Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di wilayah Indonesia timur dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Perkembangan infrastruktur di wilayah Indonesia timur merukapak salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya permintaan semen. Akan tetapi peningkatan permintaan semen ini tidak didukung oleh pola distribusi yang baik. Oleh karena itu, diperlukannya suatu solusi untuk memenuhi permintaan semen di wilayah Indonesia timur, salah satunya adalah dengan merencanakan pengangkutan dan distribusi semen dengan jaringan transportasi yang sesuai dengan karekteristik di wilayah Indonesia timur. Tugas akhir ini bertujuan untuk merencanakan rute distribusi semen di wilayah Indonesia timur untuk menghasilkan biaya transportasi yang minimum. Perbandingan antara konsep direct port dengan konsep multiport diharpakan dapat menentukan pola jaringan distribusi semen menuju wilayah Indonesia timur dengan biaya transportasi yang minimum diantara kedua konsep tersebut. Dari hasil pengembangan skenario terdapat titik tujuan yang belum terpenuhi, sehingga rute antisipasi untuk memenuhi permintaan semen pada titik tujuan dengan pola operasi kapal charter. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa seluruh titik tujuan distribusi dapat terpenuhi oleh kapal perintis cargo passanger dan kapal charter . Konsep multiport lebih murah dibandingkan direct port, dengan selisih biaya transportasi sebesar 33% untuk contoh rute Ambon-Amahai-Geser-Banda. Sehingga konsep multiport lebih baik diterapakan untuk distribusi semen di wilayah Indonesia timur