Caring merupakan inti praktik dari keperawatan. Semakin baik perilaku
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk caring kepada
pasien maka semakin puas pasien terhadap pelayanan keperawatan tersebut.
Sebagai salah satu aspek terpenting dalam mencapai kepuasan pasien, menjadikan
perilaku caring sebagai salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit. Perilaku
caring yang baik dapat mewujudkan mutu pelayanan yang baik pula.
Dalam beberapa studi, perilaku caring sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor ini dapat dikelompokkan berdasarkan asal sumbernya, yaitu internal dan
eksternal. Dibandingkan faktor internal, faktor eksternal yang dapat disebut juga faktor
lingkungan kerja memiliki prosentase lebih besar dalam mempengaruhi persepsi
perawat tentang kualitas perawatan dan perilaku caring. Faktor lingkungan kerja
perawat dapat dikelompokkan dalam beberapa dimensi yang lebih spesifik. Dalam
penelitian ini digunakan panduan Practice Environment Scale of the Nursing Work
Index (PES-NWI) untuk mengkaji dimensi lingkungan praktik perawat karena
dianggap relevan dan terbaru dari semua instrumen pengukuran lingkungan kerja.
Masing β masing dimensi dalam lingkungan kerja memiliki proporsi tersendiri dalam
mempengaruhi perilaku caring. Penciptaan dimensi lingkungan kerja yang baik dan
menyenangkan dapat memenuhi kebutuhan personal perawat. Berdasarkan latar
belakang tersebut diperlukan adanya penelitian yang dapat melihat dimensi
lingkungan kerja apa saja yang berhubungan dengan perilaku caring perawat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja dengan perilaku
caring perawat, untuk selanjutnya dapat menjadikan solusi dan pengembangan
strategi bagi manajer keperawatan dan rumah sakit dalam meningkatkan perilaku
caring perawat.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan
observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 180 responden
perawat yang bekerja di ruang rawat inap dilibatkan dalam penelitian ini. Pengambilan
data menggunakan instrumen kuisioner yang diisi langsung oleh responden perawat.
Analisis univariat digunakan untuk melihat gambaran karakteristik responden yang
dipresentasikan dalam bentuk tabel dan prosentase. Analisis bivariat menggunakan
Chi Square, sedangkan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik
berganda. Hasil analisis Chi Square didapatkan terdapat hubungan antara partisipasi
perawat dalam urusan rumah sakit dan perilaku caring dengan p=0,000 (p<0,05),
fondasi keperawatan untuk kualitas perawatan dan perilaku caring p=0,03 (p<0,05),
kemampuan perawat manajer, kepemimpinan dan dukungan perawat dan perilaku
ix
caring p=0,02 (p<0,05), ketersediaan ketenagaan dan sumber daya dan perilaku
caring p=0,000 (p<0,05), hubungan kolegial perawat dan dokter dan perilaku caring
p=0,001 (p<0,05). Dari hasil analisis multivariat didapatkan hasil bahwa pada variabel
partisipasi perawat dalam urusan rumah sakit memiliki nilai p=0,000 (p<0,05),
OR=81.496, variabel ketersediaan ketenagaan dan sumber daya memiliki nilai
p=0,005 (p<0,05), OR=164.989, serta variabel hubungan kolegial perawat dan dokter
memiliki nilai p=0,000 (p<0,05), OR=81.027. Nilai Negelkerke R Square yang
didapatkan yaitu 0,641 memiliki arti bahwa lingkungan kerja merupakan faktor yang
mempunyai hubungan 64,1% terhadap perilaku caring perawat.
Hasil penelitian memberikan gambaran secara keseluruhan dimensi
lingkungan kerja berhubungan dengan perilaku caring perawat. Sejalan dengan
beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa lingkungan kerja
berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kinerja perawat dimana hal ini terkait
dengan keselamatan pasien yang pada akhirnya juga mengarah pada outcome
pasien. Meskipun hasil penelitian didapatkan bahwa penilaian dengan lingkungan
kerja dalam presentase yang baik, masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan
untuk mempertahankan nilai baik lingkungan kerja yang berdampak pula pada
perilaku caring perawat.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan
antara semua dimensi dalam lingkungan kerja dengan perilaku caring perawat,
sedangkan dimensi paling dominan dalam lingkungan kerja dapat diurutkan dari yang
paling dominan adalah dimensi 1 yaitu partisipasi perawat dalam urusan rumah sakit,
dimensi 5 yaitu hubungan kolegial perawat dan dokter dan dimensi 4 yaitu
ketersediaan ketenagaan dan sumber daya. Hasil ini diharapkan dapat menjadi
pengembangan strategi bagi manajer keperawatan dan rumah sakit untuk mengkaji
ulang kebutuhan dan peluang untuk promosi jabatan tenaga keperawatan,
keberlanjutan program pendidikan perawat profesional, serta menghitung ulang
jumlah SDM perawat yang cukup untuk melakukan pekerjaa