapat nilai signifikan kecil dari 0.05 (0.00 < 0.05), sehingga disimpulkan bahwa masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dan didapat Koefisien Determinasi R-Square sebesar 45% dan disimpulkan bahwa pengaruh kenaikan iuran JKN-KIS terhadap pelayanan peserta JKN-KIS di Faskes Kabupaten Serdang Bedagai adalah 45% , sedangkan  55% dipengaruhi oleh faktor lain selain kenaikan iuran JKN-KIS.  Kata kunci : JKN-KIS, Statistik Deskriptif,  Regresi Linier Berganda.  ABSTRACT  The JKN program has experienced a deficit since 2014. In Presidential Regulation Number 75 Year 2019 there is a change in JKN program fees that must be carried out by the community. This study aims to determine how much influence the increase in JKN-KIS fees on JKN-KIS participant services in the Serdang Bedagai District Health Center.In this study using primary data, namely data obtained directly from JKN-KIS participants through the distribution of questionnaires at the BPJS Health Service Office of Serdang Bedagai Regency.The data obtained were analyzed using descriptive statistics and multiple linear regression in SPSS. Based on the analysis conducted, obtained a small significant value of 0.05 (0.00 <0.05), so it can be concluded that each independent variable influences the dependent variable.And obtained the R-Square Determination Coefficient of 45% and concluded that the effect of an increase in JKN-KIS fees on JKN-KIS participant services in the Serdang Bedagai District Health Facility was 45%, while 55% was influenced by other factors besides the increase in JKN-KIS fees.  Keywords : JKN-KIS, Descriptive Statistics, Multiple Linear Regression.  1. PENDAHULUAN  Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) merupakan program perlindungan kesehatan bagi masyarakat Indonesia untuk  memperoleh manfaat pemeliharaan dan perlindungan kesehatan terhadap setiap orang yang telah membayar iuran atau yang telah dibayarkan oleh Pemerintah. Program JKN dijalankan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS Kesehatan yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden, yang sesuai UU No. 24 Tahun 2011 (BPJS Kesehatan, 2014). Program JKN mengalami defisit terhitung sejak tahun 2014. Besaran defisit sejak tahun 2014 hingga 2018 sebesar Rp.1,9 triliun (2014), Rp.9,4 triliun (2015), Rp.6,7 triliun (2016), Rp.3,8 triliun (2017), dan Rp.19,4 triliun (2018). Besaran defisit tersebut belum dihitung dengan intervensi Pemerintah (Kementrian Keuangan,2019).  2 Jurnal Gamma-Pi, Volume 2 No. 1 Juni 2020  Dalam Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2019 terdapat perubahan iuran program JKN yang wajib dijalankan oleh masyarakat, sebagai berikut :  1. Kategori pesera Peserta Bantuan Iuran (PBI) : a. Iuran yang ditanggung oleh Pemerintah sebesar Rp.42.000,- untuk masing-masing peserta PBI. b. Pemerintah Pusat memberikan bantuan pendanaan sebesar Rp.19.000,- untuk peserta PBI yang didaftarkan Pemerintah Daerah. 2.  Kategori peserta Pekerja Penerima Upah (PPU): Dengan batas gaji atau upah paling tinggi sebesar Rp.12 juta, dengan komposisi 5% dari gaji atau upah per bulan, dibayar oleh Pemberi Kerja, dan peserta membayar sebanyak 1% .  3. Kategori peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) : a. Iuran untuk kelas III sebesar Rp.42.000,- b. Iuran untuk kelas II sebesar Rp.110.000,- c. Iuran untuk kelas I sebesar Rp.160.000,- (BPJS Kesehatan, 2019) Dengan adanya peningkatan iuran BPJS Kesehatan, yang sebenarnya jika ditingkatkan iuran BPJS Kesehatan hanya terlihat demi kepentingan pemerintah dimana perubahan tersebut akibat ketidaksinambungan atau defisit program JKN sehingga memutuskan regulasi terbaru yaitu menaikkan tarif (Hanggono Rarasati, 2017). Menurut Rahmad, kenaikan iuran harus disertai dengan peningkatan kualitas pelayanan. Masyarakat tentu akan menuntut kualitas pelayanan dan juga fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan obat-obatan (Rahmad, 2019). Menurut Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Tubagus Achmas Choesni, ia mengakui kenaikan iuran JKN-KIS menimbulkan dampak negatif, antara lain peserta pindah kelas perawatan yang lebih rendah, peningkan jumlah peserta nonaktif, dan calon peserta baru enggan mendaftar. Tapi ada dampak positif kenaikan iuran ini yakni keberlanjutan program, perbaikan pelayanan peserta, dan terjaminnya pembayaran klaim kepada fasilita kesehatan (Tubagus Achmas Choesni, 2019).  Akan tetapi, hal itu belum tentu menguntungkan melihat dari pelayanan yang diberikan selama ini masih tidak stabil dan terasa mengacuhkan masyarakat, dirasa akan sangat sulit untuk masyarakat bersedia meningkatkan iurannya terlebih dampak yang akan terasa adanya potensi penurunan peserta menjadi non aktif diikuti dengan banyaknya peserta akan menurunkan kelas pelayanan BPJS Kesehatan nya ke lebih rendah sesuai dengan kemampuan mereka membayar iuran (Wibi Pangestu Pratama, 2019).  Harapan pasien terhadap keterbukaan pelayanan di faskes merupakan hal sangat penting. Hal ini akan berkaitan dengan kepuasan pasien  setelah mendapatkan pelayanan di faskes ( Medigo, 2019). Pada tahun 2015, dari 14 Provinsi dilakukan kajian di 49 Kabupaten/Kota. Kajian tersebut menghasilkan indeks kualitas pelayanan faskes sebesar 79%, 65% proses, dan 76% outcome (REPUBLIKA.co.id, 2016). Sekitar Rp.600-700 miliar dana yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan setiap bulan kepada kurang lebih 18 ribu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang berkerjasama. Dengan besaran dana yang dikeluarkan harus dibarengi dengan kualitas pelayanan di FKTP (BPJS Kesehatan, 2015).  2. METODE PENELITIAN   Dalam melakukan penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner terhadap peserta JKN-KIS di Kantor BPJS Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini menggunakan  macam variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). 1. Variabel bebas (independent variable) yaitu X1 dan X2, dimana variabel bebas akan mempengaruhi variabel Y. X1 didefinisikan sebagai informasi kenaikan iuran dan X2 didefinisikan sebagai pendapat peserta mengenai kenaikan iuran. 2. Variabel terikat (dependent variable) yaitu Y, dimana variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas (X1 dan X2). Dalam hal ini Y didefiniskan sebagai pelayanan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data (uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik (uji normalitas dan uji heterosledastisitas), regresi linier berganda, uji hipotesis, dan uji koefisien determinasi.   3 Jurnal Gamma-Pi, Volume 2 No. 1 Juni 2020  3. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau mendeskripsikan data dalam variabel. Berikut adalah hasil deskriptif kuesioner :   Tabel 1. Hasil deskripsi kuesioner variabel informasi kenaikan iuran  Tabel 2. Hasil deskripsi kuesioner variabel pendapat peserta JKN mengenai kenaikan iuran  Tabel 3. Hasil deskripsi kuesioner variabel pelayanan   A. Tingkat Capaian Responden (TCR) Untuk mencari tingkat pencapaian jawaban responden digunakan rumus berikut : TCR = − 		 100  Dimana : TCR = tingkat pencapaian jawaban responden   Kriteria tingkat capaian responden (TCR) dapat dikelompokkan sebagai berikut :  Tabel 4. Tingkat capaian responden Tingkat Capaian Responden (TCR) Kriteria 90% - <100% Sangat Baik 80% - < 90% Baik 65% - <80% Cukup Baik 55% - <65% Kurang Baik 0% - <55% Tidak Baik   Tabel 5. Hasil TCR variabel informasi kenaikan iuran  Tabel 6. Hasil TCR variabel pendapat peserta mengenai kenaikan iuran  Tabel 7. Hasil TCR variabel pelayanan   B. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Jika nilai rhitung  > nilai rtabel , maka pertanyaan pada kuesioner valid. Dan jika nilai rhitung  < nilai rtabel , maka pertanyaan pada kuesioner tidak valid. Nilai rtabel dengan df = 68 dan α = 0.05 adalah sebesar 0,2352.  Tabel 8. Hasil uji validitas Variabel X1 Banyak Responden Mean Min Maks Std. Deviation X1.1 70 3.72 2 5 0.760 X1.2 70 3.64 2 5 0.817 X1.3 70 3.75 2 5 0.806 X1.4 70 3.61 2 5 0.889 X1.5 70 3.52 2 5 0.829 X1.6 70 3.80 2 5 0.754 Variabel X2 Banyak Responden Mean Min Maks Std. Deviation X2. 1 70 3.84 2 5 0.735 X2. 2 70 3.65 2 5 0.778 X2. 3 70 3.65 2 5 0.814 X2. 4 70 3.75 2 5 0.824 X2. 5 70 3.65 1 5 0.915 X2. 6 70 3.58 1 5 0.925 Variabel Y Banyak Responden Mean Min Maks Std. Deviation Y.1 70 3.40 1 5 0.750 Y.2 70 3.68 2 5 0.808 Y.3 70 3.64 2 5 0.781 Y.4 70 3.68 2 5 0.790 Y.5 70 3.84 1 5 0.879 Y.6 70 3.82 2 5 0.816 Y.7 70 3.84 2 5 0.715 Y.8 70 3.81 2 5 0.856 Y.9 70 3.74 1 5 0.774 Y.10 70 3.57 2 5 0.809 Variabel X1 TCR Kategori X1.1 74.57 Cukup Baik X1.2 72.85 Cukup Baik X1.3 75.14 Cukup Baik X1.4 72.28 Cukup Baik X1.5 70.57 Cukup Baik X1.6 76 Cukup Baik Variabel X2 TCR Kategori X2. 1 76.85 Cukup Baik X2. 2 73.14 Cukup Baik X2. 3 73.14 Cukup Baik X2. 4 75.14 Cukup Baik X2. 5 73.14 Cukup Baik X2. 6 71.71 Cukup Baik Variabel Y TCR Kategori Y.1 68 Cukup Baik Y.2 73.71 Cukup Baik Y.3 72.85 Cukup Baik Y.4 73.74 Cukup Baik Y.5 76.85 Cukup Baik Y.6 76.57 Cukup Baik Y.7 76.85 Cukup Baik Y.8 76.28 Cukup Baik Y.9 74.85 Cukup Baik Y.10 71.42 Cukup Baik  4 Jurnal Gamma-Pi, Volume 2 No. 1 Juni 2020  Variabel rhitung Kesimpulan X1. 1 0,539 Valid X1. 2 0,767 Valid X1. 3 0,630 Valid X1. 4 0,675 Valid X1. 5 0,624 Valid X1. 6 0,756 Valid X2. 1 0,682 Valid X2. 2 0,574 Valid X2. 3 0,632 Valid X2. 4 0,624 Valid X2. 5 0,613 Valid X2. 6 0,689 Valid Y.1 0,703 Valid Y.2 0,598 Valid Y.3 0,546 Valid Y.4 0,673 Valid Y.5 0,700 Valid Y.6 0,562 Valid Y.7 0,431 Valid Y.8 0,592 Valid Y.9 0,546 Valid Y.10 0,543 Valid  Dari tabel 8. terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel informasi kenaikan iuran, pendapat peserta dan pelayanan mendapatkan nilai rhitung  > nilai rtabel . Sehingga seluruh item pertanyaan pada variabel informasi kenaikan iuran, pendapat peserta mengenai kenaikan iuran dan pelayanan dinyatakan valid.  b. Uji Reliabilitas Tabel 9. Hasil uji reliabilitas  Dari tabel 9. terlihat bahwa semua variabel mempunyai nilai cronbach alpha> 0,6 . Artinya seluruh item pertanyaan pada variabel informasi kenaikan iuran, pendapat peserta mengenai kenaikan iuran dan pelayanan adalah reliabel, sehingga kuesioner dapat digunakan secara berulang kali.   C. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk menilai sebaran data pada variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Menurut Wibowo (2013), agar lebih yakin bahwa data berdistribusi normal, perlu dilakukan pengujian menggunakan pendekatan numeric.  Tabel 10. Hasil uji normalitas Nilai Kolmogorov- Smirnov Z Asymp. Sig Kriteria Ket. 1,099 0,178 > 0,05 Data Normal       Gambar 1. Kurva uji normalitas               Dari hasil pengujian SPSS 21.00 diperoleh nilai signifikan sebesar 0,178 maka nilai 0,178 > 0,05 dan bisa dilihat pada gambar 1 bahwa grafik batang sudah berada dibawah kurva. Sehingga disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.   b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah uji yang melihat apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual untuk seluruh pengamatan pada model regresi linear berganda. Pada uji ini melakukan metode Uji Glejser.  Tabel 11. Hasil uji heteroskedastisitas Variabel Signifikansi Keterangan Informasi Kenaikan Iuran 0,828 Tidak adanya heteroskedastisitas Pendapat Peserta mengenai Kenaikan Iuran 0,366 Tidak adanya heteroskedastisitas  Dari hasil pengujian SPSS 21.00 diperoleh nilai signifikansi kedua variabel independen lebih besar dari 0,05. Sehingga disimpulkan danya heteroskedastisitas pada model yang digunakan.  D. Regresi Linier Berganda No Variabel Cronbach Alpha Ket. 1. Informasi Kenaikan Iuran 0,747 reliabel 2. Pendapat Peserta 0,702 reliabel 3. Pelayanan 0,793 reliabel  5 Jurnal Gamma-Pi, Volume 2 No. 1 Juni 2020  Pada penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda sebagai berikut : Y = a  +  b1X1 +  b2X2  Dimana :  Y = variabel dependen X1,X2 = variabel independen a  = konstanta  b1,b2 = nilai koefisien regresi  Berdasarkan tabel  12. diperoleh persamaan sebagai berikut : Y = 12.928 + 0.529 X1 + 0.561 X2  Dilihat dari persamaan diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Terdapat nilai konstanta sebesar 12.928. Artinya, bila variabel bebas ( informasi kenaikan iuran dan pendapat peserta mengenai kenaikan iuran) dianggap konstan maka dapat diprediksi nilai variabel pelayanan sebesar 12.928. Sehingga dapat katakan jika semakin tinggi nilai variabel bebas, maka semakin tinggi pula kepuasan pelayanan peserta. 2. Terdapat nilai koefisien X1sebesar 0.529. Artinya, setiap kenaikan 1 nilai variabel informasi dan yang lain konstan, maka nilai variabel pelayanan naik sebesar 0.529. 3. Terdapat nilai koefisien X2sebesar 0.561. Artinya, setiap kenaikan 1 nilai variabel pendapat peserta mengenai kenaikan iuran dan yang lain konstan, maka nilai variabel pelayanan naik sebesar 0.561.   E. Uji Hipotesis c. Uji t Uji statistik t bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,2009).   1. Pengujian Hipotesis Pertama Rumusan hipotesisnya sebagai berikut: H0:Informasi kenaikan iuran tidak  berpengaruh   terhadap pelayanan. H1:Informasi kenaikan iuran berpengaruh      terhadap pelayanan.  Berdasarkan tabel 12. diperoleh hasil untuk uji t adalah variabel informasi kenaikan iuran mempunyai nilai signifikan sebesar 0.008 < 0.05. Maka tolak H0 dan terima H1. Sehingga disimpulkan bahwa informasi kenaikan iuran berpengaruh terhadap pelayanan.  2. Pengujian Hipotesis Kedua Rumusan hipotesisnya sebagai berikut: H0:Pendapat peserta tidak berpengaruh terhadap pelayanan. H1:Pendapat peserta berpengaruh terhadap pelayanan. Berdasarkan tabel 12. diperoleh hasil untuk uji t adalah variabel pendapat peserta mengenai kenaikan iuran mempunyai nilai signifikan sebesar 0.006 < 0.05. Maka tolak H0 dan terima H1. Sehingga disimpulkan bahwa pendapat peserta mengenai kenaikan iuran berpengaruh terhadap pelayanan.  d. Uji F Uji F bertujuan untuk melihat apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat . Rumusan hipotesisnya sebagai berikut : H0 : Informasi kenaikan iuran dan pendapat peserta tidak berpengaruh terhadap pelayanan. H1 : Informasi kenaikan iuran dan pendapat peserta berpengaruh terhadap   pelayanan.  Berdasarkan tabel 13. menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. Maka tolak H0 dan terima H1. Sehingga disimpulkan bahwa masing-masing variabel independen (informasi kenaikan iuran dan pendapat peserta mengenai kenaikan iuran) berpengaruh terhadap variabel dependen (pelayanan).  Tabel 12. Hasil uji analisis regresi linier berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 12.928 3.287  3.934 .000 Informasi Kenaikan Iuran .529 .192 .355 2.747 .008 Pendapat Peserta .561 .196 .370 2.865 .006 Tabel 13. Hasil uji F Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 719.410 2 359.705 27.370 .000b Residual 880.533 67 13.142   Total 1599.943 69     6 Jurnal Gamma-Pi, Volume 2 No. 1 Juni 2020   F. Uji Koefisien Determinasi Tabel 14. Uji koefisien determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .671a .450 .433 3.625 Berdasarkan tabel 14. diketahui nilai adjusted R Square sebesar 0.450 atau sebesar 45%. Artinya pelayanan dipengaruhi oleh informasi kenaikan iuran dan pendapat mengenai kenaikan iuran peserta sebesar 45% dan sebesar 55% dipengaruhi oleh faktor lain.  4. KESIMPULAN  Informasi kenaikan iuran dan pendapat peserta mengenai kenaikan iuran berpengaruh sebesar 45% terhadap pelayanan difaskes Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan sebesar 55% dipengaruhi oleh faktor lain.   5. SARAN Saran yang dapat disampaikan oleh penulis untuk faskes di Kabupaten Serdang Bedagai untuk selalu meningkatkan dan menjaga kualitas pelayanan yang baik. Sehingga masyarakat senantiasa dapat merasakan perlindungan kesehatan atas program JKN.    DAFTAR PUSTAKA Bpjs-kesehatan.go.id. 2014. Apa itu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)? Di https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/arsip/view/136.2014 (diakses 02 Februari 2020). Abidin. 2016. Pengaruh Kualitas Pelayanan BPJS Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien di Puskesmas Cempae Kota Parepare. Jurnal MKMI.Vol.12(2). Bpjs-kesehatan. 2019. Penyesuaian Iuran JKN-KIS, Pemerintah Masih Menanggung Iuran Terbesar di https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/post/read/2019/1337/Penyesuaian-Iuran-JKN-KIS-Pemerintah-Masih-Menangggung-Iuran-Terbesar.2019 (diakses 02 Februari 2020). Kemenkeu.go.id. Iuran BPJS dihttps://www.kemenkeu.go.id/publikasi/iuran-bpjs/ (diaskses 02 Februari 2020). Rarasati, Desi. 2017. Dampak Kenaikan Iuran Tarif BPJS Kesehatan terhadap Pelayanan Kesehatan di Kota Malang. Jurnal Politik Muda.Volume 6. Pratama, Wibi Pangestu. 2019. Ini Enam Dampak Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Menurut DJSN di  http://finansial.bisnis.com/read/20191106/215/167447/ini-enam-dampak-kenaikan-iran-bpjs-kesehatan-menurut-djsn.2019 (diakses 02 Februari 2020). Bpjs-kesehatan. 2018. Sejarah Perjalanan Jaminan Sosial di Indonesia di https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/pages/detail/2013/4.2018 (diakses 03 Februari 2020). Bpjs-kesehatan.2015. BPJS Kesehatan Pentingkan Kualitas Faskes Tingkat Pertama di https://bpjs-kesehatan.go.id/BPJS/index.php/post/read/2015/314/BPJS-Kesehatan-Pentingkan-Kualitas-Faskes-Tingkat-Pertama (diakses 20 Mei 2020). Medigo.id. 2019. Sulitkah Memenuhi Harapan Masyarakat Terhadap Pelayanan Faskes di https://medigo.id/jurnal/sulitkah-memenuhi-harapan-masyarakat-terhadap-pelayanan-faskes (diakses 20 Mei 2020). Republika.co.id. 2016. Tahun 2015 Indeks Kualitas Pelayanan Faskes BPJS Kesehatan 73 Persen di https://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/03/31/o4wf7u219-tahun-2015-indeks-kualitas-pelayanan-faskes-bpjs-kesehatan-bpjs-73-persen (diakses 20 Mei 2020). Hukumonline,com. 2019 DJSN Ingatkan Dampak Kenaikan Iuran JKN di https://m.hukumonline.com/berita/baca/lt5dcc3b7784f71/djsn-ingatkan-dampak-kenaikan-iuran-jkn/ (diakses 20 Mei 2020). Mediaindonesia.com. 2019. Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Dibarengi Peningkatan Pelayanan di https://m.mediaindonesia.com/read/detail/272515-kenaikan-iuran-bpjs-kesehatan-dibarengi-peningkatan-pelayanan (diakses 20 Mei 2020).  

PENGARUH KENAIKAN IURAN JKN-KIS TERHADAP PELAYANAN PESERTA JKN-KIS DI FASKES KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

https://ejurnalunsam.id/index.php/jgp/article/download/2522/1787/

PENGARUH KENAIKAN IURAN JKN-KIS TERHADAP PELAYANAN PESERTA JKN-KIS DI FASKES KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

E-Jurnal UNSAM (UNIVERSITAS SAMUDRA)