Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan pada bulan Juni – Juli 2021. Tujuan penelitian dilaksanakan untuk mengetahui nilai tambah ikan gurami pada produk olahan bakso dengan metode Hayami dan pendapatan pengolah bakso ikan. Penentuan sample menggunakan metode sensus dengan penarikan responden metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan nilai tambah produk bakso ikan sebesar Rp  5.635,-/ kilogram dengan harga output sebesar Rp  130.000,-/kilogram, penggunaan tenaga kerja sebanyak 2 orang dengan upah Rp 50.000,-/HOK/proses. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp  3.803.-/ kilogram pada 1 kali proses produksi. Sehingga pendapatan yang diperoleh untuk 1 bulan  Rp  532.420,-/bula

Intan, Dian Retno

Lubis, Wildani

Mei Br. Kabeakan, Nana Trisna

Purba, Khairul Fahmi

Syafrilia Gurning, Riris Nadia

English

Juli Tani farmer’s group in Sidodadi Ramunia Village, Beringin District, Deli Serdang Regancy was a responden in reseach of “Contribusi Income of Chili Farmer’s Group in Improving the Welfare of Farmer’s Group”. This research to determine the income contribution of chili processing bussines  in Sidodadi Ramunia Village, Beringin District, Deli Serdang Regancy for red chili into other product. The research was conducted for three month (May-July, 2022) with the conclusion that contribution of the red chili as 35,24 percent to income with the income obtained from the red chili processing farmer’s group (chili sauce) amount to IDR 6,827,655. Keyword : Contribution, Famer’s group, Income, Red chili. INTISARI Kelompok Tani ”Juli Tani” di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang merupakan responden pada penilitian yang berjudul Kontribusi Pendapatan Usaha Kelompok Tani Cabai Merah dalam Peningkatan Kesejahteraan Anggota Kelompok Tani. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pendapatan usaha pengolah cabai yang merupakan sentra cabai merah dan pengolah cabai merah menjadi produk lainnya. Penelitian dilakukan selama tiga bulan (Mei – Juli 2022) dengan kesimpulan bahwa usaha pengolahan cabai merah memberikan kontribusi pendapatan sebesar 35,24 persen dengan pendapatan yang diperoleh dari usaha kelompok tani pengolah cabai merah (saos cabai) sebesar Rp 6.827.655,-. Kata kunci : Cabai merah, Kelompok tani, Kontribusi, Pendapata

Gurning, Riris Nadia Syafrilia

Kabeakan, Nana Trisna Mei Br

E-Journal Universitas Janabadra

Jurnal Pertanian Agros Vol.26 No.1, Januari 2024: 4895-4900 KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA KELOMPOK TANI CABAI MERAH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA KELOMPOK TANI DESA SIDODADI RAMUNIA, KECAMATAN BERINGIN, KABUPATEN DELI SERDANG  CONTRIBUTION INCOME OF CHILI FAMER’S GROUP IN IMPROVING THE WELFARE OF FARMER’S GROUP SIDODADI RAMUNIA VILLAGE, BERINGIN DISTRICT, DELI SERDANG REGENCY  1Wildani Lubis1, Riris Nadia Syafrilia Gurning2, Dian Retno Intan3, Khairul Fahmi Purba4 Nana Trisna Mei Br Kabeakan5 Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara  ABSTRACT  Juli Tani farmer’s group in Sidodadi Ramunia Village, Beringin District, Deli Serdang Regancy was a responden in reseach of “Contribusi Income of Chili Farmer’s Group in Improving the Welfare of Farmer’s Group”. This research to determine the income contribution of chili processing bussines  in Sidodadi Ramunia Village, Beringin District, Deli Serdang Regancy for red chili into other product. The research was conducted for three month (May-July, 2022) with the conclusion that contribution of the red chili as 35,24 percent to income with the income obtained from the red chili processing farmer’s group (chili sauce) amount to IDR 6,827,655.  Keyword : Contribution, Famer’s group, Income, Red chili.  INTISARI Kelompok Tani ”Juli Tani” di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang merupakan responden pada penilitian yang berjudul Kontribusi Pendapatan Usaha Kelompok Tani Cabai Merah dalam Peningkatan Kesejahteraan Anggota Kelompok Tani. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pendapatan usaha pengolah cabai yang merupakan sentra cabai merah dan pengolah cabai merah menjadi produk lainnya. Penelitian dilakukan selama tiga bulan (Mei – Juli 2022) dengan kesimpulan bahwa usaha pengolahan cabai merah memberikan kontribusi pendapatan sebesar 35,24 persen dengan pendapatan yang diperoleh dari usaha kelompok tani pengolah cabai merah (saos cabai) sebesar Rp 6.827.655,-.    Kata kunci : Cabai merah, Kelompok tani, Kontribusi, Pendapatan                                                                       1 Correspondence author: Wildani Lubis. E-mail: wildanilubis@umsu.ac.id  4896                                                    Jurnal Pertanian Agros Vol.26 No.1, Januari 2024: 4895-4900   PENDAHULUAN  Sektor pertanian memiliki peran penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan sektor lainnya dalam peningkatan perekonomian negara karena pertanian merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan. Pentingnya peran pertanian dilihat melalui kontribusi nyata bidang pertanian terhadap pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerapan tenaga kerja, sumber devisa negara, sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani yang ramah lingkungan (Kementerian Pertanian, 2009). Salah satu subsektor pertanian yang memiliki potensi besar dalam perkembangan dan pertumbuhan sektor pertanian adalah pertanian hortikultura. Karena itu produk-produk hortikultura harus ditingkatkan dan dikembangkan untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat sebab berpengaruh pada peningkatan pengahasilan petani (Dirjen Hortikultura, 2019).  Tanaman cabai merah merupakan salah satu tanaman hortikultura sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat. Kebutuhan cabai merah sebagai bahan pangan yang terus meningkat memerlukan adanya pengembangan dalam usahatani cabai merah untuk memenuhi kebutuhan pangan. Peningkatan produksi cabai memerlukan perlakuan khusus terhadap komoditi agar kualitas yang dihasilkan dapat dijaga. Petani di Indonesia banyak membudiyakan tanaman cabai merah karena permintaan cabai sebagai bahan pangan dan bahan industri pangan terus mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan cabai merah diharapkan dapat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani cabai merah. Faktor yang mendukung dalam peningkatan pendapatan petani antara lain : peningkatan produksi, harga jual, permintaan, dan lainnya. Namun ketika terjadi fluktuasi harga (kenaikan harga) maka permintaan cabai akan menurun sehingga terjadi penumpukan cabai. Penumpukan cabai akan berdampak pada kerugian yang diakibat dari pembusukan cabai sehingga cabai tidak dapat dijual lagi. Produk pertanian yang bersifat cepat rusak (mudah busuk) dan fluktuasi harga dapat berdampak kerugian yang dialami petani yaitu penurunan pendapatan petani. Untuk mencegah kerugian tersebut, perlu dilakukan diversifikasi pertanian agar produk pertanian dapat bertahan lama sehingga mencegah kerugian yaitu penurunan pendapatan petani. Diversifikasi yang dilakukan yaitu pengolahan cabai menjadi produk lainnya dengan tujuan dapat memberikan kontribusi pendapatan rumah tangga petani sehingga kesejehteraan petani juga meningkat. Kabupaten Deli serdang merupakan kawasan wilayah pertanian hortikultura sayuran khususnya Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu sentra produksi cabai merah di Sumatera Utara. Keadaan lahan di daerah ini juga sangat mendukung untuk ditanami tanaman cabai merah dan petani juga memiliki pengalaman dalam usahatani cabai merah sehingga mempengaruhi peningkatan produksi cabai merah. Selain itu, petani yang termasuk dalam kelompok tani Juli Tani juga memiliki keterampilan dalam mengolah cabai merah menjadi produk pangan lainnya seperti : saos cabai, bubuk cabai, dan bon cabai. Usaha pengolahan cabai merah menjadi produk lain, memberikan kontribusi terhadap pendapatan kelompok tani di Desa Sidodadi Ramuan, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kontribusi pendapatan usaha kelompok tani cabai merah dalam peningkatan kesejehteraan anggota kelompok tani.  METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Desa Sidodadi Ramuan, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang merupakan lokasi penelitian yang dipilih secara purposive (sengaja) sesuai dengan fenomena dan tujuan Kontribusi Pendapatan (W Lubis, RNS Gurning, DR Intan, KF Purba, NTMBr Kabeakan)        4897  penelitian dengan pertimbangan Desa Sidodadi Ramuan, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu setra produksi cabai di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian berlangsung selama 3 bulan yang dimulai Mei – Juli 2022.  Metode Analisis  Metode analisis penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk menilai karateristik responden. Kotler dan Amstrong (2001) menyatakan bahwa karateristik sosial demografi menggambarkan ciri perbedaan berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku, bangsa, pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi demografi dan kelas sosial.  Data yang digunakan pada penelitian adalah data kualitatif berupa informasi karateristik kelompok tani dan usaha taninya sedangkan data kuantitatif berupa biaya, penerimaan dan pendapatan usaha pengolahan cabai merah. Sumber data yang digunakan pada penelitian yaitu : data primer yang diperoleh melalui kuisioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari penelitian terdahulu dan sumber lainnya.  Metode Analisis Data Penelitian ini menganalisis pendapatan pengolah cabai merah dan kontribusi pendapatan terhadap peningkatan kesejahteraan kelompok tani. Pendapatan merupakan keuntungan yang diterima dari suatu usaha diukur dari tingkat pendapatan selama periode tertentu. Untuk menghitung pendapatan kelompok tani dilihat dari penerimaan yang diperoleh dikurangi dengan total biaya usaha. Penelitian ini menganalisis pendapatan kelompok tani pada usaha pengolahan cabai dengan menjumlahkan pendapatan dari pengolahan cabai merah. Rumus pendapatan sebagai berikut. I = TR – TC Di sini :       I = Income/Pendapatan (Rp)      TR = Total revenue/ Total penerimaan (Rp)     TC = Total cost/Total biaya (Rp)  Untuk menganalisis kontribusi pendapatan dilakukan dengan melihat presentasi perbandingan pendapatan yang diperoleh dari usahatani cabai merah dengan pendapatan dari pengolahan cabai merah melalui pendekatan :   Di sini :      A = Kontribusi pengolahan cabai merah      B = Pendapatan pengolahan cabai merah      C = Total Pendapatan petani  HASIL DAN PEMBAHSAN Karateristik Kelompok Tani Cabai Penelitian ”Kontribusi Pendapatan Usaha Kelompok Tani Cabai dalam Peningkatan Kesejahteraan Kelompok Tani”, di Desa Sidodadi Ramuan, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang dengan responden yaitu kelompok tani ”Juli Tani” yang merupakan petani cabai serta mengelola cabai menjadi saos cabai. Karasteritik petani dalam penelitian ini adalah : usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan pengalaman. Karateristik kelompok tani dapat dilihat pada Tabel. 1.  Tabel 1. Responden Berdasarkan Usia No. Usia (tahun) Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 < 20 20 – 62 ≥ 63 0 25 5 0 83,33 16,67                                      Total 30 100 Sumber : Data Primer (2022), diolah 4898                                                    Jurnal Pertanian Agros Vol.26 No.1, Januari 2024: 4895-4900   Data menunjukkan bahwa usia responden 83 persen tergolong produktif yaitu usia 20-62 tahun karena terindikasi bahwa responden berusia dewasa, memiliki pemikiran yang matang dalam bertindak dan memiliki potensi untuk berkembang dalam menjalankan usahanya.  Tabel 2. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Pendidikan  Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 SD SMP SMA 3 9 18 10 30 60                                      Total 30 100 Sumber : Data Primer (2022), diolah  Tingkat pendidikan tinggi mempengaruhi cara berpikir, membantu dalam menerima informasi, mengambil keputusan serta mengadopsi teknologi dan inovasi dalam berusahatani guna meningkatkan pendapatan petani. Berdasarkan data, mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan adalah SMA yaitu sebesar 60 persen. Hal ini menunjukkan bahwa petani memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik. Petani yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih rasional dalam berfikir dibandingkan petani yang memiliki tingkat pendidikan rendah, hal ini terlihat pada kecekatan petani dalam mengambil keputusan dalam peningkatan pendapatan dengan melakukan pengolahan cabai merah yang di produksi menjadi saos cabai serta menjadi produk khas dari Kelompok Juli Tani.  Tabel 3. Responden Berdasarkan Pekerjaan No. Pekerjaan Responden (orang) Persentase (%) 1 2 3 Petani Pedagang Lainnya 20 7  3 66,67 23,33              10                                      Total 30 100 Sumber : Data Primer (2022), diolah   Berdasarkan data pekerjaan menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis pekerjaan yang dilakukan oleh responden pada penelitian ini yaitu : petani, pedagang dan lainnya, Petani merupakan pekerjaan utama masyarakat di Desa Sidodadi Ramuan, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang  yaitu sebesar 66,67 persen. Selanjutnya pedagang sebesar 23,33 persen dan lainnya 10 persen. Responden yang memiliki pekerjaan sebagai pedagang dan lainnya sebagai matapencaharian utama juga merupakan petani cabai merah sebagai sampingan.   Pendapatan dan Kontribusi Pendapatan Usaha Kelompok Tani Cabai Pendapatan Usahatani dan Pengolah Cabai Merah Kelompok Tani  Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dalam usahatani. Pendapatan usahatani memiliki kegunaan bagi petani ataupun pemiliki faktor produksi yaitu pendapatan memberikan bantuan sebagai alat ukur untuk melihat apakah usahatani berhasil atau tidak dilakukan (Saragih, 2004 dalam Alfin 2019). Responden pada penelitian ini merupakan kelompok tani cabai merah dan pengolah cabai merah di Desa Sidodadi Kontribusi Pendapatan (W Lubis, RNS Gurning, DR Intan, KF Purba, NTMBr Kabeakan)        4899  Ramuan, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Cabai merah yang dihasilkan kelompok tani tidak sepenuhnya dijual sebagai bahan mentah karena kelompok tani memiliki usaha pengolahan cabai merah menjadi produk lainnya yaitu saos cabai. Penelitian ini dilakukan menganalisis kontribusi pendapatan usaha kelompok tani cabai merah mengolah cabai merah hasil produksi menjadi saos cabai. Pendapatan yang diperoleh kelompok tani dapat di lihat pada Tabel 4. Tabel 4. Pendapatan Kelompok Tani Cabai Merah  Uraian Jumlah A Penerimaan (a) Usahatani cabai merah (b) Pengolahan cabai merah  63.375.000 10.710.000 B Biaya (a) Total biaya usahatani cabai merah (b)  Total biaya pengolahan cabai merah  50.875.500  3.882.345 C Pendapatan (a) Usahatani cabai merah (b) Pengolahan cabai merah   12.499.500   6.827.655  Sumber : Data primer (2022), diolah   Berdasarkan hasil diperoleh penerimaan usahatani cabai merah kelompok tani di Desa Sidodadi Ramuan, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang sebesar Rp 63.375.000. Harga jual cabai merah sebesar Rp 25.000/kg d sini produksi rata-rata yang dihasilkan sebesar 2.535 kg. Total biaya produksi yang digunakan sebesar Rp 50.875.500 sehingga pendapatan yang diperoleh dari usahatani cabai merah sebesar Rp 12.499.500. Untuk penerimaan usaha kelompok tani cabai merah diperoleh sebesar Rp 10.710.00 di sini kelompok tani memproduksi rata-rata 20 kg cabai merah segar dan menghasilkan saos cabai mearh sebanyak 105 botol dengan brand ”Saos Awak” seharga per botol sebesar Rp 8.500 untuk satu kali produksi. Total biaya produksi yang dikeluarkan untuk pengolahan  saos sebesar Rp 3.882.345 sehingga pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 6.827.655.  Kontribusi Pendapatan Usaha Kelompok Tani Cabai Merah  Kontribusi pendapatan dapat diartikan sebagai besarnya sumbangan atau bagian pendapatan dari usahatani terhadap keseluruhan pendapatan petani dari usahataninya maupun non usahatani. Besarnya kontribusi ini biasanya mencerminkan atau menunjukkan status pekerjaan utama petani (Ria artha, 2020). Kelompok tani Juli Tani merupakan petani cabai merah yang juga mengolah cabai merah menjadi saos cabai. Usaha ini dilakukan petani untuk memperoleh pendapatan tambahan, selain itu untuk menghindari terjadinya penumpukan cabai merah disaat terjadi fluktuasi harga atau harga cabai tinggi yang berdampak pada penjualan cabai menurun. Usaha pengolahan cabai merah menjadi saos dengan brand saos awak sudah berjalan selama lima tahun. Kelompok tani Juli Tani tergabung dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan.  Kelompok tani mengolah sekitar 12 persen dari hasil panen cabai merah menjadi saos cabai sedangkan sisanya di jual kepasaran berupa cabai segar sebesar 70 persen, 10 persen dikonsumsi petani dan 8 persen untuk lainnya. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha saos cabai sebesar Rp 6.827.655 dan pendapatan dari usahatani cabai merah sebesar Rp 12.499.500 sehingga diperoleh total 4900                                                    Jurnal Pertanian Agros Vol.26 No.1, Januari 2024: 4895-4900  pendapatan ushatani dan usaha pengolahan cabai merah yang dihasilkan kelompok tani sebesar Rp 19.327.155. Kontribusi pendapatan usaha kelompok tani cabai merah sebesar 35,24 persen. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa usaha kelompok tani cabai merah dalam mengolah cabai merah cukup baik berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan anggota kelompok tani.  KESIMPULAN  Hasil yang dapat disimpulkan dari penelitian yang berjudul: ”Kontribusi Pendapatan Usaha Kelompok Tani Cabai Merah dalam Peningkatan Kesejateraan Anggota Kelompok Tani di Desa Sidodadi Ramuan, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut. (a) Petani merupakan mata pencarian pokok masyarakat di Desa Sidodadi Ramuan, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang terutama petani tanaman hortikultura sayuran, yaitu cabai merah. Petani cabai merah tergabung dalam kelompok tani ” Juli Tani”. (b) Kelompok Juli Tani adalah petani cabai merah yang juga memproduksi olahan cabai merah, yaitu saos cabai dengan brand : ”saos awak”. (c) Usaha kelompok tani cabai merah dalam peningkatan kesejateraan anggota kelompok tani di Desa Sidodadi Ramuan, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang memberikan kontribusi pendapatan sebesar 35,24 persen. Hasil kontribusi tersebut dapat membantu peningkatan kesejahteraan petani cabai merah.  UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah mendanai penelitian ini dan seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada peneliti dalam menyelesaikan artikel ini.  DAFTAR PUSTAKA Alfin. 2019. Kontribusi Tenaga Kerja Wanita Tani pada Usahatani Jagung di Kecamatan Randangan Kabupaten Pahuwato. Jurnal Agrinesia 3 (20) : 86 - 93  Dirjen Hortikultura. 2019. Statistik Produksi Hortikultura. Diakses pada tanggal 28 November 2023 dari http://hortikultura.pertanian.go.id/wp-content/upload/2016/02/statistik-produksi-2014.pdf. Firdaus, M. 2010. Menejemen Agribisnis. PT Bumi Aksara. Jakarta. Gilarso,. 2008. Dalam Ariani Masruroh 2015. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta : Kanisius, edisi 5 Ginting, Litna N, dkk. 2020. Karateristik Petani dan Kontribusi Konsep Agrowisata terhadap Pendapatan Petani Jeruk di Kabupaten Karo. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata 9 (3) : 314-325 Kementerian Pertanian. 2019. Rancangan Rencana Strategu Kementerian Pertanian Tahun 2010-2013. Jakarta Kotler, P. & Gary Armstrong. 2002. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Jakarta. Erlangga Ria Artha, dkk. 2020. Kontribusi Pendapatan Usahatani Cabai Rawit terhadap Pendapatan Usahatani Rumahtangga di Unit Pemukiman Transmigrasi Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Jurnal Agrotekbis 8 (3) : 534 – 542. 

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA KELOMPOK TANI CABAI MERAH DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA KELOMPOK TANI DESA SIDODADI RAMUNIA, KECAMATAN BERINGIN, KABUPATEN DELI SERDANG

Jurnal Pertanian Agros Vol. 25 No.1, Januari 2023: 751-757  e-ISSN 2528-1488, p-ISSN 1411-0172  ANALISIS NILAI TAMBAH PADA USAHA PENGOLAHAN IKAN GURAME DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS, KOTA MEDAN  ADDED VALUE ANALYSIS OF CARP PROCESSING INDUSTRY IN MEDAN AMPLAS DISTRICT, NORTH SUMATERA   Wildani Lubis1, Dian Retno Intan, Riris Nadia Syafrilia Gurning, Nana Trisna Mei Br. Kabeakan, Khairul Fahmi Purba Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara  ABSTRACT  The research was conducted in Medan Amplas District, Medan City from June to July 2021. The aim of the research was to find out the added value of carp in fishball products using Hayami method. sample was determined by purposive sampling with census technique. The results showed that the added value of fishball products was Rp  5,635,-/ kilogram with an output price of Rp  130,000,-/kilogram, the use of labor is 2 people with a wage of Rp  50,000,-/HOK/process. The profit earned is Rp  3,803.-/ kilogram per process. So that the income earned for 1 month is Rp  532,420,-/month  Keyword : Fishball, Added Value Analysis, Processing Product  INTISARI  Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan pada bulan Juni – Juli 2021. Tujuan penelitian dilaksanakan untuk mengetahui nilai tambah ikan gurami pada produk olahan bakso dengan metode Hayami dan pendapatan pengolah bakso ikan. Penentuan sample menggunakan metode sensus dengan penarikan responden metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan nilai tambah produk bakso ikan sebesar Rp  5.635,-/ kilogram dengan harga output sebesar Rp  130.000,-/kilogram, penggunaan tenaga kerja sebanyak 2 orang dengan upah Rp 50.000,-/HOK/proses. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp  3.803.-/ kilogram pada 1 kali proses produksi. Sehingga pendapatan yang diperoleh untuk 1 bulan  Rp  532.420,-/bulan   Kata Kunci : Bakso Ikan, Nilai Tambah, Produk Olahan                                                                      1 Corresponding author: Wildani Lubis. E-mail : wildanilubis@umsu.ac.id 752                                                                Jurnal Pertanian Agros Vol.25 No.1, Januari 2023: 751-757     PENDAHULUAN Perikanan merupakan sumber pangan berprotein tinggi yang dikonsumsi masyarakat. Salah satu produk perikanan yang dikonsumsi yaitu ikan air tawar. Umumnya ikan air tawar dikonsumsi dalam bentuk segar dengan olahan masakan seperti : goreng, gulai, sambel, asam manis dan aneka masakan lainnya. Sumber protein tinggi yang dihasilkan ikan memberikan banyak manfaat untuk tubuh manusia. Mengetahui banyaknya manfaat ikan bagi tubuh berdampak pada peningkatan kesadaran masayarakat mengkonsumsi ikan khususnya ikan air tawar, (Fuad dan Sami, 2020). Peningkatan kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi ikan dapat diupayakan dengan melakukan pengolahan ikan. Hal ini karena ikan bersifat cepat busuk yang mengakibatkan tidak dapat dikonsumsi di tempat yang jauh dari tempat produksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk mempertahankan mutu dengan cara diolah (Sundari dkk, 2017). Untuk mencegahnya, dilakukan usaha pencegahan seperti pengawetan dan pengolahan (Widyaningsih dan Martini, 2006). Berkembangnya usaha produk olahan makanan berasal dari ikan dikarenakan diversifikasi produk olahan makanan berbahan baku ikan seperti kerupuk ikan, nugget ikan, otak-otak dan bakso ikan sehingga produk yang dihasilkan lebih tahan lama (Rijal, 2017). Diversifikasi pangan berbahan baku ikan diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan peningkatan pendapatan rumah tangga ibu-ibu pengolah ikan di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan.  Bakso ikan merupakan salah satu produk olahan ikan yang menjadi makanan khas dan banyak digemari masyarakat. Bakso ikan memiliki gizi yang tergolong cukup tinggi karena mengandung protein hewani yang dibutuhkan tubuh (Widodo, 2001). Di Indonesia, produk bakso ikan memiliki potensi pasar yang dapat berkembang. Untuk itu perlu dilakukan diversifikasi produk olahan ikan sehingga menghasilkan nilai tambah serta meningkatkan harga jual produk. Diversifikasi diharapkan mampu membantu usaha rumah tangga dalam peningkatan pendapatan rumah tangga. Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan penelitian terkait analisis nilai tambah bakso ikan dalam peningkatan pendapatan rumah tangga pengolah ikan di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. dengan menggunakan bahan baku ikan air tawar yaitu ikan gurami. Pengolahan bakso ikan dengan bahan baku ikan gurami sangat jarang digunakan. Pada umumnya bakso ikan yang diproduksi menggunakan ikan air tawar lainnya yaitu : lele. Mayoritas bakso yang diproduksi dan pasarkan berbahan baku ikan lele. Tetapi, pada produk olahan bakso ikan yang diteliti pada Usaha olahan bakso ikan di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan menggunakan ikan air tawar yaitu ikan gurami.  Pengolahan bakso ikan dengan bahan baku ikan gurami sangat jarang digunakan. Hal ini menyebabkan produk bakso ikan yang dipasarkan sudah memiliki nilai tambah pada harga jual. Perubahan harga jual akan mempengaruhi dari pada pendapatan.  Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan penelitian terkait analisis nilai tambah bakso ikan dalam peningkatan pendapatan rumah tangga pengolah ikan di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Peneliti ingin menghitung nilai tambah yang dihasilkan dari olahan  bakso ikan gurami  dalam peningkatan pendapatan rumah tangga.  Analisis Nilai Tambah (Wildani L, Dian R I, Riris N S G, Nana T Mei Br. Kabeakan, Khairul F P       753   METODE PENELITIAN  Lokasi penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) dengan melakukan observasi awal dan pertimbangan bahwa Kecamatan Medan Amplas merupakan salah satu daerah penghasil produk olahan ikan di Kota Medan, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan selama 2 bulan sejak bulan Juni – Juli 2021.  Responden pada penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan responden dilakukan secara sengaja. Respon adalah pengolah ikan di Kecamatan Medan Amplas – Kota Medan. Penentuan sampel menggunakan metode sensus. Rahim, 2008 mengatakan bahwa metode sensus merupakan pencatatan data secara menyeluruh terhadap objek penelitian pada suatu populasi. Data penelitian meliputi observasi, wawancara langsung dan menyebar kuisioner yang berasal dari data primer dan data sekunder bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data penelitian menggunakan metode Hayami untuk menghitung nilai tambah produk yang dihasilkan guna meningkatan pendapatan rumah tangga. Keunggulan menggunakan metode Hayami adalah dapat mengetahui besaran nilai tambah, output besar balas jasa yang dihasilkan pada factor-faktor produksi. Analisis nilai tambah menggunakan metode Hayami sebagai berikut.  HASIL DAN PEMBAHASAN Karateristik Pengolah Ikan. Pengolah ikan gurami adalah ibu-ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Keahlian mengolah ikan didapat dari pelatihan yang diberikan penyuluh pertanian untuk meningkatkan keterampilan. Produk yang dihasilkan yaitu bakso ikan. Usaha pengolahan ikan dilakukan untuk membantu peningkatan pendapatan rumah tangga. Tabel 1. Perhitungan Nilai Tambah dengan Metode Hayami No Keterangan Nilai Tambah  I. INPUT, OUTPUT DAN HARGA 1 Output (kg/proses) a 2 Input (kg/proses) b 3 Tenaga Kerja (HOK/proses) c 4 Faktor Konversi d = a/b 5 Koefisien Tenaga Kerja e = c/b 6 Harga Output (Rp/Kg) f 7 Upah Rata-rata (Rp/Kg) g II. NILAI TAMBAH DAN KEUNTUNGAN 8 Harga Input (Rp/Kg) h 9 Nilai Input Lain (Rp/Kg) i 10 Nilai Output (Rp/Kg) j = d x f 11 a. Nilai Tambah (Rp/Kg) k = j - i - h  b. Rasio Nilai Tambah (%) l = (k/j) x 100% 12 a. Imbalan Tenaga Kerja (Rp/Kg) m = e x g  b. Rasio Nilai Tambah (%) n = (m/k) x 100% 13 a. Keuntungan (Rp/Kg) o = k - m  b. Tingkat Keuntungan (%) p = (o/k) x 100% III. BALASAN JASA FAKTOR PRODUKSI 14 Marjin q = j – h  a. Pendapatan Tenaga Kerja (%) r = o/q x 100%  b. Sumbangan Input (%) s = m/q x 100%  c. Keuntungan Pengolah (%) t = i/q x 100% Jurnal Pertanian Agros Vol. 25 No.1, Januari 2023: 751-757  e-ISSN 2528-1488, p-ISSN 1411-0172   Bahan Baku dan Penunjang Ikan gurami segar digunakan sebagai bahan baku pembuatan bakso dengan harga beli sebesar Rp  28.000,-/kg. Proses pengolahan ikan dilakukan 3 kali seminggu dan membutuhkan 8 kg ikan gurami untuk satu kali produksi. Bahan penunjang adalah bahan tambahan penyempurna bahan baku untuk menghasilkan produk dengan nilai tambah. Produk bakso ikan membutuhkan bahan penunjang yaitu : tepung sagu, terigu, bawang putih, batu es, garam, penyedap rasa jamur, lada dan daun bawang. Berdasarkan tabel 2, dapat disimpulkan bahwa variabel dalam penelitian ini reliabel dikarenakan nilai composite reliability bernilai >0,7.  Proses Produksi Proses pengolahan ikan termasuk subsistem agribisnis yaitu suatu alternative yang dikembangkan untuk menghasilkan produk (output). Pengolahan produk ikan bertujuan meningkatkan nilai gizi pangan. Peningkatan nilai gizi memerlukan Untuk menjamin kualitas dari bakso yang dihasilkan diperlukan tata letak dan ruang produksi. Ruang yang dibutuhkan yaitu : (1) ruang produksi, (2) ruang pengemasan dan (3) ruang penyimpanan bakso, (Farlianda, 2018). Ruang produksi bakso Usaha olahan ikan di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan menghasilkan produk bakso ikan memiliki ruang produksi dengan memperhatikan kebersihan dan kualitas bahan yang digunakan. Alur pengolahan bakso ikan sebagai berikut.  Pengolahan bakso ikan menggunakan ikan gurami segar sebanyak 8 kilogram, kemudian ikan di fillet untuk memisahkan daging dari tulangnya. Dari 8 kilogram ikan menghasilkan daging sebanyak 3 kilogram. Hasil fillet  dicuci bersih menggunakan air bersih dan tiriskan untuk selanjutnya dilakukan penggilingan.   Gambar 1. Alur proses pembuatan bakso ikan Analisis Nilai Tambah (Wildani L, Dian R I, Riris N S G, Nana T Mei Br. Kabeakan, Khairul F P       755    Proses penggilingan daging selama 3-5 menit dengan menambahkan bahan penunjang seperti: pecahan batu es, 150 gram bawang putih halus, 2 sdt garam, 2 bungkus kaldu jamur, 1 bungkus merica bubuk. Kemudian hasil penggilingan ditambahkan dengan 400 gram tepung sagu dan 300 gram tepung terigu, aduk hingga bahan tercampur rata. Kemudian dilakukan pencetakkan bakso secara manual menggunakan tangan dan sendok. Tahap akhir proses pengolahan bakso yaitu : pemasakan dengan cara merebus bakso ikan. Proses perebusan dilakukan dengan memasak air hingga mendidih lalu memasukan bakso yang telah dibentuk selama lebih kurang 15 menit hingga bakso mengapung. Kemudian angkat dan diamkan hingga uap panas hilang. Pengemasan dan Pemasaran Bakso Ikan. Pengemasan produk dibutuhkan untuk menjaga kualitas produk tetap terjamin. Proses pengemasan dilakukan menggunakan metode sederhana dengan setelah bakso ikan dalam keadaan dingin untuk menghindari kerusakan produk, (Farlianda, 2018). Produk bakso ikan gurami yang dihasilkan  dikemas dengan cara sederhana yaitu menggunakan plastik ukuran setengah kilogram dimana setiap bungkus berisi 250 gram bakso ikan kemudian di klip menggunakan alat. Pemasaran produk dibutuhkan untuk membantu penjualan bakso yang berdampak pada peningkatan pendapatan rumah tangga. Bakso ikan yang diproduksi ibu-ibu pengolah ikan di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan dipasarkan dengan cara menjual langsung kepada konsumen, menerima pemesanan dan penjualan secara online. Nilai Tambah Bakso. Pengolahan ikan merupakan diversifikasi pangan untuk meningkatkan nilai gizi, ketahanan produk dan nilai tambah produk. Untuk 1 (satu) kali proses produksi membutuhkan ikan segar sebanyak 8 kilogram dengan harga beli sebesar Rp  28.000,-/kilogram. Penggunaan 8 kilogram ikan menghasilkan daging ikan sebesar 3 kilogram dimana terjadi penyusutan sebesar 62%. Produk bakso yang dihasilkan sebanyak 200 bungkus bakso dalam kemasan 250 gram untuk satu kali proses produksi. Perhitungan nilai tambah ikan gurami menjadi olahan bakso ikan dihitung dengan menggunakan Hayami sebagai disajikan pada Tabel 2.  Pengolahan ikan gurami menjadi bakso ikan menghasilkan nilai tambah sebesar Rp  5.365,-/kilogram dimana rasio nilai tambah sebesar 11 persen. Produk olahan bakso ikan dijual sebesar Rp  30.000,- dalam bungkusan 250 gram sehingga untuk harga jual bakso ikan per kilogram sebesar Rp  130.000,- dengan keuntungan output sebesar Rp  48.750,-/kilogram. Keuntungan produk bakso ikan per kilogram sebesar Rp  3.803,- dengan tingkat keuntungan 7,8 persen.  Nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan ikan menjadi bakso ikan untuk satu kali produksi sebesar Rp  5.365,-/kilogram dengan rasio nilai tambah sebesar 11 persen.  Usaha pengolahan bakso ikan dilakukan 4 kali dalam satu minggu. Untuk 1 kali produksi menggunakan 3 kilogram daging ikan gurami.  Dari 3 kilogram  menghasilkan sebanyak  25 bungkus produk ikan dengan berat 250gram yang dijual  seharga Rp  30.000,- . Untuk 1 kali produksi, nilai input lain yang dikeluarkan sebesar Rp   15.385/kilogram produk olahan. Untuk 1 bulan produksi dilakukan sebanyak   20 kali. Pendapatan   dari usaha bakso ikan diterima sebesar Rp  532.420,-.   756                                                                Jurnal Pertanian Agros Vol.25 No.1, Januari 2023: 751-757    Tabel 2. Nilai Tambah Ikan Gurami Menjadi Olahan Bakso Ikan No Keterangan  Nilai Tambah    I. INPUT. OUTPUT DAN HARGA   1 Output (kg/proses) 3 2 Input ( kg/proses) 8 3 Tenaga Kerja ( HOK/proses) 0,25 4 Faktor Konversi 0,375 5 Koefisien Tenaga Kerja 0,03125 6 Harga Output (Rp/kg) 130.000 7 Upah rata-rata (Rp/kg) 50.000   II. NILAI TAMBAH DAN KEUNTUNGAN   8 Harga Input (Rp/kg) 28.000 9 Nilai Input Lain (Rp/kg) 15.385 10 Nilai Output (Rp/kg) 48.750 11 a. Nilai Tambah (Rp/kg) 5.365  b. Rasio Nilai Tambah (%) 11,00512821 12 a. Imbalan Tenaga Kerja (Rp/kg) 1562,5  b. Rasio Nilai Tambah (%) 29,12395154 13 a. Keuntungan (Rp/kg) 3.803  b. Tingkat Keuntungan (%) 7,8 III. BALASAN JASA FAKTOR PRODUKSI  14 Marjin 20.750  a. Pendapatan Tenaga Kerja (%) 0,075301205  b. Sumbangan Input (%) 0,741445783   c. Keuntungan Pengolah (%) 0,183253012 Sumber : Data Primer (diolah). KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha bakso ikan dilakukan ibu-ibu pengolah ikan di Kecamatan Medan Amplas Kota dengan tujuan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga. Usaha pengolahan dilakukan 4 kali dalam 1 minggu. Bahan yang digunakan yaitu daging ikan gurami. Harga beli bahan baku sebesar Rp  28.000,-/kilogram.           Nilai tambah produk bakso ikan sebesar Rp  5.635,-/ kilogram dengan harga output sebesar Rp  130.000,-/kilogram. Tenaga kerja yang digunakan sebanyak 2 orang dengan upah sebesar Rp  50.000,-/HOK/ proses. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp  3.803.-/ kilogram pada 1 kali proses produksi. Sehingga pendapatan yang diperoleh untuk 1 bulan  Rp  532.420,-/bulan. Usaha bakso ikan memiliki potensi untuk berkembang dalam upaya peningkatan pendapatan rumah tangga. Selain itu, bakso ikan sudah memiliki pasar sehingga mempermudah dalam penjualan produk. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan produksi guna peninkatan pendapatan rumah tangga.  UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara karena telah memfasilitasi dan mendanai penelitian dengan judul : “Analisis Nilai Tambah Ikan Gurami Analisis Nilai Tambah (Wildani L, Dian R I, Riris N S G, Nana T Mei Br. Kabeakan, Khairul F P       757   Pada Usaha Olahan Ikan di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan”, tim peneliti, responden serta seluruh pihak yang membantu penyelesaian penelitian dan artikel ini. DAFTAR PUSTAKA Farlianda, dkk. 2018. Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan Usaha Bakso Ikan Tuna di Kecamatan Kendari Barat (Studi Kasus Kelompok Usaha Cahaya Nur). J. Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, ISSN 2502-664X: 3(3) Fuadi, A., dan Sami, M. 2020. Ikan lele merupakan ikan air tawar yang teknologi budidayanya relative mudah dikuasai masyarakat dengan modal usaha yang cukup rendah dan dapat dibudidayakan dalam kondisi terpal. Habitatnya di sungai dengan arus air yang hari. Pada siang hari ikan, Ikan I. Journal Vokasi, 4(1) Hayami, Y. et al. 1987. Agricultural Marketing and Processing in Upland Java. A Perspective From A Sunda Village Rahim, 2008. Pengantar Teori dan Kasus Ekonometrika Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta. Rijal, M. 2017. Diversifikasi Produk Olahan Ikan bagi Ibu-ibu Nelayan di Dusun Mamua Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Boilogy Science & Education, 6(2), 159-170. Sundari, dkk. 2017. Komparasi Nilai Tambah Agroindustri Abon Ikan Lele dan Ikan Patin di Tasikmalaya.Jurnal Pertanian Agros, 19(1), 45 – 54. Wibowo S. 2001. Pembuatan Bakso Ikan dan Bakso Daging. Penebar Swadaya. Jakarta Widyaningsih dan Martini, 2006. Peningkatan Mutu Bakso Ikan Instan dengan Prosedur Chittosan, Jurnal Pengawetan 9(4):307-313.   

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA USAHA PENGOLAHAN IKAN GURAME DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS, KOTA MEDAN

https://e-journal.janabadra.ac.id/index.php/JA/article/download/3880/2360

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA USAHA PENGOLAHAN IKAN GURAME DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS, KOTA MEDAN

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

E-Journal Universitas Janabadra

E-Journal Universitas Janabadra