Peran Stakeholders dalam Pelaksanaan Program Brexit (Braille E-Ticket and Extraordinary Access for Visual Disabilities) di Puskesmas Janti Kota Malang

Abstract

Program Brexit (Braille E-ticket and Extraordinary Access for Visual Disabilities) dilaksanakan sebagai upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang setara dan aksesibel bagi disabilitas netra. Peran stakeholders diperlukan agar mekanisme pelaksanaan program Brexit dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan sasarannya. Penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian terbagi menjadi dua: 1) analisis peran stakeholders pada program Brexit menggunakan lima kategori peran antara lain policy creator, koordinator, fasilitator, implementer, dan akselerator; dan 2) faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan program Brexit. Sumber data adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan dalam pelaksanaan program Brexit terdapat stakeholder yang berperan sebagai (1) policy creator yaitu Puskesmas Janti dan Dinas Kesehatan Kota Malang, kedua stakeholder tersebut berperan dalam merumuskan regulasi mengenai pelaksanaan program Brexit; (2) koordinator yaitu Puskesmas Janti Kota Malang mengkoordinasikan seluruh stakeholder dan Pemerintah Kota Malang berkoordinasi dengan pihak luar yang setara; (3) fasilitator yaitu Puskesmas Janti berperan untuk menyediakan layanan dan fasilitas, Dinas Kesehatan Kota Malang memberikan printer braille, PERTUNI memenuhi kebutuhan informasi mengenai disabilitas netra, PLD UB memberikan pengetahuan terkait dengan layanan etiket braille dan menjadi narasumber pelatihan disabilities awarness, Urbanist Indonesia berperan dalam memberikan sumbangan berupa perbaikan papan braille; (4) implementer yaitu Puskesmas Janti Kota Malang memberikan layanan berupa etiket obat braille, on the spot disabilities health services, penyuluhan kesehatan, telemedicine “Puskesmas Janti Care”, dan disabilitas netra berperan sebagai pengguna program Brexit; (5) akselerator yaitu Pemerintah Kota Malang memberikan pembinaan dan pengembangan dan Rehabilitasi Sosial Bina Netra memberikan saran dan masukan dan memberikan orientasi kepada disabilitas netra. Faktor pendukung yaitu adanya kesamaan tujuan antar stakeholder, komunikasi, antusias disabilitas netra dan faktor penghambat yaitu belum optimalnya sosialisasi program Brexit dan keterbatasan sumber daya manusia. Sebaiknya, sosialisasi dapat lebih dioptimalkan dan menambah sumber daya manusia dan pelatihan secara berkala

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions