Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil minyak tertinggi yang
berasal dari Afrika. Peningkatan yang terjadi dalam bidang industri kelapa sawit
sangat berhubungan dengan peningkatan produktivitas CPO yang dapat dilakukan
dengan adanya program pemuliaan dengan tujuan mendapatkan bahan tanaman
unggul. Kegiatan pemuliaan tanaman kelapa sawit pada umumnya membutuhkan
waktu yang lama. Selain itu, dikarenakan kelapa sawit merupakan tanaman yang
tidak memiliki tunas aksilar maka sulit untuk dilakukan perbanyakan secara
vegetatif. Berdasarkan hal tersebut maka kultur jaringan diterapkan sebagai salah
satu alternatif yang dapat dilakukan dalam perbanyakan kelapa sawit. Ada berbagai
jenis kultur jaringan yang dapat diterapkan pada tanaman kelapa sawit salah satunya
adalah kultur embrio zigotik. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan embrio pada kultur jaringan yaitu media kultur, sumber karbohidrat
dan umur embrio (waktu setelah polinasi). Oleh karena itu dalam penelitian ini
digunakan beberapa embrio kelapa sawit dengan umur panen yang berbeda-beda
untuk mengetahui pengaruh umur panen terhadap pertumbuhan embrio kelapa
sawit secara in vitro. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
perbedaan umur panen buah terhadap pertumbuhan embrio secara in vitro dan untuk
mengetahui umur panen yang paling sesuai dalam pertumbuhan embrio kelapa
sawit secara in vitro. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat umur panen
buah yang paling sesuai untuk pertumbuhan embrio kelapa sawit
Penelitian ini dilaksanakan di Verdant Bioscience yang beralamat di Timbang
Deli, Kec. Galang, Kab. Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian
dilakukan dari bulan September 2020 sampai Juni 2021. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah buah kelapa sawit yang di panen pada waktu yang
berbeda yaitu pada waktu 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan dan 6 bulan setelah terjadi
polinasi. Buah yang diambil berasal dari tanaman sawit yang berumur 5 tahun.
Selain itu bahan lainnya yang digunakan adalah media MS, klorox, fungisida,
tween, aquades, alcohol 96%, sukrosa dan gelatin. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah LAFC (Laminar air flow cabinet), pinset, scalpel, gelas beker,
Erlenmeyer, tabung reaksi, petridish, test tube, timbangan digital, oven, autoklaf,
kamera, kompor, kulkas dan label. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan
rancangan acak lengkap dengan 1 faktor. Perlakuan pada penelitian ini adalah umur
panen buah. Terdapat 4 taraf yaitu 3, 4, 5 dan 6 bulan setelah polinasi. Pada setiap
taraf dilakukan 6 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 15 individu. Sehingga total
embrio yang digunakan dalam penelitian ini adalah 360 embrio. Pengamatan yang
dilakukan selama penelitian adalah sebagai waktu inisiasi tunas, waktu inisiasi akar,
persentase eksplan hidup (%),panjang tunas (cm), jumlah daun, panjang akar (cm)
dan jumlah klorofil. Data pengamatan yang diperoleh dari hasil pengamatan akan
dianasis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan taraf 5% untuk
mengetahui nyata atau tidaknya perlakuan terhadap hasil pengamatan. Apabila hasil analisis nyata maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT)
dengan taraf 5%.
Hasil penelitian pengaruh umur panen buah kelapa sawit terhadap
pertumbuhan embrio secara in vitro menampilkan adanya perbedaan nyata pada
beberapa parameter pengamatan yaitu pada parameter waktu inisiasi tunas,
persentase eksplan hidup, tinggi tunas, jumlah daun dan jumlah klorofil.
Berdasarkan hasil umur panen buah yang paling baik digunakan sebagai sumber
eksplan merupakan buah yang dipanen pada waktu 3 bulan