FUNGSI SEKSUAL PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Abstract

Pendahuluan: Sekitar 52 juta perempuan dari 220 juta penduduk Indonesia terancam kanker serviks. Diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker serviks setiap tahunnya. Pasien kanker serviks merasakan ketakutan terhadap hubungan seksual akibat efek samping pengobatan dalam jangka panjang. Tujuan: Mengidentifikasi dan membandingkan fungsi seksual pasien kanker serviks dengan terapi operatif dan non-operatif. Metode: Jenis penelitian adalah observasional analitik komparatif menggunakan desain cross-sectional dengan teknik sampling konsekutif. Pasien kanker serviks di POSA (Poli Ongkologi Satu Atap) RSUD Dr. Soetomo bulan Maret 2014 diminta untuk mengisi kuisioner FSFI (Female Sexual Function Index) dengan inklusi pasien kanker servik yang menjalani rawat jalan serta eksklusi pasien yang tidak mampu mengisi kuisioner (KU lemah, kesadaran rendah), tidak bersedia mengisi kuisioner, dan belum mendapatkan terapi kanker. Dibandingkan skor fungsi seksual dua kelompok pasien yaitu kelompok terapi operatif dan kelompok terapi non-operatif. Analisis data menggunakan uji statistik Mann-Whitney. Hasil: Subyek penelitian yang terlibat 69 orang yaitu 19 orang pasien operatif dan 50 orang pasien non-operatif. Perbandingan median dari skor kelompok operatif dan non-operatif domain Arousal (1,2; 0,0; p=0,002), Lubrikasi (3,0; 0,0; p=0,001), Orgasme (1,2; 0,0; p=0,001), Kepuasan seksual (4,8; 3,2; p=0,001), Nyeri (4,0; 0,0; p=0,001) dan Skor total (16,05; 5,0; p=0,014). Skor total kelompok operatif dan kelompok non-operatif adalah kurang dari cut off skor fungsi seksual (20,25). Kesimpulan: Pasien kanker serviks kelompok operatif dan kelompok non-operatif mengalami disfungsi seksual. Fungsi seksual pasien kanker serviks dengan terapi operatif lebih baik dari pasien kanker serviks dengan terapi non-operatif

    Similar works