Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki angka prevalensi cukup tinggi pada kelompok umur ≥18 tahun yaitu sebesar 12,6%. Laporan Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa hipertensi menempati urutan keempat penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Aceh dengan jumlah kasus sekitar 3.474 kasus (69,4%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan pestisida dengan kejadian hipertensi pada petani kopi di Desa Pante Raya Kabupaten Bener Meriah. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh petani yang berdomisili di desa Pante Raya sebanyak 158 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus slovin, didapatkan jumlah sampel sebanyak 61 sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling. Penelitian dilakukan pada 01 sampai dengan 09 Oktober 2022 dengan menggunakan kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan penggunaan petisida dengan kejadian hipertensi pada petani kopi (Pvalue=0,000). Disarankan kepada petani kopi agar dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang faktor risiko kejadian hipertens

HS, Nurlaely

English

Jurnal Universitas Pancasakti Makassar

 Vol. 6, No. 3 Juni 2023, Hal. 425 – 429 p-ISSN: 2622 – 6014; e-ISSN: 2745 – 8644 JURNAL PROMOTIF PREVENTIF     Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP Hubungan Penggunaan Pestisida Dengan Kejadian Hipertensi Pada Petani Kopi di Desa Pante Raya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah The Relationship Between the Use of Pesticides and the Incident of Hypertension in Coffee Farmers in Pante Raya Village Wih Pesam of Bener Meriah District  Nurlaely HS STIKes Payung Negeri Aceh Darussalam Article Info  ABSTRACT / ABSTRAK Article History Received: 12 Jun 2023 Revised: 14 Jun 2023 Accepted: 17 Jun 2023  Aceh is one of the provinces in Indonesia with a fairly high prevalence rate in the age group ≥18 years, namely 12.6%. The Health Service report shows that hypertension is the fourth most common disease suffered by the people of Aceh, with a total of 3,474 cases (69.4%). This study aims to determine the relationship between the use of pesticides and the incidence of hypertension in coffee farmers in Pante Raya Village, Bener Meriah Regency. This type of research is analytic with a cross-sectional design. The population in this study are all farmers who live in the village of Pante Raya, as many as 158 people. Sampling was carried out using the Slovin formula, obtaining a total sample of 61 samples. The sampling technique was carried out by accidental sampling. The research was conducted from 01 to 09 October 2022 using a questionnaire. The results of this study indicate that there is a relationship between the use of pesticides and the incidence of hypertension in coffee farmers (Pvalue = 0.000). It is suggested that coffee farmers increase public knowledge about the risk factors for hypertension. Keywords: Pesticide Use, Hypertension Incidence   Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki angka prevalensi cukup tinggi pada kelompok umur ≥18 tahun yaitu sebesar 12,6%. Laporan Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa hipertensi menempati urutan keempat penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Aceh dengan jumlah kasus sekitar 3.474 kasus (69,4%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan pestisida dengan kejadian hipertensi pada petani kopi di Desa Pante Raya Kabupaten Bener Meriah. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh petani yang berdomisili di desa Pante Raya sebanyak 158 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus slovin, didapatkan jumlah sampel sebanyak 61 sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling. Penelitian dilakukan pada 01 sampai dengan 09 Oktober 2022 dengan menggunakan kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan penggunaan petisida dengan kejadian hipertensi pada petani kopi (Pvalue=0,000). Disarankan kepada petani kopi agar dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang faktor risiko kejadian hipertensi Kata kunci: Penggunaan Pestisida, Kejadian Hipertensi   Corresponding Author: Name : Nurlaely HS Afiliate : STIKes Payung Negeri Aceh Darussalam Address : Jl. Bireuen-Takengon Km.82,5 No.86 Lut Kucak, Kec. Wih Pesam, Kab. Bener Meriah Prov. Aceh 24581 Email : nurlaely851@gmail.com426 Nurlaely. HS /JPP, Vol. 6, No. 3 Juni 2023, Hal. 425–429    Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP PENDAHULUAN  Berdasarkan data dari WHO (2020), hipertensi merupakan penyakit nomor satu dalam Global Burden of Deases di dunia. Di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025, dengan kata lain, prevalensi hipertensi dunia melonjak hingga 60 persen dalam 25 tahun.  Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang, temasuk Indonesia. Hipertensi disebut silent killer karena umumnya bersifat asimptomatik  dan dapat menimbulkan kerusakan pada fungsi organ seperti jantung. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2017) hipertensi merupakan penyebab kematian no 3 telah strok dan tuberulosis di Indonesia sebanyak 24,5% pada usia di atas 10 tahun. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki angka prevalensi cukup tinggi pada kelompok umur ≥18 tahun yaitu sebesar 12,6%. Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh menunjukkan bahwa hipertensi menempati urutan keempat penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Aceh dengan jumlah kasus sekitar 3.474 kasus atau proporsi kasus sebanyak (69,4%) (Dinkes Provinsi Aceh, 2015). Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kabupaten Bener Meriah tahun 2014, dilaporkan bahwa jumlah pederita hipertensi pada masyarakat Bener Meriah berjumlah 667 kasus hipertensi atau sebesar 22,23% dan pada tahun 2016 jumlah prevalensi kasus hipertensi meningkat menjadi 900 kasus atau sebesar 30% (Dinas Kesehatan Bener Meriah, 2016). Suiraoka (2018) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadi kejadian hipertensi terjadi menjadi dua bagian yaitu faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol. Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada umumnya berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan.  Berbagai faktor yang memberikan kontribusi terhadap hipertensi antara lain dari jenis kelamin, merokok, kebiasaan konsumsi garam berlebihan, kebiasaan konsumsi alkohol, stres kejiwaan, obesitas, tidak biasa ber olahraga atau  kurang aktivitas fisik. Hasil penelitian yang dilakukan Rita (2016) di Gresik, mendapatkan pria  dengan kebiasaan minum kopi memiliki resiko 2,3 kali lebih beresiko terkena hipertensi dari pada yang tidak minum kopi. Kafein yang terdapat dalam kopi dapat menstimulasi jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setap detiknya. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada petani kopi di Desa Pante Raya Kecamatan Wih Pesamkabupaten Bener Meriah, hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data dari puskesmas Pante Raya, kasus hipertensi pada tahun 2017 sebanyak 158 kasus hipertensi. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 124 kasus. Berdasarkan wawancara langsung yang dilakukan pada bulan maret tahun 2017 terhadap 12 orang petani kopi di Desa Pante Raya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, 9 orang diantaranya mengalami hipertensi (75%) dan 3 orang yang tidak mengalami hipertensi (25%). Mayoritas penderita hipertensi menjawab tidak tahu pasti tentang penyebab hipertensi, namun sebahagian besar dari mereka rutin menggunakan pestisida saat berkebun. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui Hubungan 427 Nurlaely. HS /JPP, Vol. 6, No. 3 Juni 2023, Hal. 425–429    Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP Penggunaan Pestisida dengan Kejadian Hipertensi pada Petani Kopi di Desa Pante Raya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah.  BAHAN DAN METODE  Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini telah dilakukan di Desa Pante Raya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah. Penelitian dilakukan pada Bulan September – Oktober 2022. Populasi yang akan digunakan adalah seluruh Petani Kopi yang ada di Desa Pante Raya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah sebanyak 158 populasi. Sampel berjumlah 61 orang petani kopi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling (Hidayat, 2017). Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah uji statistik Chi-square dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan α 5%, sehingga jika nilai p (p- value) 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel dependen dan independen (Hidayat, 2017).  HASIL  Analisis Univariat  Tabel 1. Karakteristik Petani Kopi Karakteristik Responden n % Kejadian Hipertensi Ya 29 47,5  Tidak 32 52,2 Penggunaan Pestisida Ya 39 63,9  Tidak 22 36,1 Total 61 100 Sumber: Data Primer, 2022  Berdasarkan data dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 61 responden mayoritas responden tidak mengalami kejadian hipertensi sebanyak 32 responden (52,5%) dan mayoritas responden menggunakan pestisida sebanyak 39 responden (63,9%). Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension)adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) (Pudi astuti, 2013). Kematian yang disebabkan oleh keracunan pestisida jarang dilaporkan, hanya beberapa saja yang dipublikasikan terutama karena disalah gunakan (untuk bunuh diri). Dewasa ini bermacam-macam jenis pestisida telah diproduksi dengan usaha mengurangi efek samping yang dapat menyebabkan berkurangnya daya toksisitas pada manusia, tetapi sangat toksik pada serangga. Diantara jenis atau pengelompokan pestisida tersebut diatas, jenis insektisida banyak digunakan dinegara berkembang, sedangkan herbisida banyak digunakan dinegara yang sudah maju. Bila dihubungkan dengan pelestarian lingkungan maka penggunaan pestisida perlu diwaspadai karena akan membahayakan kesehatan bagi manusia ataupun makhluk hidup lainnya (Rini, 2015). 428 Nurlaely. HS /JPP, Vol. 6, No. 3 Juni 2023, Hal. 425–429    Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP Analisis Bivariat Tabel 2. Hubungan Penggunaan Pestisida dengan Kejadian Hipertensi pada Petani Kopi Penggunaan Pestisida Kejadian Hipertensi Jumlah P Value Ya Tidak F % F % F % 0,000 Ya 28 71,8 11 28,2 39 63,9 Tidak 29 47,5 32 52,5 22 36,1 Jumlah 29 47,5 32 52,5 61 100 Sumber: Data Primer, 2022 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 61 responden terdapat 39 responden yang menggunakan pestisida mayoritas mengalami hipertensi sebanyak 28 responden (71,8%) dan dari 22 responden yang tidak menggunakan pestisida mayoritas tidak mengalami hiperteni sebanyak 29 responden (47,5%). Berdasarkan hasil uji statistik Person Chi Square dan pada derajat kepercayaan 95% dilakukan untuk mengetahui hubungan penggunaan pestisida dengan kejadian hipertensi pada petani kopi, diperoleh nilai P Value 0,000 (P ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan secara statistis bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan pestisida dengan kejadian hipertensi pada petani kopi.  PEMBAHASAN  Suiraoka (2014) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadi kejadian hipertensi terjadi menjadi dua bagian yaitu faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol. Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada umumnya berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan.  Berbagai faktor yang memberikan kontribusi terhadap hipertensi antara lain dari jenis kelamin, merokok, kebiasaan konsumsi garam berlebihan, kebiasaan konsumsi alkohol, stres kejiwaan, obesitas, tidak biasa ber olahraga atau kurang aktivitas fisik. Hasil penelitian yang dilakukan Rita (2016) di Gresik, mendapatkan pria dengan kebiasaan minum kopi memiliki resiko 2,3 kali lebih beresiko terkena hipertensi dari pada yang tidak minum kopi. Kafein yang terdapat dalam kopi dapat menstimulasi jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setap detiknya. Pernyataan diatas sesuai dengan hipotesis peneliti yang menunjukkan bahwa adanya penggunaan pestisida dengan kejadian hipertensi pada petani kopi. Semakin sering petani kopi menggunakan pestisida maka semakin besar resiko petani mengalami kejadian hipertensi. Hal ini dikarenakan penggunaan pestisida secara terus menerus akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan salah satunya adalah kejadia hipertensi.  KESIMPULAN DAN SARAN  Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square dan pada derajat kepercayaan 95% dilakukan untuk mengetahui hubungan penggunaan pestisida dengan kejadia hipertensi pada petani kopi diperoleh nilai P Value 0,000 (P ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan secara statistis bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan pestisida dengan kejadian hipertensi pada petani kopi. 429 Nurlaely. HS /JPP, Vol. 6, No. 3 Juni 2023, Hal. 425–429    Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP Semoga dengan ada penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat, khususnya petani kopi agar mengurangi penggunaan pestisida, sehingga dapat mengurangi kejadian hipertensi. Dan semoga penelitian ini dapat sebagai masukan kepada tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memberikan penanganan dan konseling yang tepat kepada masyarakat, khususnya petani kopi yang mengalami hipertensi akibat penggunaan pestisida.  DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Khairuddin. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi di RS Harapan Bunda Yogyakarta. Azwar, Agoes. Penyakit Di Usia Tua. Jakarta : Buku Kedokteran ; 2014.  Bustan. Buku Ajar Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta; 2013.  Dinkes Aceh. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. 2015  Gunawan, L. Hipertensi Dan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Kanisiust ;2010.  Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2017.  Riwidikdo H. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: mitra cendikia; 2014.  Rukiyah, Yulianti. Menuju Gaya Hidup Sehat. Jakarta: Trans Info Media; 2014.  Rumbia, Wa Janaria. Hubungan Pengetahuan Petani Kopi Dengan Kejadian Hipertensi di Palu tahun 2017 [Skripsi]: Universitas Tadulako; 2017. Saifuddin B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawirahardjo; 2016. Situmorang, Effendi. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Petani Kopi Terhadap Angka Kejadian Hipertensi di Medan Tahun 2016 [Skripsi]: Universitas Muhammadiyah Medan; 2016. Wawan. Hipertensi pada petani kopi di Desa Padalarang tahun 2018 [Skripsi]: Universitas Padalarang; 2018. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Epidemiologi. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014.  World Health Organization (WHO). data in 2015 Hipertensi. 2015;  

Hubungan Penggunaan Pestisida Dengan Kejadian Hipertensi Pada Petani Kopi di Desa Pante Raya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah

http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/download/852/471

Hubungan Penggunaan Pestisida Dengan Kejadian Hipertensi Pada Petani Kopi di Desa Pante Raya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Jurnal Universitas Pancasakti Makassar