Kajian mengenai manusia telah dicoba dijawab oleh para
ahli fikir terdahulu. Aristoteles (384-322 SM) menitik
beratkan pembahasannya pada kemampuan manusia berfikir
dan berkodrat hidup dalam masyarakat. Manusia menurut
Aristoteles dikatakan sebagai animal rational dan homo
socius. Sedangkan Ernst Cassirer menitik beratkan pada
keistimewaan manusia didalam menggunakan simbol-simbol.
Manusia dikatakan olehnya sebagai animal simbolicum,
(Mulkhan, 1996) bahkan Julian Offroy de Lamettrie (1709-
1751) menyatakan: tidak terdapat perbedaan antara manusia
dengan binatang, karenanya manusia adalah suatu mesin.
Kenyataan ini menyebabkan para ahli menambah
beberapa sifat lain untuk membedakannya dengan binatang,
diantaranya: manusia adalah binatang berekonomi (homo
economicus), binatang yang bekerja (homo faber), binatang
yang bisa beragama (homo religius) dan sebagainya (Zaini &
Seta, 1986). Dari beberapa kajian tersebut nampak bahwa
pengertian para ahli fikir tentang manusia hanya menitik
beratkan bahasanya pada salah satu sisi dari konsep tentang
manusia