Pengaruh asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat terhadap rasio limfosit-T CD3CD4 dan CD3CD8 pada limpa mencit Swiss webster metode fluorescence-activated cell sorting (FACS)

Abstract

Inflamasi merupakan sistem imunitas tubuh ketika mengalami induksi yang berbahaya seperti patogen, sel-sel rusak, ataupun senyawa beracun. Inflamasi terjadi karena terbentuknya mediator yaitu COX-2 yang dilepaskan ke matriks ekstraseluler sehingga sel-sel imunitas akan terstimulasi. OAINS memiliki mekanisme kerja yaitu dengan menghambat sintesis prostaglandin pada jalur asam arakidonat. Sel imunitas adaptif tubuh mengalami maturasi salah satunya pada organ limpa. Sel limfosit-T akan berikatan dengan reseptor αβ lalu berdiferensiasi menjadi CD4 dan CD8. Asam Asetilsalisilat (AAS) diketahui dapat meningkatkan ekspresi Foxp3 pada sel CD3posCD4posCD25pos dan CD3posCD8posCD25pos limfosit-T sehingga dapat menjadi sel T regulator (Treg) dan memiliki kemampuan dalam menekan proliferasi sel T CD4 sehingga memiliki keuntungan sebagai imunosupresan. Penelitian ini akan menggunakan hewan coba mencit Swiss Webster usia 12 minggu dan terbagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, AAS, 3-CH2Cl, dan Celecoxib. Hewan coba akan diinduksi inflamasi dengan senyawa Lipopolisakarida (LPS) lalu diikuti dengan pemberian senyawa uji selama 2 hari. Hasil yang didapatkan adalah pemberian asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat (3-CH2Cl) dosis 60 mg/KgBB dapat meningkatkan rasio sel limfosit-T CD3posCD4pos dan menurunkan CD3posCD8pos sehingga menunjukkan kemampuan serupa dengan senyawa AAS sebagai imunosupresan dengan metode Fluorescence-Activated Cell Sorting (FACS) setelah diinduksi lipopolisakarida

    Similar works