Meningkatkan Keterampilan Guru MI Maarif NU 09 dan MI Muhammadiyah Tanjung Intan Kabupaten Lampung Timur Dalam Menyusun Instrumen Evaluasi Berbasis Kurikulum 2013 Melalui Tindakan “Man Jadda Wajada” Tahun Pelajaran 2021/2022

Abstract

Masa pemulihan Covid 19, Proses pembelajaran di madrasah harus terdiri dari tiga pertanyaan penting, yaitu mau kemana (berarti tujuan pembelajaran), bagaimana caranya (berarti pendekatan, metode, strategi, dan atau teknik), dan bagaimana mengetahui bahwa tujuan tersebut telah tercapai (mengevaluasi). Oleh karena itu mengevaluasi dengan benar menjadi sangat penting untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran, terutama dalam menerapkan Kurikulum 2013. Berbagai jenis instrumen evaluasi dibutuhkan untuk mengukur ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yaitu Observasi Guru Mata Pelajaran,  Observasi Guru Bimbingan dan Konseling,  Penilaian Diri,  Penilaian Antarteman,  Tes Tertulis,  Tes Lisan,  Penugasan,  Portofolio,  Observasi, Unjuk Kerja, Proyek, Portofolio,  Produk, Teknik lain. Para guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) binaan harus dapat menguasai cara membuat berbagai jenis instrumen tersebut. Kondisi inilah yang membutuhkan suntikan semangat. Sebagai madrasah tentunya keyakinan bahwa Man jadda Wajada yang diterapkan dengan konsisten akan berbuah keberhasilan. Namun Man jadda Wajada ini belum diterapkan dengan mantab oleh para guru MI Binaan. Kelemahan penyusunan intrumen evaluasi sebagai alat ukur menjadi kendala terhadap upaya pencapaian tujuan pembelajaran Kurikulum 2013. Hal ini terjadi karena kemampuan guru-guru MI Binaan, MI Maarif NU 09, dan MI Muhammadiyah, dalam menyusun intrumen evaluasi tersebut masih rendah. Para subjek dalam penelitian ini adalah para guru di MI Binaan Terdiri dari MI Maarif NU 09 dan MI Muhammadiyah Tanjung Intan, Kabupaten Lampung Timur,  Tahun Pelajaran 2021/2022. Tindakan  Man Jadda Wajada dilakukan di awal semester genap. Perencanaan workshop didasari dengan identifikasi kesulitan guru dalam menyusun instrumen evaluasi. Penerapan Man Jada Wajada diwujudkan dalam Manajemen, Jaringan, dalam diri, dan Amal Usaha, Man=Manajemen, Ja=Jaringan, D=dalam, D=diri, A=Amal Usaha. Wajada adalah Workshop, audiensi, jalani dalam keseharian, dan dukungan antarteman  yang selanjutnya dikuatkan dengan supervisi klinis. Menerapkan Man Jadda Wajada dengan supervisi klinis dan penekanan pendekatan otoritarian pada awal siklus dan pendekatan kolegial pada siklus akhir dapat meningkatkan keterampilan guru MI Muhammadiyah dan MI Maarif Nu 09 dalam menyusun instrumen evaluasi K-13.  Penerapan konsep Man Jadda Wajada dilakukan di awal semester genap. Perencanaan workshop didasari dengan identifikasi kesulitan guru dalam menyusun instrumen evaluasi. Pelaksanaan Wajada, workshop dan teknik-teknik pendukung yang mengikutinya, dilakukan pada awal semester genap, Tahun Pelajaran 2021/2022 kemudian diikuti dengan supervisi klinis. Pemberdayaan peran jaringan dan dukungan antarteman semakin menguat. Ikatan untuk mencapai kemampuan yang terbaik dalam menyusun instrumen evaluasi telah mendorong para guru MI Binaan untuk mengoptimalkan bagian-bagian dari tahapan Man Jadda Wajada di madrasah masing-masing. Perubahan capaian kemampuan menyusun instrumen evaluasi K-13 dari siklus I ke siklus II.Pada siklus II, terjadi perubahan yang lebih baik. di MI Maarif Nu 09, 0% berpredikat cukup, 94% berpredikat baik dan 6% sangat baik sedangkan di MI Muhammadiyah, 71% berpredikat baik dan 29% sangat baik. Namun masih ada yang mencapai 100% baik

    Similar works