Pengetahuan yang rendah tentang pubertas dapat mengakibatkan perilaku menyimpang dan risiko kesehatan bagi remaja putri. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak terutama orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan orang tua dengan pemberian pendidikan tentang pubertas pada remaja putri di SMA Muhammadiyah Takengon. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua siswa SMA Muhammadiyah Takengon, dengan jumlah sampel sebanyak 72 sampel yang ditentukan dengan menggunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 12-16 Juni 2023 dengan menggunakan kuesioner. Hasil uji statistik Chi-Square dan pada derajat kepercayaan 95% dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan orang tua dengan pemberian pendidikan tentang pubertas pada remaja putri, diperoleh P-Value sebesar 0,008 (P ≤ 0,05). Disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan orang tua dengan pemberian pendidikan tentang pubertas pada remaja putri. Disarankan kepada orang tua agar dapat menambah pengetahuan dan mau memberikan pendidikan tentang pubertas kepada anak perempuannya yang masih kecil

Arami, Nova

Muslima, Lia

English

Jurnal Universitas Pancasakti Makassar

 Vol. 6, No. 4 Agustus 2023, Hal. 626 – 630 p-ISSN: 2622 – 6014; e-ISSN: 2745 – 8644 JURNAL PROMOTIF PREVENTIF     Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Pemberian Pendidikan Tentang Pubertas Pada Remaja Putri The Relationship between Parental Knowledge and the Provision of Education About Puberty in Young Women Lia Muslima1, Nova Arami2 1STIKes Payung Negeri Aceh Darussalam 2STIKes Medika Nurul Islam Article Info  ABSTRACT / ABSTRAK Article History Received: 30 Jul 2023 Revised: 06 Aug 2023 Accepted: 10 Aug 2023  Low knowledge about puberty can result in deviant behavior and health risks for young women. This needs to be the concern of all parties, especially parents. This study aims to determine whether there is a relationship between parental knowledge and the provision of education about puberty to young women at Takengon Muhammadiyah High School. This type of research is analytic with a cross-sectional design. The population in this study were all parents of students at Muhammadiyah Takengon High School, with a sample of 72 samples determined using total sampling. Data was collected on 12-16 June 2023 using a questionnaire. The results of the Chi-Square statistical test and at the 95% degree of confidence were carried out to determine the relationship between parental knowledge and the provision of education about puberty in young women, obtained a P-Value of 0.008 (P ≤ 0.05). It was concluded that there was a significant relationship between parental knowledge and providing education about puberty in female adolescents. It is suggested that parents be able to increase their knowledge and want to provide education about puberty to their young daughters. Keywords: Knowledge, Education About Puberty, Parents of Young Women   Pengetahuan yang rendah tentang pubertas dapat mengakibatkan perilaku menyimpang dan risiko kesehatan bagi remaja putri. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak terutama orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan orang tua dengan pemberian pendidikan tentang pubertas pada remaja putri di SMA Muhammadiyah Takengon. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua siswa SMA Muhammadiyah Takengon, dengan jumlah sampel sebanyak 72 sampel yang ditentukan dengan menggunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 12-16 Juni 2023 dengan menggunakan kuesioner. Hasil uji statistik Chi-Square dan pada derajat kepercayaan 95% dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan orang tua dengan pemberian pendidikan tentang pubertas pada remaja putri, diperoleh P-Value sebesar 0,008 (P ≤ 0,05). Disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan orang tua dengan pemberian pendidikan tentang pubertas pada remaja putri. Disarankan kepada orang tua agar dapat menambah pengetahuan dan mau memberikan pendidikan tentang pubertas kepada anak perempuannya yang masih kecil. Kata kunci: Pengetahuan, Pendidikan Tentang Pubertas, Orang Tua Remaja Putri  Corresponding Author: Name : Lia Muslima Affiliate : STIKes Payung Negeri Aceh Darussalam  Address : Jl. Yos Sudarso No. 37, Desa Blang Kolak II, Kec. Bebesen Kab. Aceh Tengah, Prov. Aceh  Email : liamuslima91@gmail.com  627 Lia Muslima & Nova Arami /JPP, Vol. 6, No. 4 Agustus 2023, Hal. 626–630    Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP PENDAHULUAN  Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Masa remaja atau puber adalah suatu tahap dalam perkembangan saat kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan penting baik fisik maupun psikis. Secara klinis perubahan fisik seperti pertumbuhan payudara, pelebaran pinggul terjadinya hampir selalu dengan urutan yang sama. Salah satu tanda seorang perempuan memasuki masa remaja adalah terjadinya menstruasi. Selama periode menstruasi, kaum wanita sering mengalami masalah karena proses dan siklus menstruasi dapat mengalami pasang surut serta berubah-rubah setiap bulannya (Smaltzer, 2019). Masa pubertas adalah terjadinya perubahan biologis yang meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi dengan pesat dari masa anak kemasa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu perubahan alat kelamin dari tahap anak  menuju dewasa. (Soetjiningsih, 2020). Dalam usahanya mencari identitas dirinya sendiri, seorang remaja sering membantah orang tuanya karena ia mulai punya pendapat-pendapat sendiri, cita-cita serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orangtuanya. Perubahan-perubahan sekunder juga terjadi, badan bertambah tinggi dengan cepat. Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa transisi ini seringkali menghadapkan individu yang bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, disatu pihak ia masih kanak-kanak, tetapi dilain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa (Niar, 2012). Di Asia Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10-19 tahun. Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (2011) kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 225 juta, yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (Nancy, 2012). Para ahli merumuskan bahwa pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi, sedangkan istilah adolescence lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas (Poltekkes Depkes Jakarta, 2010). Kecenderungan remaja usia pubertas mencari informasi di luar keluarga atau orang tua menjadi bahaya bila tidak mendapat pengawasan dari orang-orang yang lebih dewasa. Semakin derasnya arus informasi media cetak maupun elektronik membuka kemungkinan anak- anak puber mendapat informasi yang tidak terkendali dan tidak sesuai dengan tahap perkembangannya karena informasi yang mereka dapat memberikan subtansi yang salah dan menyesatkan. Kondisi inilah, menyebabkan banyak remaja meresponnya dalam sikap dan perilaku yang kurang wajar seperti pergaulan bebas yang mengakibatkan kehamilan di luar nikah yang akhirnya dapat mengarah ke aborsi (Soetjiningsih, 2010). Niar (2012) menyatakan bahwa orang tua memegang peranan penting untuk meningkatkan pengetahuan anak remaja secara umum dan khususnya kesehatan reproduksi. Idealnya remaja putri mendapatkan pengetahuan tentang perubahan pubertas dari ibunya. Dengan pola komunikasi yang baik dan terbuka tentang pengetahuan kesehatan reproduksi, remaja mendapatkan dasar pengetahuan tentang perubahan pubertas oleh orang tuanya. Berdasarkan hasil survey awal yang peneliti lakukan pada orang tua siswi SMA Muhammadiyah Takengon Kabupaten Aceh Tengah yang ditanyakan tentang pendidikan 628 Lia Muslima & Nova Arami /JPP, Vol. 6, No. 4 Agustus 2023, Hal. 626–630    Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP tentang pubertas pada orang tua siswi menunjukkan bahwa dari 10 orang tua, hanya 3 orang tua (30%) yang ada memberikan pendidikan tentang pubertas pada anaknya dan 7 orang tua (70%) yang tidak memberikan pendidikan tentang pubertas pada anaknya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan orang tua dengan pemberian pendidikan tentang pubertas pada remaja putri.  BAHAN DAN METODE  Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain Cross Sectional. Penelitian ini telah dilakukan di SMA Muhammadiyah Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian dilakukan pada Bulan Juni 2023. Populasi yang akan digunakan adalah seluruh orang tua yang memiliki remaja putri di SMA Muhammadiyah Takengon Aceh Tengah sebanyak 72 populasi. Sampel berjumlah 72 orang tua siswi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Total Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah uji statistik Chi-square dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan α 5%, sehingga jika nilai p (p- value) 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel dependen dan independen (Hidayat, 2017).  HASIL  Analisis Univariat  Tabel 1. Karakteristik Orang Tua Karakteristik Responden n % Pemberian Pendidikan      Ada 22 30,6       Tidak Ada 50 69,4 Pengetahuan      Baik 17 23,6       Cukup      Kurang 23 32 31,9 44,4 Total 72 100 Sumber: Data Primer, Diolah Tahun 2023 Berdasarkan data dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 72 responden mayoritas responden tidak ada memberikan pendidikan tentang pubertas pada anak remaja putri sebanyak 50 responden (69,4%) dan mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 32 responden (44,4%).  Analisis Bivariat Tabel 2. Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian Pendidikan Tentang Pubertas Pada Remaja Putri  Pengetahuan Pemberian Pendidikan Jumlah P Value Ada Tidak Ada F % F % F % Baik 9 52,9 8 47,1 17 23,6 0,008 Cukup Kurang 9 4 39,1 12,5 14 28 60,9 87,5 23 32 31,9 44,4 Jumlah 22 30,6 50 59,4 72 100  629 Lia Muslima & Nova Arami /JPP, Vol. 6, No. 4 Agustus 2023, Hal. 626–630    Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 17 responden yang berpengetahuan baik mayoritas ada memberikan pendidikan tentang pubertas pada remaja putri sebanyak 9 responden (52,9%), dari 23 responden yang berpengetahuan cukup mayoritas tidak ada memberikan pendidikan tentang pubertas pada remaja putri sebanyak 14 responden (60,9%) dan dari 32 responden yang berpengetahuan kurang mayoritas tidak ada memberikan pendidikan tentang pubertas pada remaja putri sebanyak 28 responden (87,5%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square dan pada derajat kepercayaan 95% dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua dengan pemberian pendidikan tentang pubertas pada remaja putri, diperoleh nilai P Value 0,008 (P ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan secara statistis bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua dengan pemberian pendidikan tentang pubertas pada anak remaja putri  PEMBAHASAN  Masa pubertas awal atau masa pubertas sebenarnya itu merupakan suatu masa yang segera akan dilanjutkan oleh masa adolesensi yang disebut pula sebagai masa puber lanjut. Masa pubertas tidak dapat dipastikan kapan dimulainya dan kapan berakhir. Beberapa sarjana memperkirakan dimulai pada usia kurang lebih 14 tahun dan berakhir pada kurang lebih 17 tahun (Suryani dan Widyasih, 2010). Pernyataan diatas sesuai hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan orang tua dengan pemberian pendidikan tentang pubertas pada remaja putri. Semakin baiknya pengetahuan yang dimiliki orang tua maka semakin ada pula pendidikan pubertas pada remaja putri yang diberikan orang tua, namun semakin kurangnya pengetahuan yang dimiliki orang tua maka semakin tidak ada pula pendidikan pubertas pada remaja putri yang diberikan oleh orang tua. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh orang tua sehingga orang tua merasa bahwa tidak perlu dan tidak penting untuk memberikan pendidikan tentang pubertas pada anaknya. Hasil penelitian Esi Emilia (2019) yang berjudul Hubungan Pengetahuan Dengan Perubahan Pubertas Pada Remaja Di SMAN 1 Margahayu didapatkan bahwa mayoritas pengetahuan remaja terhadap perubahan pubertas cukup sebanyak 53,6%. Hasil uji statistic dengan menggunakan chi square dengan derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perubahan pubertas pada remaja dengan P value 0,016.  KESIMPULAN DAN SARAN  Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua dengan pemberian pendidikan tentang pubertas pada remaja putri. Semoga dengan ada penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi kepada ibu tentang pemberian pendidikan tentang pubertas pada remaja putri sehingga ibu dapat meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memberikan pendidikan tentang pubertas pada remaja putrinya.   630 Lia Muslima & Nova Arami /JPP, Vol. 6, No. 4 Agustus 2023, Hal. 626–630    Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Emilia, 2019. Hubungan Pengetahuan Dengan Perubahan Pubertas Pada Remaja Di SMAN 1 Margahayu. http://ekarianamidwifery.com/2014/09/kesehatan-reproduksi-remaja.html. Diakses tanggal 27 Februari 2023.  Hastono, S dan Luknis Sabri. 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers. Hidayat. 2017. Statistik Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Machfoedz, Ircham. 2008. Statistika Induktif Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran Bio Statistika. Yogyakarta: Fitramaya.  Nancy, 2012. Jumlah Penduduk Remaja. http://nancy.com/2012/04/jumlah-perkembangan-perilaku-remaja-pada-masa_12.html. diakses tanggal 23 Februari 2023.  Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2017.  Niar, 2012. Peran Orang Tua Terhadap Perubahan Pubertas Pada Remaja. http://www.parenting.co.id/article/usia.sekolah/dampingi.anak.di.masa.pubertas/001/004/524. diakses tanggal 27 Februari 2023.  Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakart.  Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Pieter, Herri Zan dan Namora Lumongga Lubis. 2010. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana. Poltekkes Depkes Jakarta, 2010. Masa Pubertas. http://id.wikihow.com/Mengetahui-Anda-Sudah-Memasuki-Masa-Pubertas. diakses tanggal 26 Februari 2023. Rahmawati, 2010. Usia Masa Pubertas. http://msdnet888.com/2012/08/penelitian-masa-pubertas.html. Diakses tanggal 24 Februari 2023. Smaltzer. 2019. Remaja Dan Masalahnya. Yogyakarta: Fitramaya.  Soetjiningsih. 2020. Psikologi Ibu Dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya.  

Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Pemberian Pendidikan Tentang Pubertas Pada Remaja Putri

http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/download/920/523

Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Pemberian Pendidikan Tentang Pubertas Pada Remaja Putri

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Jurnal Universitas Pancasakti Makassar