Nasionalisme Zainichi dalam Film Chi To Hone Karya Sutradara Yoichi Sai.

Abstract

Isu-isu poskolonialisme dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti pengaruhnya terhadap negara jajahan, bentuk perlawanan oleh bangsa terjajah, dan nasionalisme. Nasionalisme dapat dipandang dari dua sisi. Kebangkitan nasionalisme merupakan tonggak perjuangan yang mampu menyatukan bangsa terjajah. Namun di sisi lain, nasionalisme juga berpotensi dikonstruksi oleh penjajah untuk memuluskan kekuasaannya di negara terjajah. Masalah nasionalisme tersebut juga tercermin dalam film Chi to Hone yang menceritakan kehidupan sehari-hari etnis minoritas zainichi di Jepang. Fokus penelitian ini adalah pada homogenisasi kultural yang pada akhirnya memaksa kelompok zainichi untuk memilih antara menjadi kominka atau tetap memegang teguh rasa nasionalismenya terhadap Korea Utara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data penelitian diperoleh dari dialog dan tangkapan layar dalam film Chi to Hone serta dokumen yang berkaitan dengan fokus permasalahan. Landasan teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ruang poskolonial Sara Upstone beserta teori pendukung Mise-en-scene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun homogenisasi kultural oleh Jepang sebagian berhasil diterima oleh kelompok zainichi demi mendapatkan kehidupan yang lebih layak, ideologi kelompok zainichi tersebut tetap anti Jepang. Penggunaan bahasa Korea dalam kehidupan sehari-hari, segala bentuk dukungan terhadap komunisme dan ideologi Korea Utara, serta diskriminasi yang dilakukan kelompok zainichi terhadap orang Jepang merupakan representasi nasionalisme mereka terhadap negara Korea Utara

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions