HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS MULYOREJO TAHUN 2022

Abstract

Perubahan epidemiologis di Indonesia khususnya yang mengalami pergeseran pola penyakit menular ke penyakit tidak menular disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu contoh penyakit tidak menular. Hipertensi didefinisikan sebagai kondisi dimana tekanan darah sistolik seseorang lebih besar dari 140 mmHg dan/atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg. WHO menyatakan bahwa terdapat sekitar 17,9 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2019, yang merupakan 32 persen dari seluruh kematian di seluruh dunia. Hal ini karena banyak orang dengan tekanan darah tinggi tidak mengenali tanda-tanda awal atau gejala penyakit dan karena itu tidak menyadari bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi. Namun, hal ini tidak dikenali sampai komplikasi tekanan darah tinggi muncul. Prevalensi global hipertensi pada tahun 2000 adalah 26,4 persen dari populasi dunia atau sekitar Hal ini dikarenakan hipertensi telah membunuh sekitar 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya, 1,5 juta diantaranya terdapat di Asia Tenggara. Artinya, Indonesia juga berkontribusi terhadap perkembangan hipertensi. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah stres. Penelitian ini merupakan penelitian crosssectional dengan uji Chi Square. Jumlah sampel penelitian ada 120 responden yang merupakan penderita hipertensi yang terdaftar di Puskesmas Mulyorejo tahun 2022. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner Kessler Psychological Distress (K10). Berdasarkan analisis bivariat menunjukkan p-value 0,024. Artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Terdapat hubungan antara tingkat stres dan tingkat tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Mulyorejo Tahun 2022

    Similar works