Penyampaian materi pada acara Orientasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Akibat Gigitan Hewan Berbisa dan Tanaman Beracu

yuniasih, Dewi

Universitas Ahmad Dahlan Repository

Nomor : PV.03.05/C.III/8113/2023                                    1 September 2023Lampiran : lima lembarHal : Permohonan Narasumber Orientasi Pencegahan dan PengendalianPenyakit Akibat Gigitan Hewan Berbisa dan Tanaman BeracunYth. Daftar terlampir di tempatPenyakit Akibat Gigitan Hewan Berbisa serta tumbuhan dan jamur beracun adalah penyakit yangdisebabkan oleh gigitan atau sengatan hewan berbisa atau termakan atau terkena tumbuhan dan jamurberacun.  Penanganan awal  saat  tergigit  ular  memegang peranan sangat  penting  serta menentukanfatalitas  dan morbiditas  kasus.  Pengetahuan  penanggulangan  penderita  gawat  darurat  memang halyang penting dalam menentukan keberhasilan pertolongan. Banyak kejadian penderita gawat daruratyang meninggal dunia atau mengalami kecacatan akibat kesalahan dalam pemberian pertolongan awal.Pada  praktiknya,  penanganan  awal  gigitan  ular  yang dilaksanakan  di  fasilitas  pelayanan  kesehatantingkat  pertama  yaitu  Puskesmas  maupun  fasilitas  pelayanan  kesehatan  rujukan  masih  sangatbervariasi dan masih banyak yang belum standar. Untuk menangani hal tersebut, saat ini telah selesaidisusun  Pedoman  Penanganan  Gigitan,  Sengatan  Hewan  Berbisa  dan  Keracunan  Tumbuhan  danJamur yang perlu disosialisasikan baik secara daring maupun luring kepada tenaga kesehatan seluruhIndonesia. Sehubungan  dengan  hal  tersebut,  kami  bermaksud  mengadakan   Orientasi  Pencegahan  DanPengendalian Penyakit  Akibat  Gigitan Hewan Berbisa Dan Tanaman Beracun (PAGHB & TB) untuktenaga kesehatan dan pengelola program serta mengharap kesediaan Saudara menjadi narasumber,pada:hari, tanggal :  Selasa - Jumat, 12 - 15 September 2023waktu :  pukul 08.00 WIB – selesai (agenda terlampir)tempat :  Swissbel Hotel, Bogor   Jl. Salak No. 38-40, Babakan, Kota Bogor, Jawa Barat 16128Dengan peserta berasal dari:1. Pengelola Program PAGHB & TB Dinas Kesehatan Provinsi se-Indonesia 2. Dokter IGD Perwakilan Rumah Sakit Rujukan Provinsi se-IndonesiaDokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN                               1 / 7Untuk  informasi  lebih  lanjut  dapat  menghubungi  drh.  Zainal  (081241235646)  /  M.  Arsyam(085145393536).  Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.Direktur  Pencegahan  dan  PengendalianPenyakit Menular,dr. Imran Pambudi, MPHMDokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN                               2 / 7Lampiran 1Nomor : PV.03.05/C.III/8113/2023Tanggal : 1 September 2023Daftar Narasumber1. Dr. dr. Tri Maharani, M.Si, Sp.EM2. dr. Dewi Yuniasih, M.ScDirektur  Pencegahan  dan  PengendalianPenyakit Menular,dr. Imran Pambudi, MPHMDokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN                               3 / 7Lampiran 2Nomor : PV.03.05/C.III/8113/2023Tanggal : 1 September 2023KERANGKA ACUANORIENTASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT AKIBAT GIGITAN HEWAN BERBISADAN TANAMAN BERACUN (PAGHB & TB)BOGOR, 12 - 15 SEPTEMBER 2023I. PendahuluanIndonesia adalah negara dengan letak geografi yang sangat berbeda dengan semua negaralainnya sehingga membuat flora dan faunanya yang Angka insiden kasus gigitan ular setiap tahundiestimasikan 135.000 berdasarkan laporan sepanjang 10 tahun yang dilakukan oleh  IndonesianToxinology Society dengan angka kematian 10% pertahun. Selama ini angka kematian tinggi karenakesalahan pengetahuan yang menganggap bahwa  satu antivenom bisa digunakan untuk semuakasus gigitan ular. Penyakit  Akibat  Gigitan Hewan berbisa serta tumbuhan dan jamur beracun adalah penyakityang  disebabkan oleh gigitan atau sengatan hewan berbisa atau termakan atau terkena tumbuhandan jamur beracun. Penanganan awal saat tergigit ular memegang peranan sangat penting sertamenentukan fatalitas dam morbiditas kasus. Pengetahuan penanggulangan penderita gawat daruratmemang hal yang penting dalam menentukan keberhasilan pertolongan. Banyak kejadian penderitagawat  darurat  yang justru  meninggal  dunia  atau mengalami  kecacatan akibat  kesalahan  dalampemberian pertolongan awal. Pada praktiknya, penanganan awal gigitan ular yang dilaksanakan difasilitas  pelayanan  kesehatan  tingkat  pertama  yaitu  Puskesmas  di  Indonesia  masih  sangatbervariasi dan belum sesuai standar. Indonesia merupakan negara dengan jenis hewan berbisa dan tanaman beracun yang cukupbanyak. Terdapat 370 jenis ular dan 77 diantaranya merupakan ular berbisa di Indonesia antara lainular  laut,  ular  Elapid  (Ular  Australia,  Ular  Cobra,  King  Cobra,  Weling  Welang,  Calliophis,Trimeresurus sp, Daboia sp, Calloselesma sp, Rhabdophis sp dan lain lain. Sementara negara lainseperti Taiwan 6, Malaysia 20, Thailand 40 dan Australia 60 jenis ular berbisa. Sedangkan untukjenis Hymenopterans Sting (hewan penyengat) ada Tawon, Lebah, Semut, Centipedes, Millipedes,Toads, Scorpion, Caterpillar, Spider. Hewan laut yang memiliki racun ada beberapa spesies sepertiUbur  ubur,  Bintang  laut,  Bulu  babi,  Cone  snail,  Blue  ringed  octopus,  Lionfish,  Scorpionfish,Stonefish, Stingray, Pufferfish, Parrotfish, Horseshoe crabs, Sea anemones, Corals.moray eel yangmemiliki  berbagai  spesies  yang  hidup  di  Indonesia.  Sedangkan  Tanaman  beracun  yang  dapatmengancam kehidupan manusia seperti jamur dan tanaman lain banyak terdapat di Indonesia.Kasus kejadian akibat gigitan ular maupun hewan berbisa lainnya sangat tinggi di Indonesia.Dalam  satu  tahun  kasus  gigitan  ular  mencapai  130.000  kasus  tersebar  di  34  propinsi  dengankematian 50 -100 orang tiap tahunnya. Untuk tahun 2021 Aceh 250 kasus, Sumatera Utara 400kasus,  Sumatera Barat  100 kasus,  Jambi 30 kasus,  Bengkulu 20 kasus,  Sumatera Selatan 50,Bangka Belitung 10 kasus, lampung 30 kasus, Kepulauan Riau 20 kasus, DKI Jakarta 60 kasus,Banten 120 kasus, Jawa Barat 350 kasus, Jawa Timur 400 kasus, DIY 100 kasus,Kalimantan Barat100 kasus, Kalimantan Tengah 50 kasus, Kalimantan selatan 30 kasus, Kalimantan timur 20 kasus,Kalimantan Utara 10 kasus, Sulawesi Utara 50 kasus, Gorontalo 30 kasus, Sulawesi Tengah 25kasus, Sulawesi Barat 30 kasus, Sulawesi Selatan 100 kasus, Sulawesi Tenggara 50 kasus, NTB10 kasus, NTT 22 kasus, Papua 29 kasus, papua barat 13 kasus, maluku 11 kasus, Maluku Utara10 kasus, dan Maluku tenggara 1 kasus (Tri Maharani, 2022).Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN                               4 / 7Dalam  upaya  menurunkan  kasus  kematian  Penyakit  Akibat  Gigitan  Hewan  Berbisa  danTanaman Beracun (PAGHB & TB), Pemerintah berusaha menyediakan dukungan terhadap layananpencegahan dan pengendalian PAGHB & TB yang menunjang pelaksanaan pengendalian PAGHB& TB .II. TujuanTujuan UmumUntuk  meningkatan  kapasitas  SDM  tenaga  Kesehatan  dan  pengelola  program  Penyakit  AkibatGigitan Hewan Berbisa dan Tanaman Beracun di Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota Tujuan Khusus1.Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pengelola program dalam upaya melakukanprogram P2 PAGHB & TB yang efektif, efisien dan bermutu.2.Untuk  meningkatkan   kemampuan petugas kesehatan dalam melakukan  pertolongan  pertama(first  aid)  dan  tatalaksana  kasus  PAGHB & TB di  Sarana  Pelayanan  Kesehatan  Dasar  danRumah Sakit sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian3.Untuk  meningkatkan  kemampuan petugas  kesehatan  dalam pencatatan  dan pelaporan  kasusPAGHB & TBIII. Peserta PertemuanPeserta Pertemuan ini terdiri dari :1. Pengelola Program PAGHBTB Dinkes Provinsi dari 34 Provinsi2. Dokter IGD Rumah Sakit Rujukan Provinsi dari 34 Provinsi3. Ketua Tim Kerja PAGHB & TB4. Tim Kerja Zoonosis dan PAGHB & TBIV. Narasumber :1. Direktur P2PM2. Ketua Tim Kerja PAGHBTB3. Dr. dr. Tri Maharani, Sp. EM, M.Si4. dr. Dewi Yuniasih, M.Sc.V. PelaksanaanHari / Tanggal : Selasa – Jum’at, 12 – 15 September 2023Waktu : Sesuai jadwal - selesaiTempat : Swissbell Hotel Bogor, Jl Salak No. 38 – 40 Babakan, Kota Bogor,Jawa Barat.VI. BiayaBiaya pelaksanaan kegiatan ini dibebankan DIPA APBN Setditjen P2P untuk Dit. P2PM TA 2023Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN                               5 / 7VII. Susunan KegiatanWaktu (WIB) Agenda Pembicara PJSelasa, 12 September 202314.00 - 18.00 Registrasi Panitia Panitia18.00 - 19.00 Makan Malam Panitia PanitiaRabu, 13 September 202308.00 – 08.45 Pembukaan dan Arahan:- Menyanyikan Lagu Indonesia Raya- Laporan ketua panitia- Sambutan dan Arahan sekaligus membuka pertemuanPanitiaDirektur P2PM08.45 – 09.30 Kebijakan Pencegahan danPengendalian PAGHB&TBDirektur P2PM09.30 – 11.00 Manajemen kasuskegawatdaruratan dan hewanberbisa Dr. dr. Tri Maharani,M.Si, Sp.EM11.00 – 12.30 Simulasi dan Demonstrasi FirstAidDr. dr. Tri Maharani,M.Si, Sp.EM12.30 – 13.30 Ishoma13.00 – 15.00 Epidemiology of Snakebite inIndonesiadr. Dewi Yuniasih,M.Sc15.00  – 15.30 Coffee breakKamis, 14 September 202308.30 – 09.00 Refleksi Panitia09.00 – 09.30 Coffee Break09.30 – 12.30 Epidemiologi, ManajemenIdentifikasi dan First AidTumbuhan dan Jamur BeracunDr. dr. Tri Maharani,M.Si, Sp.EM11.00 – 12.00 Simulasi dan DemonstrasiPemeriksaan di FaskesPertamaDr. dr. Tri Maharani,M.Si, Sp.EM12.00 - 13.00 Ishoma13.00 – 15.00 Pencatatan dan Pelaporan Panitia15.00 – 15.15 Coffee break15.15 – 16.00 Manajemen Logistik PanitiaDokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN                               6 / 7                     Jumat, 15 September 202308.00 – 10.00 RTL Kegiatan Panitia10.00 – 10.15 Penutupan Katimja PAGHB&TB10.15 – 12.00 Administrasi Tim KeuanganPanitiaDirektur  Pencegahan  dan  PengendalianPenyakit Menular,dr. Imran Pambudi, MPHMDokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSNPowered by TCPDF (www.tcpdf.org)                               7 / 7

Orientasi Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit Akibat Gigitan Hewan Berbisa dan Tanaman Beracun

https://eprints.uad.ac.id/51049/2/2.%20Permohonan%20sbg%20Narasumber.pdf

Orientasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Akibat Gigitan Hewan Berbisa dan Tanaman Beracun

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Universitas Ahmad Dahlan Repository