Di Indonesia, kedelai mempunyai peranan yang penting dalam USAhatani tanaman pangan setelah padi .kedelai bukan komoditas strategis ,tetapi sangat dibutuhkan oleh sebagian besar penduduk untuk menu sehari-hari , pendapatan tunai bagi petani ,dan bahan baku industri .sejumlah serangga hama yang menyerang kedelai mulai saat tumbuh sampai menjelang panen adalah risiko produksi kedelai.Keberhasilan swasembada beras tahun 1984, merupakan salah satu contoh dan faktor yang mendorong penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) pada tanaman padi di Indonesia, tetapi pada tanaman kedelai sebagai sistem pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), program PHT baru dimulai pada tahun 1990-an. Untuk mempercepat penerapan PHT,dilakukan melalui berbagai Latihan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) kedelai dan pendidikan lanjutan bagi para PHP di beberapa perguruan tinggi. Program pemuliaan kedelai saat itu, masih ditekankan pada potensi hasil Program pemuliaan tahan terhadap hama belum mendapatkan perhatian karena sistem dan program penelitian masih bersifat fragmentasi dan tujuan jangka pendek. Dengan PHT diharapkan bahwa populasi hama dapat dipertahankan di bawah ambang ekonomi. Penurunan populasi hama dengan pestisida kimia lebih menekankan laju kematian,sedangkan penurunan populasi dengan penggunaan varietas tahan adalah menurunkan laju perkembangan hama (penurunan kesuburan,kepribadian serangga,dan memperlambat pertumbuhan serangga). Varietas tahan dapat dikombinasikan dengan cara atau komponen pengendalian yang lain,sehingga varietas kedelai tahan hama akan meningkatkan stabilitas PHT. Untuk membentuk varietas tahan hama diperlukan kerjasama lintas disiplin,keterpaduan program dan priorita