Ciptaan, Gita

Document Repository

1  DESKRIPSI     KOMPOSISI PAKAN AYAM RAS PETELUR DARI BUNGKIL INTI SAWIT DAN LUMPUR SAWIT FERMENTASI  5   Bidang Teknik Invensi    Invensi ini berhubungan dengan komposisi pakan ayam ras petelur   menggunakan bungkil inti sawit yang difermentasi dengan kapang Sclerotium rolfsii,   dan lumpur sawit yang difermentasi dengan kapang  Neurospora crassa, dengan 10 tambahan jagung giling. Latar Belakang Invensi Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dan sebanyak 70% dari produksi sawit tersebut berasal dari Pulau Sumatera, sedangkan Propinsi Sumatera Barat merupakan daerah penghasil sawit terbesar ke 4 dengan 15 jumlah produksi minyak sawit kasar (Crude Palm Oil - CPO sebesar 916.420 ton (www.Sawit.Online.com/2011/07/20). Disamping menghasilkan produk utama berupa CPO, industri kelapa juga sawit juga menghasilkan produk samping diantaranya Bungkil Sawit (BIS) dan Lumpur Sawit (LS) yang dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak unggas. Semakin berkembangnya perkebunan sawit tentu 20 akan menghasilkan produk samping berupa BIS dan LS yang juga semakin besar karena sebanyak 45-46% dari produk samping industry pengolahan kelapa sawit adalah BIS dan 12% dalam bentuk lumpur sawit. Sinurat et al. (2003).  Berdasarkan data diatas maka bungkil inti sawit dan lumpur sawit sangat  potensial digunakan sebagai bahan pakan terutama  ternak unggas terutama sebagai pengganti/substitusi 25 jagung dan bungkil kedelai yang masih diimpor. Kapang selulolitik dan mananolitik yang dapat digunakan untuk fermentasi  bungkil inti sawit adalah Sclerotium rolfsii. Mirnawati et al (2014) menyatakan bahwa aktivitas enzim selulase dan mananase dari Sclerotium rolfsii lebih tinggi dari Eupenicillium javanicum dan  Aspergilus niger.  Menurut  Purwadaria et al. (2004) 30 bahwa kapang  Eupenicillium javanicum dapat memproduksi β-mananase pada substrat locust bean gum 1% dengan aktifitas yang paling tinggi yaitu 49 U/ml dan juga memproduksi β-mannase dengan aktivitas  lebih tinggi bila ditumbuhkan pada 2  bungkil kelapa. Razak et al (2006) menyatakan bahwa aktifitas enzim manannase dari Sclerotium rolfsii lebih tinggi dari Aspergilus niger.  Selain kapang diatas, ada juga kapang lain yang bersifat selulolitik dan mananolitik yaitu Neurospora crassa, Neurospora sp dan Neurospora sitophila.   Disamping bersifat karatenolitik kapang ini menghasilkan   menghasilkan β-karoten,   menghasilkan zat warna kuning yang akan 5 memberikan warna kuning pada telur ayam. Selain itu  β-karoten juga dapat menurunkan kolesterol pada telur dan daging ayam.  β-karoten juga berfungsi sebagai provitamin A untuk pertumbuhan.  Fenita dkk. (2010) menyatakan bahwa pemanfaatan Lumpur sawit fermentasi dengan Neurospora crassa  dalam pakan ayam petelur dapat menurunkan kolesterol dan lemak telur, hal ini disebabkan karena 10 kapang Neurospora crassa  menghasilkan β karoten yang cukup tinggi sehingga dapat menurunkan kolesterol dari telur yang selama ini ditakuti oleh konsumen.  Ditambahkan juga oleh Mirnawati dkk. (2013) bahwa  kapang Neurospora crassa  menghasilkan β-caroten yang lebih tinggi dibanding dengan Neurospora sitopila dan Neurospora sp yang diisolasi dari lumpur sawit.    15 Telah dilakukan penelitian yang sudah diseminarkan pada Simposium nasional klaster riset ketahanan pangan II tahun 2016, tentang komposisi pakan ayam ras petelur yang  memanfaatkan bungkil inti sawit fermentasi dengan kapang Sclerotium rolfsii dan lumpur sawit di fermentasi dengan kapang  Neurospora crassa.  Akan tetapi belum ditemukan persentasi jagung giling yang tepat dalam pakan ayam petelur. 20 Untuk itu invensi ini dilakukan sebagai pengembangan dari penelitian tersebut.  Uraian Singkat Invensi    Invensi ini mengungkapkan suatu komposisi pakan ayam ras petelur yang terdiri dari bungkil inti sawit yang difermentasi dengan kapang Sclerotium rolfsii,   25 lumpur sawit yang difermentasi dengan kapang  Neurospora crassa, jagung giling, konsentrat, mineral B12 dan top mix, dengan persentase bungkil Inti sawit 16 %, lumpur sawit 11 %, jagung giling 45 %, konsentrat 24 %, Mineral B12 3.5 %, Top Mix 0.5 %. Komposisi tersebut memiliki  kandungan  Protein kasar 19,32%, Serat kasar 7,29%, Lemak kasar 2,84%, Ca 2,90%, P 1,26%, Energi Metabolisme 30 2804 Kkal/kg.  3  Penggunaan bahan pakan lokal alternatif (BIS dan LS)  ini dalam formulasi dan proses produksi pakan ayam ras petelur  akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan pakan impor seperti jagung yang harganya mahal, mengurangi biaya produksi dengan tujuan akhir meningkatkan keuntungan peternak. Pengurangan impor jagung berarti akan menghemat devisa negara dan  dalam jangka panjang  5 diharapkan dapat mengurangi  ketergantungan  terhadap jagung yang merupakan bahan pakan impor.  Uraian Lengkap Invensi  Dilihat dari kandungan gizinya,  BIS mengandung zat-zat makanan sebagai 10 berikut:  protein kasar 16,07%, serat kasar 21,30%,  lemak kasar 8.23%, Ca 0.27% dan P 0.94% serta Cu 48.4 ppm (Mirnawati dkk., 2010).  Sedangkan kandungan gizi  lumpur sawit adalah sebagai berikut : protein kasar 11,1%, serat kasar 17%, Lemak kasar 12%, BETN 50,4 %, Ca 0,2% dan P 0,5%  (Noverdiman, 2010).  Walaupun kandungan protein kasarnya cukup tinggi, tetapi penggunaannya dalam pakan 15 unggas masih terbatas. Menurut Supriyadi (1997) BIS hanya dapat digunakan sampai 10% dalam pakan itik, dan Rizal (2000) mendapatkan bahwa BIS dapat dipakai sampai 10% atau menggantikan 40% bungkil kedelai dalam pakan broiler.  Begitu juga lumpur sawit hanya dapat dimanfaatkan 10% dalam pakan broiler (Sinurat dkk.,  2003) karenan kandungan serat kasarnya yang masih tinggi. 20 Kandungan serat kasar BIS dan LS yang masih tinggi menyebabkan penggunaannya dalam pakan unggas masih terbatas  (Sinurat, 2003 dan Waras 2006),  Hal ini  yang disebabkan oleh kandungan serat kasar yang tinggi dalam bentuk β-manan (Daud dan Jarvis, 1992; Duestherhoft et al, 1993 and Purwadaria et al., 2003).  Sedangkan ternak unggas tidak mempunyai enzim pemecah serat dan 25 manan dalam alat pencernaanya.  Untuk itu diperlukan aplikasi teknologi pengolahan BIS dan LS  untuk meningkatkan kualitasnya dengan bioteknologi fermentasi menggunakan  kapang selulolitik dan mananolitik (Meryandini et al., 2008; Purwadaria dan Haryati, 2003). Teknologi fermentasi ini  akan dapat menurunkan kandungan serat kasar dan  manan dari BIS dan LS sehingga  dapat 30 meningkatkan kualitas bungkil inti sawit yang diharapkan  dapat menggantikan 4  jagung dalam pakan unggas yang merupakan produk impor yang harganya cukup mahal.  Kandungan zat makanan pakan ayam ras petelur  yang diformulasikan dari bungkil inti sawit dan lumpur sawit fermentasi ini memenuhi gizi pakan untuk ayam ras petelur yaitu protein 19 - 20 % dan kandungan Energi Metabolisme (EM) 2800 5 kkal/kg. Disamping bergizi, pakan ini juga berharga murah karena menggunakan bahan-bahan produk samping industri pengolahan sawit yang berharga murah dan berpotensi besar.  Penggunaan bahan pakan lokal alternatif inkonvensional ini dalam formulasi dan proses produksi pakan unggas petelur akan mengurangi ketergantungan 10 Indonesia terhadap bahan pakan impor seperti jagung yang harganya cukup mahal, mengurangi biaya produksi dengan tujuan akhir meningkatkan keuntungan peternak. Pengurangan impor jagung berarti akan menghemat devisa negara dan  dalam jangka       panjang diharapkan dapat mengurangi  ketergantungan Indonesia terhadap jagung     impor. 15 Pakan merupakan komponen biaya produksi tertinggi dalam suatu usaha peternakan karena 65 – 75% biaya produksi berasal dari pakan. Oleh sebab, perlu dicari bahan pakan alternatif nonkonvensional  yang potensinya besar, tersedia sepanjang tahun, bergizi, tidak bersaing dengan kebutuhan manusia dan berharga murah yang dapat digunakan  sebagai bahan  pakan ternak. Bahan pakan alternatif  20 tersebut adalah Bungkil Inti Sawit (BIS) dan Lumpur Sawit (LS) yang merupakan produk samping industri pengolahan sawit yang potensinya sangat besar. Permasalahan yang dihadapi pada penggunaan BIS dan LS dalam pakan unggas adalah kandungan serat kasarnya yang tinggi sehingga penggunaannya dalam pakan unggas masih terbatas. Untuk meningkatkan daya guna BIS dan LS tersebut 25 dalam pakan unggas, digunakan aplikasi teknologi fermentasi menggunakan kapang selulolitik dan mananolitik sehingga pemanfaatannya dalam pakan unggas dapat meningkat.    Bungkil inti sawit yang difermentasi dengan kapang Sclerotium rolfsii,   dan lumpur sawit yang difermentasi dengan kapang  Neurospora crassa, dilakukan 30 melalui tahapan-tahapan sebagai berikut yaitu persiapan substrat, sterilisasi, pendinginan, inokulasi kapang, penambahan larutan mineral standar, inkubasi selama 5  7 hari pada suhu ruang ruang, pemanenan dan memformulasikannya dalam formula pakan ayam ras petelur yang telah ditentukan.    Kandungan zat-zat makanan  pakan ayam ras petelur  yang diformulasikan  dari BIS dan LS  yang telah difermentasi tersebut  memenuhi standar gizi pakan untuk ayam ras petelur dengan kandungan kalori (Energi Metabolisme – ME) sebesar 2804 5 (kkal/kg), protein 19.32%  dan lemak pakan sebesar 2.84%. Disamping bergizi, pakan ini juga berharga murah karena menggunakan bahan-bahan produk samping industri pengolahan sawit (BIS dan LS) yang  berharga murah.  Komposisi pakan ayam ras petelur  menggunakan BISF dan LSF ini  dimulai dengan penyediaan bahan-bahan  yang diperlukan seperti bungkil inti sawit yang 10 difermentasi dengan kapang Sclerotium rolfsii,   lumpur sawit yang difermentasi dengan kapang  Neurospora crassa, jagung giling, mineral B12 dan Top Mix. Tahap selanjutnya adalah pengeringan/penjemuran untuk mengurangi kadar air, khususnya bungkil inti sawit dan  lumpur sawit.    Untuk menentukan kandungan gizi pakan ayam ras petelur menggunakan 15 BISF danLSF  ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : - Melakukan analisis proksimat (analisa kandungan zat-zat makanan) terhadap semua bahan yang digunakan. Analisis proksimat mencakup kandungan Energi Metabolisme (EM), protein, lemak kasar, serat kasar, kandungan Ca dan P.  - Setelah diketahui kandangan gizi bahan-bahan penyusun  pakan tersebut, kemudian 20 dihitung persentase komposisi yang tepat dalam pakan ayam ras petelur invensi ini untuk memenuhi standar gizi yang diinginkan yaitu protein pakan 19 - 20 % dan EM 2800 kkal/kg seperti pada Tabel 1.  Tabel 1.   Komposisi Pakan Ayam Ras Petelur Menggunakan  Bungkil Inti  Sawit 25 dan Lumpur Sawit Fermentasi  No. Bahan Pakan Persentase  dalam Pakan (%) 6  1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 6. 6. 2. 3 Bungkil Inti Sawit Fermentasi  Lumpur Sawit Fermentasi Jagung gililing Konsentrat Komersil Mineral B12          Top Mix 16 11 45 24 3.5 0.5 - Setelah diketahui persentase penggunaan bahan – bahan tersebut dalam pakan  semua bahan dipersiapkan dalam bentuk kering (kering jemur) dan kemudian digiling sehingga berbentuk  tepung.  - Setelah semua bahan-bahan tersebut dihaluskan, bahan tersebut kemudian diaduk/dicampur dengan menggunakan mixer. Pengadukan pakan harus benar-benar 5 merata agar semua bahan tercampur sempurna dan ternak yang mengkonsumsi pakan tersebut mendapatkan pakan dengan kandungan gizi yang sama. - Pakan yang telah jadi, dimasukkan ke dalam kemasan (karung goni atau karung beras) dalam dua ukuran kemasan yaitu 25 kg dan 50 kg. - Pakan harus dikemas rapi, disimpan dalam ruangan yang sejuk (suhu 25 – 30oC), 10 mempunyai sirkulasi udara bagus,  tidak terkena cahaya matahari langsung dan tidak bersentuhan langsung dengan lantai.   15 7  Klaim  1. Suatu komposisi pakan ayam ras petelur terdiri dari bungkil inti sawit yang difermentasi dengan kapang Sclerotium rolfsii,   lumpur sawit yang difermentasi dengan kapang  Neurospora crassa, jagung giling, konsentrat, mineral B12 dan top mix, dengan persentase sebagai berikut : 5 - Bungkil Inti Sawit  16 % - Lumpur Sawit   11 % - Jagung giling   45 % - Konsentrat   24 % - Mineral B12     3.5 % 10 - Top Mix     0.5 %  2.  Komposisi sesuai dengan klaim 1 memiliki  kandungan  Protein kasar 19,32%, Serat kasar 7,29%, Lemak kasar 2,84%, Ca 2,90%, P 1,26%, Energi Metabolisme 2804 Kkal/kg.  15      20      25      30    8  Abstrak  KOMPOSISI PAKAN AYAM RAS PETELUR DARI BUNGKIL INTI SAWIT DAN LUMPUR SAWIT FERMENTASI  5  Invensi ini mengungkapkan tentang pakan ayam ras petelur menggunakan  bungkil inti sawit dan lumpur sawit fermentasi dilakukan melalui tahapan-tahapan kerja sebagai berikut yaitu penjemuran, fermentasi BIS dan LS, analisa kandungan zat makanan, penggilingan, pencampuran/ pengadukan, pengepakan dan penyimpanan. Komposisi pakan ayam ras petelur terdiri dari bungkil inti sawit yang 10 difermentasi dengan kapang Sclerotium rolfsii,   lumpur sawit yang difermentasi dengan kapang  Neurospora crassa, jagung giling, konsentrat, mineral B12 dan top mix, dengan persentase bungkil Inti sawit 16 %, lumpur sawit 11 %, jagung giling 45 %, konsentrat 24 %, Mineral B12 3.5 %, Top Mix 0.5 %. Komposisi tersebut memiliki  kandungan  Protein kasar 19,32%, Serat kasar 7,29%, Lemak kasar 2,84%, 15 Ca 2,90%, P 1,26%, Energi Metabolisme 2804 Kkal/kg.   Komposisi tersebut dapat mengurangi penggunaan jagung dalam pakan unggas sebesar 15%. Dengan berkurangnya penggunaan jagung dalam pakan harga pakan menjadi lebih murah. Penurunan biaya pakan ini akan dapat meningkatkan pendapatan peternak pengguna komposisi pakan ini. 20           25

PAten 1 dan DEskripsi 1 Dr. Gita Ciptaan

http://repo.unand.ac.id/50409/1/Paten%201%20dan%20Deskripsi%201.pdf

PAten 1 dan DEskripsi 1 Dr. Gita Ciptaan

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Document Repository