Energi adalah komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia. Setiap tahun,
kebutuhan energi semakin meningkat. Sumber energi ini kebanyakan berasal dari energi
fosil, dimana fosil adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan berdampak
buruk bagi lingkungan. Upaya untuk menanggulangi krisis bahan bakar fosil yaitu dengan
memanfaatkan energi baru terbarukan, salah satunya hidrogen. Hidrogen merupakan energi
baru terbarukan yang sangat menjanjikan karena lebih bersih dan ramah lingkungan. Salah
satu cara untuk menghasilkan hidrogen adalah dengan elektrolisis air. Elektrolisis air
adalah proses penguaraian air ( ) menjadi hidrogen ( ) dan oksigen ( ) dengan
komposisi 2 hidrogen dan 1 oksigen. Gas hidrogen dan oksigen ini disebut juga dengan gas
HHO (Brown’s Gas). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara variasi
konsentrasi larutan Kalium Hidroksida (KOH) terhadap produksi gas HHO dan untuk
mendapatkan perbandingan unjuk kerja elektroliser tipe wet cell dengan menggunakan
sumber DC murni dan dengan sumber Pulse Width Modulation (PWM). Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen.
Untuk merealisasikan pengembangan energi baru terbarukan, perlu adanya inovasi
terhadap teknologi konversi energi yang menjadikan air sebagai bahan utama untuk
menghasilkan gas HHO. Sehingga, diperlukan alat yang dapat memproduksi gas HHO.
Generator HHO tipe wet cell atau Elektroliser tipe wet cell adalah salah satu alat yang
dapat menghasilkan gas HHO dengan cara elektrolisis air. Proses elektrolisis air untuk
menghasilkan gas HHO dapat dilakukan dengan cara menempatkan elektroda pada wadah
yang sudah berisi air. Elektroda ini dihubungkan langsung dengan sumber arus searah
(DC), sehingga terjadi reaksi kimia yang dapat memisahkan molekul air (H2O) menjadi
hidrogen (H) dan oksigen (O2). Elektroliser terbuat dari bahan akrilik dengan tebal 0,8 cm
dan berdimensi P x L x T : 14 cm x 10 cm x 12 cm. Elektroda yang digunakan berbahan
dasar grafit dengan ukuran P x L x T : 14 cm x 2 cm x 2 cm. Jarak antar elektroda 2 cm.
Menggunakan larutan elektrolit KOH 10 gram, 15 gram, dan 20 gram pada 1 liter air.
Sumber listrik menggunakan DC power supply dengan output 12 V dan 20 A. Sinyal PWM
bersumber dari Arduino UNO. Ketika menggunakan PWM, duty cycle ditetapkan 75% dan
frekuensi 1 kHz.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh variasi konsentrasi larutan
KOH, baik menggunakan sumber DC murni ataupun dengan sumber PWM. Semakin
besar konsentrasi larutan KOH maka produksi gas HHO akan semakin banyak, arus
menjadi lebih besar, daya yang dibutuhkan semakin besar, temperatur akan semakin
meningkat seiring dengan berjalannya waktu, dan efisiensi akan menurun. Volume gas
HHO yang dihasilkan dengan sumber DC murni serta konsentrasi larutan KOH 10 gram,
15 gram, dan 20 gram, masing-masing menghasilkan volume rata-rata sebesar 29,30
ml/menit, 64,67 ml/menit, dan 94,67 ml/menit. Sedangkan volume gas HHO yang
dihasilkan dengan sumber PWM serta konsentrasi larutan KOH 10 gram, 15 gram, dan 20
gram, masing-masing menghasilkan volume rata-rata sebesar 25,33 ml/menit, 36,67
ml/menit, dan 88,67 ml/menit