Pengaruh Pemberian Serbuk Daun Kelor (Moringa
oleifera) terhadap Kadar SGOT dan SGPT pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar Jantan yang Diinduksi dengan Diet Tinggi Fruktosa.
Tingginya kebiasaan konsumsi minuman kemasan yang mengandung tinggi
fruktosa dalam jangka panjang dapat menyebabkan resistensi insulin,
meningkatkan stres oksidatif dan inflamasi pada hati. Kadar SGOT dan SGPT
merupakan salah satu biomarker untuk mengetahui tanda kerusakan pada hati.
Daun kelor merupakan salah satu pangan lokal fungsional yang dapat
dimanfaatkan untuk memperbaiki kerusakan hati dan menurunkan kadar glukosa
darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian serbuk
daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar SGOT dan SGPT tikus putih (Rattus
norvegicus) galur wistar jantan yang diinduksi dengan diet tinggi fruktosa.
Penelitian true eksperimental menggunakan posttest only control group design ini
dilakukan pada tikus Rattus norvegicus selama 16 minggu. Sejumlah 30 ekor tikus
terbagi dalam lima kelompok yaitu K0 (kontrol normal), E1 (kontrol DM), E2 (kontrol
preDM), E3 (preDM + quercetin) dan E4 (preDM + serbuk daun kelor). Kadar
SGOT dan SGPT diukur menggunakan metode IFCC tanpa Pyridoxal Phosphate
(PP). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji one-way ANOVA. Rerata
kadar SGOT tertinggi pada kelompok E1 yaitu sebesar 158,67 ± 48,17 U/L dan
terendah pada kelompok E2 yaitu sebesar 85,67 ± 14,29 U/L. Hasil uji Kruskal-
Wallis menunjukkan bahwa pemberian serbuk daun kelor berpengaruh pada kadar
SGOT secara signifikan (p=0,015). Hasil uji post-hoc menunjukkan bahwa
kelompok E2 terdapat perbedaan dengan semua kelompok. Rerata kadar SGPT
tertinggi pada kelompok E1 yaitu sebesar 118,5 ± 96,58 U/L dan terendah pada
kelompok E2 yaitu sebesar 54,83 ± 16,57 U/L. Serbuk daun kelor memberikan
pengaruh signifikan pada kadar SGOT tikus, namun serbuk daun kelor tidak
memberikan pengaruh nyata terhadap total asupan pakan, BB, dan kadar SGPT
darah tikus yang diinduksi diet tinggi fruktosa