ARSITEKTUR BIOMORFIK PADA PERANCANGAN TAMAN FLORIKULTURA DI KOTA DENPASAR

Abstract

The floriculture garden plays an important role in the preservation of plants, especially ornamental plants and also plays a role in overcoming the problem of global warming and contributes to the provision of urban green open spaces. The unwise exploitation of the existing biodiversity is one of the reasons for increasing greenhouse gas emissions in Indonesia. In addition, there is also a phenomenon of reduced open space in urban areas due to land conversion due to the high population growth in Indonesia. This is in accordance with the current condition of the city of Denpasar which has become an urban city with the most populous population in the province of Bali. This phenomenon makes the area of ​​Denpasar City Public green open space less than the ideal standard. On the other hand, there are still many types of ornamental plants in Indonesia that have not been conserved. Thus, it is necessary to procure a Floriculture Park in Denpasar City to overcome the problem of the number of ornamental plants that have not been conserved, global warming that occurs, and the reduction of green open space in urban areas. This design also aims as a recreational and educational facility. The basic concepts used are recreational, conservation and educational. While the chosen design theme is a biomorphic architectural theme with sustainable forms, structures and materials. The design method used is data collection techniques in the form of library research, observation and comparative studies, as well as data processing methods, namely analysis, synthesis and transformation methods. The results of the design of the Floriculture Park in Denpasar City are explained into three principles of biomorphic architecture. The first principle is the principle of form, namely the form of mass based on ecology and metaphor of natural forms. The second principle is the principle of structure and material, its application is the use of structures with organic shapes, while in terms of materials the application is by selecting natural (local) materials and materials that support a curvilinear shape. The third principle is the principle of sustainability, the application of which is to maximize the use of natural energy into buildings.Taman florikultura berperan penting dalam pelestarian tumbuhan khususnya tanaman hias dan juga berperan dalam mengatasi masalah pemanasan global serta ikut andil dalam penyediaan ruang terbuka hijau kota. Eksploitasi yang tidak bijaksana terhadap keanekaragaman hayati yang ada, merupakan salah satu alasan meningkatnya emisi gas rumah kaca di Indonesia. Selain itu, terdapat juga fenomena berkurangnya ruang terbuka di perkotaan karena alih fungsi lahan akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia. Hal ini sesuai dengan kondisi kota Denpasar saat ini yang telah menjadi kota urban dengan penduduk terpadat di Provinsi Bali. Fenomena tersebut membuat luas RTH Publik Kota Denpasar kurang dari standar ideal. Disisi lain masih banyak jenis tanaman hias di Indonesia yang belum terkonservasi. Dengan demikian perlu adanya pengadaan Taman Florikultura di Kota Denpasar untuk mengatasi masalah banyaknya tanaman hias yang belum terkonservasi, pemanasan global yang terjadi, serta berkurangnya RTH di perkotaan. Perancangan ini juga bertujuan sebagai fasilitas sarana rekreasi yang bersifat konservasi dan edukatif. Konsep dasar yang digunakan adalah rekreatif, konservasi dan edukatif. Sedangkan tema perancangan yang dipilih adalah tema arsitektur biomorfik dengan bentuk, struktur dan material yang berkelanjutan. Metode perancangan yang digunakan yaitu dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan, observasi dan studi komparasi, serta metode pengolahan datanya yaitu metode analisa, sintesa dan transformasi. Hasil rancangan Taman Florikultura di Kota Denpasar dijelasakan ke dalam tiga prinsip arsitektur biomorfik. Prinsip yang pertama yaitu prinsip bentuk yakni bentuk masa berbasis ekologi dan metafora dari bentuk-bentuk alam. Prinsip yang kedua yaitu prinsip struktur dan material, penerapannya yakni penggunaan struktur dengan bentuk organik, sedangkan dari segi material penerapannya yaitu dengan pemilihan material alami (lokal) dan material yang mendukung bentuk kurvalinier. Prinsip yang ketiga yaitu prinsip berkelanjutan, penerapannya yakni dengan memaksimalkan penggunaan energi alami ke dalam bangunan

    Similar works