HUBUNGAN SYSTEMIC IMMUNE-INFLAMATION INDEX DENGAN
RESPON KEMOTERAPI BERBASIS PLATINUM PADA PASIEN
KANKER PARU JENIS KARSINOMA BUKAN SEL KECIL
DI RSUP DR. M. DJAMIL, PADANG
Latar belakang: Pengembangan model prediksi respon kemoterapi, terutama yang berkaitan
dengan sistem kekebalan, terus berkembang. Memperkenalkan biomarker non-invasif yang
menjanjikan yang dikenal sebagai Systemic Immune-Inflammation Index (SII), yang menilai
tiga parameter darah perifer (jumlah trombosit, neutrofil, dan limfosit). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengeksplorasi peran SII dalam memprediksi respon kemoterapi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross
sectional. Dari Januari 2020 hingga Desember 2022, semua pasien NSCLC stadium lanjut
yang telah menerima penilaian respon kemoterapi setelah menerima minimal tiga siklus
kemoterapi di RS Dr. M Djamil Padang diikutsertakan dalam penelitian ini. Nilai cut-off
optimal untuk SII diperoleh dengan analisis kurva Receiver Operating Characteristic (ROC).
Respon kemoterapi dinilai dengan Response Evaluation Criteria in Solid Tumors
(RECIST).
Hasil: Penelitian ini melibatkan 65 subyek yang terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok
tidak respon (30) dan kelompok respon (35). Sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (81,5%),
berusia di bawah 65 tahun (78,5%), memilikiriwayat merokok (81,5%) dan dominan karsinoma
sel skuamosa (47,7%). Kelompok yang tidak responsif memiliki rata-rata skor SII yang lebih
tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kelompok lain (4242.73 ± 3629 SD vs
1513.03±890 SD; 95%CI 1345-4114, p= <0.001) Kurva ROC SII untuk respons terhadap
kemoterapi menunjukkan AUC sebesar 0,899 (95%CI 0,782-0,950) dengan nilai cut-off
optimal 1931,50 x 109/L
Kesimpulan: Terdapat peningkatan probabilitas respon yang tidak baik terhadap
kemoterapi berbasis platinum di antara pasien kanker paru yang nilai SII prakemoterapinya sama atau di atas 1931,50 x109/L sehubungan dengan penilaian RECIST