Pengaruh Pengeringan Terhadap Perubahan Warna, Penyusutan Tebal, Dan Pengurangan Berat Empat Jenis Bambu

Abstract

Warna permukaan batang bambu berubah secara alami akibat kondisi disekitarnya. Tulisan ini mempelajari Perubahan warna permukaan bambu akibat pengeringan dalam ruangan (KU) dan dalam oven (KO). Perubahan warna empat jenis bambu yaitu mayan (Gigantochloa robusta Kurz.), ater (Gigantochloa atter (Hassk) Kurz. ex. Munro), ampel kuning (Bambusa vulgaris var striata), dan wulung (Gigantochloa atroviolacea Widjaja) dipelajari bersama dengan korelasinya terhadap kehilangan air. Pengukuran warna dilakukan menggunakan metode CIE-Lab sedangkan kehilangan air mengacu pada pengukuran susut tebal dan kehilangan berat selama KU dan KO. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kehilangan air dengan Perubahan warna batang bambu. Kehilangan air bambu mayan, ater, dan wulung menunjukkan korelasi linier positif terhadap Perubahan warna permukaan bambu, dimana semakin besar kehilangan air maka semakin besar pula nilai Perubahan warnanya. Namun, pada bambu ampel kuning, semakin besar kehilangan air maka akan semakin kecil nilai Perubahan warnanya (berkorelasi negatif). Hal ini disebabkan warna alami bambu ampel kuning pada kondisi segar tidak jauh berbeda dengan warna setelah pengeringan. Perlakuan pengeringan dalam ruangan, susut tebal terbesar adalah mayan = 46,03%; kehilangan berat terbesar adalah ampel kuning = 28,52%; dan Perubahan warna (ΔE*) terbesar adalah ater = 15,51%. Perlakuan pengeringan dalam oven, susut tebal terbesar adalah mayan=52,4%; kehilangan berat terbesar adalah ampel kuning = 31,19%; dan ΔE* terbesar adalah ater = 18,8%

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions

    Last time updated on 27/10/2022