Rekonstruksi Marjinalisasi Kaum Perempuan Pada Tradisi Khatam Qur’an

Abstract

The focus of this paper is to explore how the tradition of khatam Qur’an for women is the entry point for empowerment. The research was conducted using a qualitative approach, collecting data through in-depth interviews with four female research participants and observing their family life. The results of the research show that the tradition of khatam Qur'an has opened up opportunities for women’s freedom. In the first generation, women were still cooped up, illiterate and shy, in the second generation, opportunities for freedom were given with the excuse of leaving the house to learn the Qur’an reading. In the third generation, women are equal to men in education to obtain public roles. However, they cannot let go of their domestic role. In the end, women have a dual role. This study concludes that ongoing empowerment efforts have reconstructed the marginalization of women.Fokus tulisan ini adalah mengeksplorasi bagaimana tradisi khatam Qur’an dikhususkan kepada kaum perempuan menjadi pintu masuk pemberdayaan dan pembebasan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan empat perempuan partisipan penelitian, sekaligus mengamati kehidupan keluarga mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi khatam Qur’an telah membuka peluang kebebasan bagi kaum perempuan. Pada generasi pertama, kaum perempuan masih terkungkung, buta huruf dan pemalu, pada generasi kedua, peluang kebebasan diberikan dengan alasan keluar rumah untuk belajar mengaji. Pada generasi ketiga, kaum perempuan sudah setara dengan kaum laki-laki mengenyam pendidikan hingga memperoleh peran-peran publik. Meski demikian, mereka tidak bisa melepaskan peran domestiknya. Pada akhirnya kaum perempuan menanggung peran ganda. Penelitian ini menyimpulkan bahwa upaya pemberdayaan yang berlangsung telah merekonstruksi marjinalisasi kaum perempuan

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image