Orang tua wajib memberi pendidikan kepada anak-anaknya. Sebagaiman tugasnya, mulai dari melahirkan sampai akil baligh. Prioritas pertama adalah penanaman akidah dan akhlak. Pendidikan akidah dan akhlak harus diutamakan sebagai kerangka dasar/landasan dalam membentuk pribadi anak yang soleh (Kompetensi Profesional). Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan ya ng bersifat kasih sayang, sesuai makna seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu “Yaa Bunayyaa” (Wahai anak-anakku), seruan tersebut menyiratkan muatan kasih sayang/sentuhan kelembutan dan kemesraan, tetapi dalam koridor ketegasan dan kedisplinan, bukan berarti mendidik dengan keras. (Kompetensi Personal).

Ahmad, Arifuddin

Nureni, Nureni

Palangkey, Rahmi Dewanti

Syahrikal, Syahrikal

English

Electronic Journal Muhammadiyah University of Makassar

 Al Urwatul Wutsqa: Volume 3, No. 1; Juni 2023 | 24   Al Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam ISSN: 2775-4855 Volume 3, Nomor 1, Juni 2023 https://journal.unismuh.ac.id/index.php/alurwatul   STRATEGI PENDIDIKAN LINGKUNGAN INFORMAL PERSPEKTIF HADITS NABI MUHAMMAD SAW DI ERA KONTEMPORER  Nureni1; Syahrikal2, Arifuddin Ahmad3; Rahmi Dewanti Palangkey4  1,2Mahasiswa Program Doktor PAI Universitas Muhammadiyah Makassar 2Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 3Universitas Muhammadiyah Makassar E-mail Correspondent: nur109942@gmail.com Abstrak Orang tua wajib memberi pendidikan kepada anak-anaknya. Sebagaiman tugasnya, mulai dari melahirkan sampai akil baligh. Prioritas pertama adalah penanaman akidah dan akhlak. Pendidikan akidah dan akhlak harus diutamakan sebagai kerangka dasar/landasan dalam membentuk pribadi anak yang soleh (Kompetensi Profesional). Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan ya ng bersifat kasih sayang, sesuai makna seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu “Yaa Bunayyaa” (Wahai anak-anakku), seruan tersebut menyiratkan muatan kasih sayang/sentuhan kelembutan dan kemesraan, tetapi dalam koridor ketegasan dan kedisplinan, bukan berarti mendidik dengan keras. (Kompetensi Personal). Kata Kunci: orang tua; pendidikan keluarga; kasih sayang; anak  INFORMAL ENVIRONMENTAL EDUCATION STRATEGY PERSPECTIVE HADITS OF THE PROPHET MUHAMMAD SAW IN THE CONTEMPORARY ERA Abstract Parents are obliged to provide education to their children. As his duties, starting from giving birth to puberty. The first priority is the cultivation of faith and morals. Aqidah and morals education must be prioritized as a basic framework/foundation in forming a pious child's personality (Professional Competence). In educating, you should use an approach that is affectionate, according to the meaning of Lukman's call to his children, namely "Yaa Bunayyaa" (O my children), this call implies a content of affection/a touch of tenderness and intimacy, but in the corridor of firmness and discipline. , does not mean to educate hard. (Personal Competence). Keywords: parents; family education; affection; child.    Strategi Pendidikan Lingkungan Informal Perspektif Hadits Nabi Muhammad SAW di Era Kontemporer Al Urwatul Wutsqa: Volume 3, No. 1; Juni 2023 | 25   PENDAHULUAN  Pendidikan Islam adalah salah satu sarana untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berlangsung seumur hidup dan pelaksanaannya dimulai sejak anak dilahirkan sampai akhir hayat serta menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dengan demikian, pelaksanaan pendidikan Islam tidak hanya formal tetapi juga informal dan non formal, sehingga pendidikan Islam dapat dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlanjut terus menerus, sebagai suatu proses yang berlangsung dalam bermacam-macam situasi dan lingkungan, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkunga sekolah dan masyarakat. Tiap-tiap lingkungan tersebut dapat memberikan pengaruh pada proses pembentukan individu melalui pendidikan yang diterimanya baik langsung maupun tidak langsung. Pendidikan Islam mula-mula diberikan di lingkungan keluarga karena keluarga adalah benteng utama tempat anak-anak diasuh dan dibesarkan serta merupakan lingkungan pertama bagi anak untuk memperoleh pendidikan. Segala kelakuan dan tindakan orang-orang dewasa dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak itu sendiri. Pendidikan Islam ini selanjutnya diberikan di lingkungan, sehingga kehidupan beragama yang telah dibina dalam keluarga akan terus-menerus berkesinambungan. Dari latar belakang di atas dapat rumuskan permasalahan yaitu: 1) pengertian pendidikan informal; 2) hadits tentang pendidikan informal pespektif Nabi Muhammda saw.; dan 3) Metode dalam Pendidikan Islam Dalam Keluarga  PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan Informal  Pendidikan informal yang dalam hal ini adalah keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua dan utama dalam perkembangan potensi anak. Sebagai lembaga pendidikan informal, pendidikan dalam keluarga memiliki kegiatan belajar yang dilakukan secara mandiri dan tidak baku, sehingga tidak ada ketentuan yang kaku terkait struktur dan waktu pembelajaran. Keluarga menjadi lembaga pendidikan tertua karena masa pendidikan anak dimulai sejak dalam kandungan, dan menjadi lembaga pendidikan utama karena keberhasilan pendidikan keluarga untuk anak usia dini sangat menentukan keberhasilan anak dalam usia selanjutnya. Belakangan ini pendidikan anak usia dini mendapatkan perhatian penuh oleh pemerintah. Proses pertumbuhan dan perkembangan anak pada 1000 hari pertama kehidupan merupakan sebuah proses yang sangat penting bagi setiap individu, karena pada masa ini pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual, keterampilan motorik, sosial, dan emosi berjalan sangat cepat, sehingga para ahli mengatakan bahwa keberhasilan perkembangan  Strategi Pendidikan Lingkungan Informal Perspektif Hadits Nabi Muhammad SAW di Era Kontemporer Al Urwatul Wutsqa: Volume 3, No. 1; Juni 2023 | 26   pada tahun-tahun pertama akan menentukan keberhasilan masa depan seorang anak. Keluarga menjadi salah satu faktor penentu bagi keberhasilan perkembangan anak baik secara fisik maupun mental, terutama peran seorang ibu, hal tersebut dikarenakan ibu merupakan ikon madrasatul ula atau pendidik pertama bagi anak- anaknya. Setiap ragam pola asuh yang diterapkan oleh seorang ibu dalam membentuk pengetahuan. Pendidikan Informal Menurut (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. No. 20 Tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 13) bahwa pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Dari pengertian tersebut ada dua hal yang menjadi sentranya pendidikan informal, pertama keluarga, kedua lingkungan.  Pendidikan informal adalah pendidikan kelurga dimana keluarga berfungsi sebagai sebuah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Menurut Ki Hajar Dewantara, “Keluarga adalah kumpulan individu yang memiliki rasa pengabdian tanpa pamrih, demi kepentingan seluruh individu yang bernaung di dalamnya. Begitu pentingnya keluarga dari kehidupan manusia bagi individu maupun sekelompok orang”. Abdullah dan Berns juga memperkuat argumen, bahwa “Keluarga adalah suatu kelompok sosial yang ditandai oleh tempat tinggal bersama kerja sama ekonomi, dan reproduksi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.  Alasan pemerintah menggagas pendidikan informal adalah: 1. Pendidikan dimulai dari keluarga 2. Informal diundangkan juga karena untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dimulai dari keluarga  3. Homeschooling: pendidikan formal tapi dilaksanakan secara informal.  4. Anak harus dididik dari sejak ia dilahirkan.  Adapun firman Allah dalam (Q.S AL-lukman:13) yang sesuai dengan pendidikan informal yaitu ْرَك لَُظْلٌم َعِظيْمٌ  ِ ۗاِنَّ الش ِ  َواِذْ قَاَل لُْقٰمُن ِِلبْنِٖه َوهَُو يَِعُظٗه ٰيبُنَيَّ َِل تُْشِرْك بِاّٰللهTerjemahnya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".  Dari pemaparan ayat tersebut kita dapat menyimpulkan bahawa.  1. Orang tua wajib memberi pendidikan kepada anak-anaknya. Sebagaiman tugasnya, mulai dari melahirkan sampai akil baligh. 2. Prioritas pertama adalah penanaman akidah dan akhlak. Pendidikan akidah dan akhlak harus diutamakan sebagai kerangka dasar/landasan dalam membentuk pribadi anak yang soleh (Kompetensi Profesional).  Strategi Pendidikan Lingkungan Informal Perspektif Hadits Nabi Muhammad SAW di Era Kontemporer Al Urwatul Wutsqa: Volume 3, No. 1; Juni 2023 | 27   3. Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan ya ng bersifat kasih sayang, sesuai makna seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu “Yaa Bunayyaa” (Wahai anak-anakku), seruan tersebut menyiratkan muatan kasih sayang/sentuhan kelembutan dan kemesraan, tetapi dalam   B. Hadits Tentang Pendidikan Informal Dalam Perspektif Nabi Muhammad SAW Hadis yang yang akan dibahas adalah hadis tentang Pendidikan Informal (Dalam Keluarga). Untuk menelusuri hadis ini hanya ditemukan satu kata, yaitu: بهم اد  Dan ditemukan dalam kitab Sunan Ibnu Majah bab. 3. البنات الى واِلحسان الوالد بر* ب با  Dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras li alfaz al-Hadis al-Nabawi. Adapun bunyi kutipan hadis adalah :Sunan Ibnu Majah  بن الحرث ياخبرن عمارة بن سعيد حدثنا عياش بن علي حدثنا الدمشقي الوليد بن حدثناالعباس امو اكر - وسلم عليه هللا صلى - هللا رسول عن ث يحد لك ما بن انس سمعت النعمانادبهم واحسنوا اوِلدكم  Artinya: “Berkata kepada kita al Abbas ibnu al Walidi Adimasyqi, berkatalah kepada Ali ibnu Ayyas, berkata kepada kita Said ibnu Umarah, telah mengkabarkan kepada saya al Haris ibnu Annu’mani, saya mendengar Anas ibnu Malik berkata dari Rasulullah, Bahwa Rasulullah SAW. Telah berkata: “Muliakanlah anak-anakmu dan perbaikilah pendidikan mereka”  C. Skema Periwayatan Hadis Dalam Riwayat Ibnu Majah وسلم عليه هللا صلى هللا رسول  لك ما بن انس (Wafat. 92/93 H) النعمان بن الحرث (Wafat. ?) عمارة بن سعيد (Wafat. 112 H) عياش بن علي (Wafat. 219 H) الدمشقي الوليد بن العباس (Wafat. 248 H) ماجه ابن (Wafat. 273 H)  D. Analisa Kependidikan Dalam Matan Hadis Di negara kita yang berdasarkan Pancasila ini, sebenarnya pelaksanaan Pendidikan Agama mempunyai dasar yang cukup kuat, baik dari segi dasar Agama (merupakan perintah Agama), maupun dasar Yuridisch Formal karena telah ditetapkan dalam perundang-undangan Negara maupun dalam GBHN. Adapun Metode-metode Pendidikan Islam Dalam Keluarga antara lain : 1. Metode Uswatun Hasanah  Strategi Pendidikan Lingkungan Informal Perspektif Hadits Nabi Muhammad SAW di Era Kontemporer Al Urwatul Wutsqa: Volume 3, No. 1; Juni 2023 | 28   2. Metode Nasehat/Ceramah/Cerita. 3. Metode Tanya Jawab 4. Metode Demonstrasi. 5. Metod Metode Karya Wisata. 6. Musyawarah dan Diskusi.  Dari metode pendidikan Islam dalam keluarga yang telah disebutkan maka diharapkan orang tua memberi contoh dan menjadi teman bagi anak-anaknya, sehingga anak lebih nyaman di lingkungan keluarga dari pada berada dilingkungan masyarakat yang pergaulannya tidak terkontrol.   PENUTUP Dari materi tersebut dapat disimpulkan bahawa Hadis tentang Pendidikan Informal Dalam Keluarga diatas adalah Hadis Masyhur. Analisa sanad dalam Sunan Ibnu Majah menunjukkan bahwa hadis tersebut bersambung sanadnya namun Dla’if karena dla’ifnya seorang perawi hadis yaitu Said ibnu Umarah. Hadis Dla’if tersebut naik menjadi Hadis Hasan Ligghairihi karena banyaknya syahid. Dan Hadis dalam Sunan Ibnu Majah tersebut Dla’if secara Sanad tapi Shahih secara Matan. Metode dalam Pendidikan Islam Dalam Keluarga: Metode Uswatus Hasanah, Metode Nasehat/Ceramah/Cerita, Metode, Tanya Jawab, Metode Demonstrasi, Metode Karya Wisata, dll. Dan Dikalangan orang Jawa ada falsafah Bibit, Bobot dan Bebet, yaitu dalam memilih jodoh hendaknya berdasarkan Bibit artinya dari keturunan yang baik, sedangkan Bobot artinya yang mempunyai kekayaan dan Bebet artinya yang berpenampilan (performance) baik. Semoga dengan jurnal ini semua dapat memetik sebuah pelajaran bahwa madrasah yang pertama bagi anak adalah keluarga. Maka dari itu diharapkan dapat menjadi contoh bagi anak-anak, sehingga dapat bersosialisasi dengan baik dimanapun anak-anak berada. Dan tidak terjerumus dilingkungan manapun meraka berada.  DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an dan Terjemahnya Ahmad bin’aliy bin hajar al-‘Asqalaniy, Shihab al-Tahdib Juz 5.’ Bairut; Dar al-Fikr,19988, Ahmad bin ‘aliy bin hajar al-Asqalany, shihab al-Din, Tahdib Juz 4.’Beirut:Dar al-Fikr, 1988,  Darajat, Zakiah,’Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah.’Jakarta:Ruhama 1995 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. No. 20 Tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 13, pendidikan informal Maktabah Samila, pada Bab Kritik Hadis  Strategi Pendidikan Lingkungan Informal Perspektif Hadits Nabi Muhammad SAW di Era Kontemporer Al Urwatul Wutsqa: Volume 3, No. 1; Juni 2023 | 29   Nata, H.Abdullah,’Kapita Selekta Pendidikan Islam,; Bandung: Angkasa Bandung, 2003 Yusuf al-Mazi, Jamaluddin Abi al-Hujaj, Tahdhib al-kamal Fi Asma’I al-Rijal Juz 3.’ Beirut: Dar al-Fikrn,   

STRATEGI PENDIDIKAN LINGKUNGAN INFORMAL PERSPEKTIF HADITS NABI MUHAMMAD SAW. DI ERA KONTEMPORER

https://journal.unismuh.ac.id/index.php/alurwatul/article/download/10024/5982

STRATEGI PENDIDIKAN LINGKUNGAN INFORMAL PERSPEKTIF HADITS NABI MUHAMMAD SAW. DI ERA KONTEMPORER

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Electronic Journal Muhammadiyah University of Makassar