Tumbuhan semanggi (Marsilea crenata Presl.) termasuk salah satu tumbuhan
paku-pakuan yang biasa tumbuh di lingkungan berlumpur, tanah lembab atau tempat
berair. Tumbuhan semanggi belum banyak dibudidayakan oleh petani,
kebanyakan petani hanya mengumpulkan semanggi yang tumbuh secara liar di
sawah. Habitat tumbuhan semanggi ini biasa tergenang, karena semanggi merupakan
salah satu jenis tanaman air. Masyarakat tahu bahwa semanggi merupakan salah
satu gulma padi sawah dan memiliki kemampuan sebagai tumbuhan fitoremediasi
(Jiang et al., 2018). Selain berfungsi sebagai sayur, tumbuhan ini juga memiliki
khasiat obat untuk pencegah osteoporosis pasca menopause bagi kaum wanita.
Kandungan yang diharapkan untuk bisa mengobati penyakit ini adalah kandungan
fitoestrogen (Isoflavon). Hal penting yang harus diperhatikan dalam budidaya
semanggi ini adalah media yang baik untuk menghasilkan biomasa dan kandungan
bioaktif (fitoestrogen) tinggi guna pemenuhan kebutuhan sayuran dan bahan baku
obat yang aman terbebas dari kontaminasi bahan-bahan yang berbahaya bagi
kesehatan akibat kemampuannya menyerap logam berat (fitoremediasi). Selain itu
untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan identifikasi habitat
tumbuh yang sesuai untuk tumbuhan semanggi, kemudian menemukan media
tumbuh yang mampu meningkatkan kandungan bioaktif tinggi serta memberikan
unsur hara berupa pupuk organik dan an-organik guna peningkatan biomasanya.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan dan kadar bioaktif
fitoestrogen paling tinggi pada tumbuhan semanggi yang tumbuh di habitat berbeda.
Memperoleh teknik budidaya yang tepat untuk menghasilkan kadar bioaktif
fitoestrogen tinggi pada tumbuhan semanggi. Mengetahui pengaruh penambahan
pupuk an-organik (N dan K) dan organik (pupuk kotoran sapi) untuk peningkatan
biomasa dan kadar bioaktif fitoestrogen tumbuhan semanggi.
Penelitian pertama dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2017
dilaksanakan di tiga habitat yang memiliki perbedaan media tumbuh yaitu di Desa
Sememi, Kecamatan Benowo Kota Surabaya dengan media basah atau tergenang, di
Desa Wringinanom, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang dengan media sedang
dan di Desa Bungur, Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung dengan media
kering, menggunakan metode survei dengan tujuan untuk mengetahui pertumbuhan
tumbuhan semanggi yang memiliki kandungan bioaktif tinggi dari habitat atau lokasi
tumbuh berbeda. Penelitian kedua dilaksanakan pada bulan September - Oktober
2019 yang bertempat di kebun Percobaan Jatimulyo Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya Malang, Jawa Timur pada ketinggian antara 460 m dpl dengan tujuan untuk
menghasilkan kadar bioaktif senyawa fitoestrogen tumbuhan semanggi yang optimal
melalui teknologi cekaman air yang tepat. Penelitian ini merupakan percobaan pot,
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, terdiri dari 6
perlakuan, yaitu: K1 = Kering (Kurang dari 40% Kapasitas Lapang); K2 = Tanpa
Genangan (Kapasitas Lapang); K3 = Genangan Air Ketinggian 2 cm; K4 = Genangan
Air Ketinggian 4 cm; K5 = Genangan Air Ketinggian 6 cm; K6 = Genangan Air
Ketinggian 8 cm. Penelitian ketiga dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2020, lokasi
penelitian sama dengan pada penelitian kedua. Tujuan penelitian untuk meningkatkan
biomasa dan bioaktif tumbuhan semanggi melalui aplikasi pupuk organik (kompos
dan pupuk kotoran hewan), pupuk anorganik (N dan K). Penelitian ini merupakan
percobaan pot. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu
faktor yang terdiri dari 8 perlakuan kombinasi jenis tanah dan pupuk an-organik (N,
K), pupuk organik (kotoran sapi). Perlakuan terdiri dari: P0 = tanah, tanpa pupuk N
dan K; P1 = tanah, N 138 kg ha-1; P2 = tanah, K 136 kg ha-1; P3 = tanah, N 138 kg ha-
1; dan K 136 kg ha-1; P4 = tanah, pupuk kotoran sapi 20.103 kg ha-1; P5 = tanah,
pupuk kotoran sapi 20.103 kg ha-1, N 138 kg ha-1; P6 = tanah, pupuk kotoran sapi 20.103 kg ha-1, K 136 kg ha-1; P7 = tanah, pupuk kotoran sapi 20.103 kg ha-1, N 138 kg
ha-1; K 136 kg ha-1.
Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa tumbuhan semanggi jenis
Marsilea crenata Presl. yang tumbuh pada habitat tergenang asal desa Sememi, Kota
Surabaya menunjukkan hasil lebih tinggi dibandingkan tumbuhan semanggi asal desa
Wringinanom, Kabupaten Malang dan tumbuhan semanggi asal desa Bungur,
Kabupaten Tulungagung. Berikut ini hasil dari pertumbuhan tumbuhan semanggi asal
desa Sememi, panjang tangkai pada 4 MST (18,20 cm), jumlah daun (189,60 rumpun-
1), panjang akar (10,90 cm), jumlah anakan 77,20 cm) dan hasil kandungan bioaktif
fitoestrogen turunan isoflavon yaitu daidzin (26,63 μg g-1), formononentin (30,63 μg
g-1), genistin (28,80 μg g-1), daidzein (12,70 μg g-1), biochanin A (22,07 μg g-1),
genistein (14,45 μg g-1
), 6‘-O-malonylgenistin (12,46 μg g-1),dan biochanin A-7-O-β-D-
glucoside-6‘‘-O-malonate (34,15 μg g-1). Sedangkan pada penelitian tahap kedua
memperoleh teknik budidaya tumbuhan semanggi jenis Marsilea crenata Presl.
dengan media kapasitas lapang mampu meningkatkan kandungan bioaktif
fitoestrogen daidzin sebesar (87,03%), biochanin A (88,89%), genistein (88,92%),
formo-nonetin (87,01%), genistin (87,03%), 6''-O-malony (88,92%), daidzein
(87,01%), dan biochanin A-7-O-Beta-D-glucoside-6''-O-malonate (87,45%).
Penelitian tahap ketiga menunjukkan bahwa komposisi media tanah, pupuk organik
(pupuk kotoran sapi) dengan dosis 20.103 kg. ha-1 dapat meningkatkan biomasa bobot
segar total panen (235,9 g petak panen-1), bobot kering total panen (45,78 g bak
panen-1) dengan ukuran bak 42 x 32 x 14 cm dan kandungan bioaktif fitoestrogen
tumbuhan semanggi sebesar (daidzin 174%, genistin 168%, biochanin A1606''-O-
malony 177%, formo-nonetin 168%, daidzein 147%, genistein 175%, biochanin A-7-
O-Beta-D-glucoside-6''-O-malonate 174%)