Asupan fruktosa secara kronis dapat mengakibatkan akumulasi jaringan lemak hingga Diabetes Melitus Tipe 2. Daun kelor (Moringa oleifera) mengandung antioksidan flavonoid yang berfungsi meningkatkan sekresi insulin dan transpor glukosa. Flavonoid jenis kuersetin diketahui dapat memperbaiki obesitas dan resistensi insulin dengan menghambat akumulasi jaringan lemak putih. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian serbuk daun kelor terhadap massa jaringan lemak putih pada tikus wistar yang diinduksi diet tinggi fruktosa. Penelitian eksperimental ini menggunakan pendekatan posttest-only group design. Tiga puluh ekor tikus wistar dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok K0 (kontrol normal), kelompok E1 (fruktosa 66% selama 16 minggu), kelompok E2 (fruktosa 66% selama 12 minggu), kelompok E3 (fruktosa 66% selama 16 minggu dan kuersetin 50 mg/kg BB selama 4 minggu), dan kelompok E4 (fruktosa 66% selama 16 minggu dan serbuk daun kelor 500 mg/kg BB selama 4 minggu). Massa jaringan lemak putih diambil dari bagian viseral dan subkutan yang kemudian ditimbang menggunakan neraca. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan makan dan berat badan antar kelompok tidak menunjukkan perbedaan, namun terdapat perbedaan massa jaringan lemak putih antara kelompok K0 dengan kelompok lainnya, yang mana kelompok K0 tidak diberi diet tinggi fruktosa. Kesimpulan penelitian ini adalah diet tinggi fruktosa dengan konsentrasi 66% selama 16 minggu dapat meningkatkan massa jaringan lemak putih dan pemberian serbuk daun kelor 500 mg/kg BB selama 4 minggu tidak memiliki pengaruh terhadap massa jaringan lemak putih pada tikus wistar yang diberi diet tinggi fruktosa