Hubungan Anatara Kadar Hemoglobin
dan Indeks Eritrosit dengan Status Gizi, Gambaran Radiologis, dan Manifestasi Ekstraparu pada Pasien Tuberkulosis Anak di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Menurut WHO, Indonesia termasuk negara “High Burden Countries” pada
kasus TB yang menyumbang dua per tiga kasus TB baru di dunia. Umumnya,
orang dewasa yang terinfeksi TB dapat menularkan melalui inhalasi kepada anakanak.
Beban kasus TB pada anak-anak tidak bisa diketahui secara pasti karena
kurangnya alat diagnostik yang “child friendly” dan tidak adekuatnya sistem
pencatatan serta pelaporan kasus TB anak. TB menular melalui sistem
pernapasan, tetapi karena sifatnya yang limogenik dan hematogenik sehingga
dapat menginfeksi di organ-organ lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin dan indeks eritrosit terhadap
derajat keparahan berupa status gizi, gambaran radiologis, dan manifestasi
ekstraparu pada pasien TB anak. Penelitian ini menggunakan metode
observasional analitik dan dilakukan menggunakan pendekatan desain cross
sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dan
didapatkan 38 pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi pada Juli-Desember
2021. Berdasarkan hasil uji statistik parametrik dan non-parametrik, pada
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
kadar Hb dan indeks eritrosit dengan status gizi, gambaran radiologi, dan
manifestasi ekstra paru. Sampel didominasi dengan anemia derajat ringan dengan
morfologi normokrom normositik pada gizi buruk, gambaran radiologi berat, serta
ada maupun tidaknya manifestasi ekstra paru. Sedangkan pada anemia derajat
ringan degan morfologi hipokrom mikrositik banyak pada anak dengan status gizi
baik dan kurang. Dapat disimpulkan pada penelitian ini kadar Hb dan indeks
eritrosit masih belum bisa digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi derajat
keparahan melalui temuan abnormalitas pada status gizi, gambaran radiologi, dan
manifestasi ekstra paru pada anak penderita TB paru