Efisiensi Alokatif Dan Ekonomis Usahatani Padi Organik Di Provinsi Lampung

Abstract

  Organic rice farming is a cultivation activity that is synonymous with labor-intensive activities. The use of internal inputs in organic rice farming requires time and effort to prepare. Organic farming is a low-cost farming activity because the use of internal inputs makes organic rice farming more profitable. The purpose of this study was to analyze the level of allocative and economic efficiency of organic rice farming in Lampung Province. Economic and allocative efficiency analysis is carried out by deriving the dual frontier cost function from the Cobb-Douglas Stochastic Frontier production function. The results showed that organic rice farming in Lampung Province was not allocatively efficient. Farmers have not maximized the use of organic seeds and pesticides, where both production factors have a low price allocation. Organic rice farming in Lampung Province is not yet economically efficient. Farmers have not received the maximum revenue from organic rice farming. Most of the organic rice harvested is consumed by farming families, so not all organic rice harvested generates income.Usahatani padi organik merupakan kegiatan usahatani yang identik dengan usahatani padat karya.  Penggunaan input pada usahatani padi organik menggunakan input internal yang membutuhkan waktu dan tenaga dalam persiapan input.  Identiknya usahatani organik dengan biaya rendah karena penggunaan input internal menjadikan kegiatan usahatani padi organik lebih menguntungkan.  Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat efisiensi alokatif dan ekonomis usahatani padi organik di Provinsi Lampung. Penelitian ini dilakukan di Desa Candipuro Kabupaten Lampung Selatan dan Desa Purwokencono di Kabupaten Lampung Timur.  Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menurunkan fungsi biaya dual frontier dari fungsi produksi Stochastic Frontier Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukkan Usahatani padi organik di Provinsi Lampung belum efisien secara alokatif.  Petani belum memaksimalkan penggunaan benih dan pestisida organik, dimana kedua faktor produksi memiliki alokasi harga yang rendah.  Petani mampu memproduksi benih sendiri dan bahan-bahan pembuatan pestisida organik mudah dtemukan di sekitar lingkungan usahatani. Usahatani padi organik di Provinsi Lampung belum efisien secara ekonomis. Petani belum memperoleh penerimaan yang maksimal dari usahatani padi oranik.  Beras organik hasil panen sebagian dikonsumsi oleh keluarga petani, sehingga tidak semua beras organik hasil panen menghasilkan penerimaan.  Kelembagaan dalam menjamin penjualan produk organik dibutuhkan dalam rangka meningkatkan motivasi petani untuk menanam padi organik

    Similar works