Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peentingnya penggunaan Ice Breakin terhadap fokus belajar siswa di kelas VD di SDN 012 Samarinda Ulu. Jenis penelitian ini ialah kualitatif deskriptif dengan subjeknya yakni guru kelas VD serta siswa kelas VD. Teknik pengumpulan data yang dipakai ialah observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti menguji keabsahan data memakai model Miles dan Huberman berupa pengumpulan data, reduksi, penyajian serta penarikan kesimpulan. Sebelum menggunakan Ice Breaking, siswa kurang fokus dan kurang antusias mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas sehingga mengurangi efektifitas proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai seorang guru memerlukan adanya penggunaan Ice Breaking dalam proses pembelajaran karena berperan penting untuk membantu siswa agar dapat kembali fokus dalam belajar serta dapat membangun kembali suasana belajar yang lebih santai dan menyenangkan selama proses pembelajaran. Ice Breaking yang dipakai ialah berbasis menyanyi dan tepuk tangan. Tepuk tangan terbagi menjadi beberapa bagian yakni tepuk fokus, tepuk semangat, tepuk konsentrasi, tepuk 1, 2, 3 dan tepuk delman

Khairunnisa, Ratna

Kusumarini, Euis

Riyandana, Adinda

English

PENDAS MAHAKAM: Jurnal Pendidikan Dasar

 Ratna Khairunnisa, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 8 (1). 50-54 Juni 2023    50 PENTINGNYA PENGGUNAAN ICE BREAKING TERHADAP FOKUS BELAJAR  SISWA  KELAS VD DI SDN 012 SAMARINDA ULU  TAHUN PEMBELAJARAN 2022/2023  Ratna Khairunnisa, Euis Kusumarini, Adinda Riyandana Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda ratna@uwgm.ac.id, adindariyandana@gmail.com  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peentingnya penggunaan Ice Breakin terhadap fokus belajar siswa di kelas VD di SDN 012 Samarinda Ulu. Jenis penelitian ini ialah kualitatif deskriptif dengan subjeknya yakni guru kelas VD serta siswa kelas VD. Teknik pengumpulan data yang dipakai ialah observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti menguji keabsahan data memakai model Miles dan Huberman berupa pengumpulan data, reduksi, penyajian serta penarikan kesimpulan. Sebelum menggunakan Ice Breaking, siswa kurang fokus dan kurang antusias mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas sehingga mengurangi efektifitas proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai seorang guru memerlukan adanya penggunaan Ice Breaking dalam proses pembelajaran karena berperan penting untuk membantu siswa agar dapat kembali fokus dalam belajar serta dapat membangun kembali suasana belajar yang lebih santai dan menyenangkan selama proses pembelajaran. Ice Breaking yang dipakai ialah berbasis menyanyi dan tepuk tangan. Tepuk tangan terbagi menjadi beberapa bagian yakni tepuk fokus, tepuk semangat, tepuk konsentrasi, tepuk 1, 2, 3 dan tepuk delman. Kata Kunci: Ice Breaking, Menyanyi dan tepuk tangan, Fokus Belajar  Abstract This study seeks to determine the significance of utilizing Ice Breakin in the VD class at SDN 012 Samarinda Ulu to promote student learning. This form of research is qualitative and descriptive. The subjects of this research were the VD class instructors and the VD class students. Various data collection methods include observation, interviews, and documentation. Using the Miles and Huberman models, researchers tested the data's validity by accumulating data, reducing data, presenting data, and drawing conclusions. Prior to the implementation of Ice Breaking, students were less attentive and less enthusiastic about participating in classroom learning activities, thereby diminishing the effectiveness of the learning process, therefore as a teacher requires the use of Ice Breaking in the learning process because it plays an important role in help students to be able to re-focus on learning and be able to rebuild a more relaxed and enjoyable learning atmosphere during the learning process. The Ice Breaking used is based on singing and applause. The applause is divided into several parts, namely focused clap, enthusiastic clap, concentration clap, 1st, 2nd, 3rd clap and Delman clap. Keyword: Ice Breaking, Sing and clap, focus on studying  Pendahuluan Sekolah dasar merupakan pendidikan pertama bagi anak untuk memperoleh ilmu selama 6 tahun duduk di kursi sekolah. Pendidikan sekolah dasar juga sangat penting, karena memiliki tujuan untuk membudayakan ilmu pengetahuan. Selain itu juga merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk dasar kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, dan kemampuan siswa, serta dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut lagi. Belajar ialah kegiatan yang dapat dilakukan oleh semua individu, termasuk anak- anak, orang dewasa, serta orang tua. Belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, selama seseorang memiliki keinginan yang tulus untuk melakukannya. Karena belajar merupakan rutinitas sehari-hari siswa baik di sekolah maupun di rumah, maka siswa memiliki keterikatan yang kuat dengan istilah tersebut (Setyani & Ismah, 2018) Pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa dituntut agar dapat fokus dalam mengikuti pembelajaran. Fokus belajar ialah kemampuan untuk memusatkan perhatiannya terhadap suatu objek (Andriana et al., 2022). Fokus memainkan peran penting dalam pembelajaran karena mempertahankan konsentrasi memudahkan siswa untuk menerima materi yang disampaikan guru. Akan tetapi, kapasitas konsentrasi seseorang hanya bertahan sekitar 15 menit, sehingga jika proses pembelajaran berlangsung > 15 menit, maka konsentrasi siswa cenderung menurun yang dapat membuat pembelajaran menjadi kurang efektif (Deswanti et al., 2020). Ciri-ciri siswa yang kurang fokus dalam belajar biasanya ditandai dengan siswa yang  Ratna Khairunnisa, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 8 (1). 50-54 Juni 2023    51 kurang bersemangat, meletakkan kepala di meja, merasa bosan, mengerjakan hal-hal yang seharusnya tidak dikerjakan seperti mencoret-coret meja dan lain sebagainya. Kondisi ini mengakibatkan siswa tidak fokus menerima materi yang disampaikan guru. Kejenuhan siswa banyak terjadi dan sering terjadi selama kegiatan belajar mengajar. Kondisi ini sangat wajar karena siswa masih dalam usia bermain. Oleh karenanya, seorang guru perlu memasukkan Ice Breaking pada proses pembelajaran. Artinya, jika Ice Breaking dipakai guru ada kemungkinan akan semangat serta fokus kembali dalam pembelajaran. Penggunaan Ice Breaking dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan berkesan. Adapun tujuan ice-breaking dapat dipakai untuk mencairkan suasana kelas. Kondisi ini diperlukan agar siswa dapat berkonsentrasi saat melakukan kegiatan pembelajaran (Zakiyyah et al., 2022). Di dalam proses pembelajaran untuk menarik Kembali fokus belajar siswa merupakan salah satu hal yang sangat penting. Oleh karenanya, guru memasukkan Ice Breaker berbasis nyanyian dan pujian ke pelajaran sehingga siswa dapat kembali fokus serta menerima pelajaran secara efektif. Ice Breaking berbasis bernyanyi dan bertepuk tangan merupakan pilihan yang sederhana untuk dipakai. Aktivitas ini karena tidak memerlukan persiapan yang luas dan guru hanya perlu memodifikasi jenis tepuk tangan yang ada atau bisa juga divariasikan. Hal ini juga dapat menyenangkan bagi siswa. Kegiatan Ice Breaking ini juga dapat melatih siswa untuk berfikir sehingga dapat berkonsentrasi dan fokus dalam belajarnya.  Metode Penelitian Penelitian kualitatif dipakai penulis. Di mana data yang dikumpulkan berupa kata-kata serta gambar, bukan angka. Tujuan kualitatif yakni untuk mendeskripsikan dan mengetahui seberapa penting penggunaan Ice Breaking terhadap fokus belajar siswa kelas VD di SDN 012 Samarinda Ulu Tahun Pembelajaran 2022/2023. Penelitian kualitatif menciptakan data deskriptif dari bahasa yang diamati atau tindakan untuk mendeskripsikan (Fiantika, 2022). Pendapat lainnya, penelitian kualitatif menangkap data secara langsung melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi (Fauzi et al., 2022). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis bagaimana penggunaan Ice Breaking terhadap fokus belajar siswa kelas VD di SDN 012 Samarinda Ulu. Tempat penelitian di kelas VD di SDN 012 Samarinda Ulu beralamat di Jalan A. Wahab Syahranie, Gunung Kelua. Subyek penelitian ini diambil memakai Purposive Sampling dengan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sampel yang diambil ialah guru kelas VD dan siswa kelas VD. Alat penelitian berupa observasi tertulis, wawancara, dan petunjuk dokumentasi. Pengumpulan data merupakan tahap awal pada penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yakni: 1. Observasi Observasi ialah pengamatan yang memanfaatkan panca indera, seperti penglihatan, pendengaran, dan penciuman, untuk mengumpulkan informasi yang penting. Selama kegiatan ini, peneliti mengamati perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran.  Adapun peneliti memakai observasi non-partisipan, yakni menghadiri kegiatan yang diamati tanpa berpartisipasi di dalamnya. 2. Wawancara Wawancara ialah suatu sesi tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih yang dilakukan secara langsung atau melalui percakapan untuk menentukan maksud dari suatu tujuan tertentu. Tujuan peneliti melakukan wawancara ialah untuk mengetahui dengan penggunaan Ice Breaking apakah dapat membuat siswa kembali fokus dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini memakai wawancara semi terstruktur. Wawancara ini lebih bebas daripada wawancara terorganisir karena dapat menemukan masalah secara lebih terbuka dan memungkinkan narasumber menyumbangkan pemikiran dan umpan balik saat peneliti mendengarkan dan mencatat. Peneliti mewawancarai instruktur kelas VD dan siswa. 3. Dokumentasi Dokumentasi melibatkan pengumpulan data dari dokumen. Dokumen sering ditulis, digambar, atau karya monumental seseorang. Foto-foto kegiatan belajar siswa, kegiatan Ice Breaking, dan wawancara guru kelas dan siswa akan dipakai pada penelitian ini. Model Miles dan Huberman dipakai untuk menganalisis data penelitian ini. Disarankan agar analisis data kualitatif diterapkan secara interaktif dan berkesinambungan hingga data jenuh.  Ratna Khairunnisa, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 8 (1). 50-54 Juni 2023    52 Hasil studi tergantung pada kebenaran data. Triangulasi teknis dipakai untuk memverifikasi data. Pengecekan data ke sumber yang sama memakai beberapa metode yang disebut pengumpulan data. Wawancara dan observasi dan dokumentasi dapat memberikan data ini.  Hasil dan pembahasan Peneliti melihat dari dua indikator mengenai pentingnya penggunaan Ice Breaking di kelas VD di SD Negeri 012 Samarinda Ulu. Dua indikator tersebut ialah penggunaan Ice Breaking dan fokus belajar. Dengan memfokuskan pembelajaran pada objek tertentu, fokus dalam belajar memegang peranan penting karena dapat menunjang keberhasilan belajar siswa (Deswanti et al., 2020). Adapun pendapat lain mengatakan bahwa fokus belajar ialah kegiatan yang memusatkan perhatian dari suatu objek yang dipelajari dan tidak memikirkan hal-hal yang tidak ada hubungannya (Sobon & Mangundap, 2019). Ice Breaking ialah kegiatan yang dipakai untuk memecahkan suasana kebekuan, yang membosankan menjadi menyenangkan, bersemangat, santai dan untuk menciptakan suasana belajar yang lebih lancar dan kondusif (Selvia, 2022). Kemudian menurut (Harianja & Sapri, 2022) menungkapkan bahwa penggunaan Ice Breaking ialah suatu kegiatan atau permainan yang dirancang untuk mengubah keadaan beku dari suatu kelompok. Ada beberapa manfaat dari penggunaan Ice Breaking yakni aktivitas ini dapat diterapkan serta dipelajari siapapun tanpa harus memiliki kemampuan yang khusus. Selain itu, penggunaan Ice Breaking ini juga dapat memberikan suasana gembira, semangat, pembelajaran menjadi lebih santai sehingga siswa dapat kembali fokus dalam proses pembelajaran. Siswa rata-rata hanya dapat berkonsentrasi selama 15 sampai 20 menit selama kegiatan pembelajaran. Ketika pembelajaran berlangsung lebih lama dari 20 menit, konsentrasi siswa cenderung berkurang. Kondisi ini menyebabkan proses pembelajaran kurang kondusif dan tidak efektif sehingga siswa sulit menerima bahan ajar (Deswanti et al., 2020). Hal ini sering terjadi dan merupakan hal yang wajar pada proses pembelajaran, ketika guru sedang menjelaskan materi tentunya membutuhkan perhatian yang serius dari siswa, namun setelah 20 menit pembelajaran siswa tidak lagi fokus. Sehingga ini merupakan salah satu tantangan bagi guru agar dapat menciptakan suasana belajar agar lebih menyenangkan dan membantu siswa agar kembali fokus, dengan demikianlah sangat penting adanya penggunaan Ice Breaking dalam upaya untuk membantu mencairkan suasana kelas dan meningkatkan konsentrasi siswa agar dapat kembali fokus dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu menyisipkan penggunaan Ice Breaking dalam pembelajaran. Pelaksanaan Ice Breaking ini dapat dilakukan pada awal pembelajaran, di tengah- tengah pembelajaran yang melebihi waktu konsentrasi siswa, dan dapat dilaksanakan pada akhir pembelajaran serta dapat juga diberikan apabila ada materi pembelajaran yang terkait dengan Ice Breaking dan materi yang diberikan Ada berbagai macam jenis-jenis dari Ice Breaking yang dilakukan di dalam kegiatan proses belajar. Misalnya, seperti yel-yel, menyanyi dan tepuk tangan. Jenis Ice Breaking tepuk tangan terbagi menjadi tepuk fokus, tepuk semangat, tepuk konsentrasi, tepuk 1, 2, 3 dan tepuk tangan variasi (tepuk delman) yang dilakukan sambil bernyanyi. Menurut (Lestari, 2022) selalu ada kelebihan dan kekurangan pada setiap teknik pembelajaran termasuk juga yang ada pada teknik penggunaan Ice Breaking. Adapun kelebihan dari penggunaan Ice Breaking, yakni: a. Waktu belajar akan terasa lebih cepat. b. Memberikan kesan yang menyenangkan. c. Dapat dipakai secara spontan atau secara terencana. d. Dapat membuat suasana kelas menjadi kompak dan menyatu. Sedangkan kekurangan dari penggunaan Ice Breaking yakni, penggunaannya disesuaikan oleh partisipasi dari siswa dan waktu yang dipakai. Apabila penggunaannya terlalu lama, maka siswa akan menjadi asik bermain. Setelah observasi, mewawancarai, dan dokumentasi muncul kekhawatiran terkait dengan perlunya memakai Ice Breaking untuk berkonsentrasi pada pembelajaran siswa. Guru harus menjaga perhatian siswa pada proses pembelajaran untuk memastikan bahwa siswa memahami informasi. Oleh karena itu sebagai seorang guru harus belajar bagaimana cara agara siswa tetap bertahan fokus, salah satunya ialah dengan cara memakai Ice Breaking di sela proses pembelajarannya. Hal ini berkaitan dengan teori yang dikemukaan oleh (Zakiyyah et al., 2022) bahwa Ice Breaking dapat membuat siswa lebih semangat belajar sehingga mampu menyerap  Ratna Khairunnisa, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 8 (1). 50-54 Juni 2023    53 materi guru dan membuat lingkungan kelas menjadi kondusif dan efektif sehingga siswa dapat kembali fokus dalam belajar. Pada penelitian ini guru melakukan latihan Ice Breaking berupa tepuk tangan dengan variasi yang berbeda-beda seperti tepuk delman, tepuk konsentrasi, tepuk fokus, dan bernyanyi. Hal ini berkaitan dengan teori (Yuli et al., 2020) ice Breaking dan tepuk tangan membuat belajar lebih dinamis dan menyenangkan, mempersingkat jam kerja yang panjang, dan mempersatukan kelompok. Lingkungan belajar yang menyenangkan akan membantu siswa untuk lebih berkonsentrasi dalam belajar sehingga informasi guru dapat menjangkau mereka dengan lebih baik serta mendorong siswa aktif dalam pembelajaran dengan mencairkan iklim kelas untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan (Fajarudin et al., 2021).  Kesimpulan Berlandaskan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pentingnya penggunaan Ice Breaking terhadap fokus belajar siswa kelas VD di SDN 012 Samarinda Ulu tahun pembelajaran 2022/2023 disimpulkan bahwa siswa merasa jenuh serta kurang bersemangat mengikuti pembelajaran dan mengakibatkan suasana kelas menjadi kurang kondusif. Kondisi ini mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak efektif, sehingga guru memakai Ice Breaking dalam proses pembelajaran. Kondisi ini dibuktikan dari hasil wawancara guru kelas VD dan 6 siswa kelas VD bahwa dengan adanya penggunaan Ice Breaking dalam pembelajaran dapat berperan sangat penting karena dapat membantu mengembalikan fokus belajar siswa, yang sebelumnya siswa merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran setelah melakukan kegiatan Ice Breaking siswa merasa lebih bersemangat mengikuti pembelajaran sehingga dapat membuat siswa kembali fokus, suasana kelas menjadi menyenangkan dan lebih santai. Selain itu, setelah guru menggunakan Ice Breaking juga dapat membuat tujuan pembelajaran menjadi lebih kondusif dan efektif sehingga tujuan yang hendak tercapai. Berlandaskan paparan tersebut disimpulkan bahwa penggunaan Ice Breaking penting dipakai dalam membantu siswa agar dapat mempertahankan fokus pada proses pembelajarannya serta membangun kembali suasana belajar yang lebih santai dan menyenangkan selama proses pembelajaran di kelas VD di SDN 012 Samarinda Ulu.  Daftar Pustaka Andriana, E., Rokmanah, S., & Nuraini, F. (2022). Penerapan Metode Ice Breaking Untuk Menstimulus Konsentrasi Peserta Didik Kelas 5A SDN Serang 21. 4(2), 282–289. https://doi.org/10.37216/badaa.v4i2.797 Deswanti, I. A. P., Santosa, A. B., & William, N. (2020). Pengaruh Ice Breaking Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar pada Pembelajaran Tematik. Jurnal Riset Dan Inovasi Pendidikan Dasar, 1(1), 20–28. https://jurnal.stkippgritrenggalek.ac.id/in dex.php/tanggap/article/view/39/11 Fajarudin, A. A., Samsudi, A., & Lailatul Mas’adah, N. (2021). Teknik Ice Breaking sebagai Penunjang Semangat dan Konsentrasi Siswa Kelas 1 MI Nurul Islam Jatirejo. Idarotuna : Journal of Administrative Science, 2(2), 147–176. https://doi.org/10.54471/idarotuna.v2i2.2 1 Fauzi, A., Nisa, B., Napitupulu, D., Abdillah, F., Utama, A. A. G. S., Zonyfar, C., Nuraini, R., Purnia, D. S., Setyawati, I., Evi, T., Permana, S. D. H., & Sumartiningsih, M. S. (2022). Metodologi Penelitian. In Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents (Vol. 3, Issue April). https://repository.bsi.ac.id/index.php/und uh/item/345235/BUKU-Metodologi- Penelitian---cover.pdf Fiantika, F. (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif. In Metodologi Penelitian Kualitatif. Rake Sarasin, March, 54–68. https://scholar.google.com/citations?user =O-B3eJYAAAAJ&hl=en Harianja, M. M., & Sapri, S. (2022). Implementasi dan Manfaat Ice Breaking untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(1), 1324–1330. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i1.22 98 Selvia, M. (2022). Pengaruh Ice Breaking Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tema 8 Sub Tema 2 Kelas Ii Sekolah Dasar. Jurnal IKA PGSD (Ikatan Alumni PGSD) UNARS, 10(2), 122. https://doi.org/10.36841/pgsdunars.v10i2 .1119 Setyani, M. R., & Ismah. (2018). Analisis Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Hasil Belajar. Pendidikan Matematika, 01, 73–84.  Ratna Khairunnisa, dkk. Jurnal Pendas Mahakam. Vol 8 (1). 50-54 Juni 2023    54 Sobon, K., & Mangundap, J. M. (2019). Pengaruh penggunaan smartphone terhadap motivasi belajar siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, Dan Pembelajaran, 3(2), 92–101. https://doi.org/10.26858/pembelajar.v3i2. 9851 Yuli, Tisngati, U., & Aristya, F. (2020). Analisis penggunaan ice breaking berbasis tepuk tangan dalam proses pembelajaran dan implikasinya terhadap sikap siswa kelas iii sd. 1–7. Zakiyyah, D., Suswandari, M., & Khayati, N. (2022). Penerapan Ice Breaking Pada Proses Belajar Guna Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sugihan 03. Journal of Educational Learning and Innovation (ELIa), 2(1), 73–85. https://doi.org/10.46229/elia.v2i1.333        

PENTINGNYA PENGGUNAAN ICE BREAKING TERHADAP FOKUS BELAJAR  SISWA  KELAS VD DI SDN 012 SAMARINDA ULU  TAHUN PEMBELAJARAN 2022/2023

https://jurnal.fkip-uwgm.ac.id/index.php/pendasmahakam/article/download/1363/725

PENTINGNYA PENGGUNAAN ICE BREAKING TERHADAP FOKUS BELAJAR SISWA KELAS VD DI SDN 012 SAMARINDA ULU TAHUN PEMBELAJARAN 2022/2023

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

PENDAS MAHAKAM: Jurnal Pendidikan Dasar