Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk Meningkatkan Semangat Kerja Dan Kinerja Karyawan Universitas Terbuka

Abstract

Kontribusi karyawan bagi organisasi sangat dominan, karena karyawan adalah penghasil kerja bagi organisasinya. Hal ini berarti adalah setiap pekerjaan dalam organisasi selalu dilaksanakan oleh karyawan. Berhasil tidaknya suatu organisasi ditentukan oleh unsur manusia yang melakukan pekerjaan sehingga perlu adanya balas jasa terhadap karyawan sesuai dengan sifat dan keadaannya. Selain memberikan keterampilan yang dibutuhkan oleh karyawan, seorang karyawan perlu juga diperlakukan dengan baik agar karyawan tetap bersemangat dalam menjalankan pekerjaanya. Pimpinan organisasi dituntut untuk memperlakukan karyawan dengan baik dan memandang mereka sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan baik materi maupun non materi. Pimpinan organisasi juga perlu mengetahui, menyadari dan berusaha memenuhi kebutuhan karyawannya, sehingga karyawan dapat bekerja sesuai dengan harapan organsiasi. Di sisi lain, karyawan sebagai motor penggerak organisasi dituntut untuk bekerja dengan lebih bersemangat agar mampu menghadapi persaingan, dan dapat mempertahankan keberadaan organisasi. Sumber daya manusia yang berkompeten merupakan asset yang sangat berharga bagi sebuah perusahaan sehingga perusahaan memperhatikan latar belakang pendidikan karyawannya. Selain mengandalkan latar belakang pendidikan perusahaan memberikan pelatihan kepada para karyawan agar dapat menghasilkan karyawan yang berkualitas serta memiliki keterampilan dan keahlian dalam menjalankan tugas pelayanan kepada tamu. Pelatihan tersebut dibutuhkan oleh seluruh karyawan untuk mengikuti perkembangan zaman tentang dunia pendidikan yang semakin berkembang. Diharapkan pengaruh pelatihan yang didapat oleh karyawan dapat mengembangkan sumber daya manusia didalam pengembangan perguruan tinggi sehingga diharapkan kedepannya akan meningkatkan semangat kerja dan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan kontribusi pelatihan dan pengembangan SDM hanya memiliki kontribusi sebesar 52,6% terhadap semangat kerja, sisanya sebesar 57,4 % dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan variabel kinerja diperoleh sebesar 0,833, yang berarti artinya bahwa kontribusi pelatihan, pengembangan SDM dan semangat kerja memiliki kontribusi sebesar 83,3%, sisanya sebesar 16,7 % dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai R-Square pada konstruk laten menunjukkan bahwa model penelitian ini pada variabel semangat kerja memiliki goodness of fit yang moderat, sedangkan variabel kinerja memiliki goodness of fit yang baik

    Similar works