Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui relasi wanita dan pria dalam sebuah lirik lagu. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teori semiologi Roland Barthes untuk melihat pemaknaan simbol-simbol melalui dua tahap, yaitu denotasi dan konotasi dengan objek penelitian adalah 10 bait dalam lirik lagu “Hey Ladies” serta menggunakan konsep relasi kuasa sebagai landasan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah studi pustaka, wawancara, dam penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu ini menggambarkan perempuan yang sudah lelah berada di posisi sebagai korban, sehingga makna yang terkandung dalam lagu ini memberikan anggapan bahwa perempuan adalah manusia yang lemah karena mudah untuk dibohongi dan selalu mengambil jalan menangis sebagai penyelesaian masalah sehingga sejalan dengan unsur budaya patriarki yang menganggap bahwa perempuan adalah makhluk subordinat

Alfiandi, Oktavia

Budiman, Dwi Aji

Makhrian, Andy

English

Open Journal System (OJS) Universitas Bengkulu

JURNAL KAGANGA, VOL. 5 NO. 2, OKTOBER 2021 34 Representasi Relasi Perempuan dan Laki-laki Dalam Lirik Lagu “Hey Ladies”  (Studi Semiologi Roland Barthes)   Oktavia Alfiandi, Dwi Aji Budiman, Andy Makhrian Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu oktavia.alfiandi@gmail.com  ABSTRAK Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui relasi wanita dan pria dalam sebuah lirik lagu. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teori semiologi Roland Barthes untuk melihat pemaknaan simbol-simbol melalui dua tahap, yaitu denotasi dan konotasi dengan objek penelitian adalah 10 bait dalam lirik lagu “Hey Ladies” serta menggunakan konsep relasi kuasa sebagai landasan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah studi pustaka, wawancara, dam penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu ini menggambarkan perempuan yang sudah lelah berada di posisi sebagai korban, sehingga makna yang terkandung dalam lagu ini memberikan anggapan bahwa perempuan adalah manusia yang lemah karena mudah untuk dibohongi dan selalu mengambil jalan menangis sebagai penyelesaian masalah sehingga sejalan dengan unsur budaya patriarki yang menganggap bahwa perempuan adalah makhluk subordinat. Kata Kunci :lirik lagu, semiologi, roland barthes, relasi kuasa, relasi perempuan dan laki-laki   Representation of the Relationship between Women and Men in the Lyrics of the Song "Hey Ladies" (Roland Barthes Semiology Studies)  ABSTRACT  This study aims to determine the relationship between women and men in a song lyric. This research is a qualitative research using the semiological theory of Roland Barthes to see the meaning of symbols through two stages, namely denotation and connotation with the object of research being 10 stanzas in the lyrics of the song "Hey Ladies" and using the concept of power relations as the basis of research. Data collection techniques used in this research are literature study, interviews, and drawing conclusions. The results show that this song describes women who are tired of being in the position of victims, so the meaning contained in this song gives the assumption that women are weak human beings because they are easy to lie to and always take the path of crying as a problem solving so that it is in line with elements of patriarchal culture. who think that women are subordinate creatures.  Keywords: song lyrics, semiology, roland barthes, power relations, relations between women and men   JURNAL KAGANGA, VOL. 5 NO. 2, OKTOBER 2021 35 PENDAHULUAN  Terdapat banyak media yang efektif dalam menyampaikan makna dari pesan yang tersirat, salah satunya melalui lagu karena melalui lagu, individu dapat menangkap serta mendorong bentuk ekspresi kebahagiaan, kemauan, keceriaan, atau bahkan rasa lara sehingga dapat menjadi media penghubung antara satu individu terhadap individu lainnya. Hal ini dipertegas dengan pendapat dari Khairunnisa, W  (2020: 1) bahwa lagu dapat mengungkapkan rasa dan pesan yang terdapat didalamnya pada individu lain sehingga untuk bait dalam lagu ditampilkan melalui komunikasi lisan (verbal) dan non verbal. Genre music yang terkenal di Indonesia memiliki beragam jenis, seperti halnya music populer atau lebih dikenal dengan “Musik Pop”. Genre music pop ini sendiri merupakan jenis musik yang seringkali menggambarkan perasaan dari manusia, seperti seseorang yang sudah mulai merasa tertarik dengan lawan jenis nya, merasakan jatuh cinta, dan mengalami patah hati. Untuk itu, genre music pop ini sangat sesuai dan memiliki penikmat dari kalangan anak remaja. Hal ini diungkapkan pula dalam (muda.kompas.id,  Nofanda (2019: 2) mengungkapkan bahwa para musisi seringkali menjadikan lagu dan bait dalam lagu sebagai bantuk ungkapan perasaan yang mereka miliki sehingga para musisi sering kali menjadikan lagu sebagai alat kontrol sosial yang ada di masyarakat, dalam hal tersebut musisi menggunakan lagu sebagai media berkomunikasi dalam menyampaikan suatu pesan misalnya tema lagu yang diangkat seperti percintaan, kritik di lingkungan sosial, pesan moral, dan juga motivasi. Dalam kasus yang terjadi di Indonesia, fenomena musik yang ada dapat dikatakan fenomena musik musiman karena kebanyakkan musisi menciptakan lagu sesuai dengan trend pasaran yang laris dikalangan masyarakat, lagu-lagu yang diciptakan musisi Indonesia sebagian besar menggunakan tema sendu atau sebuah kisah percintaan, namun tidak jarang para musisi menciptakan karya lagu berdasarkan emosi dalam dirinya dan ekspresi jiwa dari keadaan sekitarnya atau bahkan pengalaman yang ia rasakan sendiri. Lirik lagu memiliki peran yang besar, sehingga dengan demikian musik tidak hanya bunyi-bunyian suara saja, karena juga terkait perilaku manusia sebagai individu maupun kelompok sosial dalam lingkungan kegiatan sosial dengan wadah bahasa atau lirik lagu sebagai pendukungnya.”. Sejalan dengan pendapat JURNAL KAGANGA, VOL. 5 NO. 2, OKTOBER 2021 36 Soejarno Soekanto dalam Rachmawati (2000: 1) dalam Nanda Asty Martyosa (2010: 2) yang menyatakan “Musik berhubungan langsung dalam setting sosial kemasyarakatan tempat manusia berada, musik merupakan gejala khas yang dihasilkan akibat adanya interaksi sosial, dimana dalam interaksi tersebut manusia menggunakan bahasa sebagai medianya.  Ditinjau dari budaya populer, musik merupakan salah satu bagian dari budaya populer, berbagai makna budaya populer dengan segala praktisme, pragmatisme, dan keinstanan (Christiany Juditha: 7). Tidak hanya melalui musik tetapi melalui produk media lain nya, seperti film, sinetron, majalah, dan radio. Dalam budaya populer di Indonesia khusus nya dalam industri musik Indonesia, perempuan dikonstruksikan harus setia, menjadi pihak yang mengalah, dan bergantung kepada laki-laki. Lagu dapat memberikan dampak kepada para pendengarnya, sebagai media komunikasi lagu tentu saja akan menjadi bagian dari pembentukan pola pikir masyarakat. Ketika seseorang mendengarkan sebuah lagu maka lirik dari lagu  tersebut tidak jarang berhubungan dengan pengalaman pribadinya atau keadaan yang ada disekitarnya, sehingga sebuah lagu akan mempengaruhi cara berpikir seseorang, makna yang terkadung dalam lirik lagu tidak jarang akan membuat para pendengar terbawa dalam lagu tersebut, seperti dalam lagu yang bertemakan percintaan kerap kali perempuan digambarkan sebagai sosok yang lemah, beberapa lagu menceritakan bahwa perempuan harus menjadi kuat dan tidak mudah mempercayai rayuan laki-laki.Dalam hubungan percintaan tidak jarang perempuan yang menjadi korbannya.  Perempuan kerap kali didiskriminasi dengan pernyataan bahwa perempuan itu lemah dan mudah untuk ditipu dalam hal percintaan melalui rayuan-rayuan manis laki-laki. Pada budaya masyarakat tertentu laki-laki digambarkan sebagai manusia yang rasioal, aktif, superior, keras, berkuasa, dan menguasai peran dalam masyarakat, sedangkan perempuan digambarkan dekat dengan hal-hal negatif, manusia yang emosional, pasif, inferior, lembut, manja, dan bergantung dengan laki-laki. Perempuan dianggap sebagai manusia nomor dua dan tidak diberikan kesempatan untuk menunjukkan potensi yang ia miliki. Laki-laki keluar pada malam hari maka akan dianggap sebagai suatu hal yang biasa, namun ketika perempuan yang keluar pada malam hari maka perempuan tersebut dianggap akan melakukan hal-hal yang berbau negatif. JURNAL KAGANGA, VOL. 5 NO. 2, OKTOBER 2021 37 Lagu berperan sebagai media komunikasi dan dapat mempengaruhi masyarakat, sehingga banyak musisi yang menciptakan lagu bertemakan sesuai dengan realitas yang ada dilingkungan masyarakat, beberapa lagu yang mengambarkan bahwa perempuan rela melakukan apa saja untuk mempertahankan cintanya, bahkan tidak jarang perempuan bisa melakukan hal yang bisa menjatuhkan harga dirinya, sehingga dalam beberapa lagu tersebut perempuan digambarkan sebagai makhluk lemah dan bergantung dengan laki-laki. Dari beberapa lagu yang menggambarkan bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah, penulis melihat bahwa salah satu karya Melly Goeslow yang dirilis pada tahun 2009, berjudul Hey Ledies yang mana lagu tersebut dinyanykan Rossa cukup menarik untuk diteliti, dalam lirik lagu nya terdapat kalimat-kalimat ajakan serta motivasi untuk perempuan agar tidak menjadi makhluk yang lemah, mudah dibodohi, dan ditipu oleh laki-laki dengan rayuan manisnya. Tentu saja lagu ini bertolak belakang dengan lagu Lebih Dari Egoku yang dinyanyikan oleh Mawar Eva De Jongh. Walaupun lagu Hey Ladies sudah cukup lama dirilis, namun masih banyak yang mendengarkan lagu tersebut hingga saat ini. Lagu ini diciptakan oleh musisi sekaligus penyanyi Melly Goeslow. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiologi Roland Barthes. Penelitian ini memusatkan pada relasi perempuan dan laki-laki pada kalimat di yang menjadi lirik “Hey Ladies” yang dipopulerkan oleh Rossa. Peneliti mengkaji bagaimana tanda tanda dari lirik lagu tersebut berdasarkan makna denotasi dan konotasi Roland Barthes. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan bahwa lagu Hey Ladies menceritakan tetang sebuah hubungan percintaan antara perempuan dan laki-laki. Pada budaya di Indonesia wanita kerap dipandang sebagai figur yang rentan dan lemah serta mudah ditipu oleh kaum laki-laki, melalui lagu ini pecipta lagu mencoba menggambarkan fenomena yang sedang terjadi disekitar nya, lagu ini masih menjadi sangat menarik hingga saat ini karena di Indonesia sedikit sekali lagu yang menceritakan tentang cinta namun berpihak pada kaum perempuan terlebih lagi pada saat ini semakin banyak lagu yang menggambarkan perempuan adalah makhluk yang lemah. JURNAL KAGANGA, VOL. 5 NO. 2, OKTOBER 2021 38 Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Ronald Anjrelia Geronimo, sebagai berikut: “Melly Goeslow mencoba memberitahukan apabila perempuan menjadi lemah, maka perempuan akan mudah untuk ditipu, sehingga Melly memperingatkan perempuan untuk melawan hal tersebut”. Relasi yang tergambar didalam lirik lagu ini bahwa perempuan yang dianggap sebagai makhluk subordinat menyuarakan bahwa perempuan tidak boleh menerima saja ketika dianggap sebagai makhluk yang lemah.”  Pada saat ini lagu yang banyak digemari anak muda di Indonesia merupakan sebuah lagu cinta yang menggambarkan bahwa perempuan itu lemah, sedangkan laki-laki berkuasa atas segalanya, seperti pada lagu Lebih Dari Egoku yang dinyayikan oleh Mawar Eva De Jongh yang menggambarkan hubungan percintaan yang tidak sehat, dimana pihak perempuan rela meminta maaf walaupun bukan dia yang melakukan kesalahan, perempuan rela bertahan walaupun pihak laki-laki nya ingin berpisah, kemudian pada lirik “karena kamu penting, lebih penting, dari semua yang ku punya” kalimat tersebut menggambarkan bahwa laki-laki berada diposisi kekuasaan tertinggi, sehingga lagu ini menggambarkan bahwa perempuan adalah makhluk lemah dan ketergantungan kepada kaum laki-laki.  Perempuan digambarkan sebagai makhluk subordinat sedangkan laki-laki sebagai makluk superior, sedangkan pada lagu Hey Ladies pengarang lagu berusaha membuat dobrakan atau sebuah perlawanan mengenai anggapan bahwa perempuan itu lemah. Pada lagu Hey Ladies pengarang lagu berusaha menyuarakan bahwa sesungguhnya perempuan itu kuat, pengarang mencoba menyampaikan pesan melalui lagu tersebut, bahwa perempuan juga bisa melawan, perempuan pun memiliki hak yang sama dengan kaum laki-laki, perempuan berhak untuk dicintai dengan tulus dan diperlakukan baik. Pengarang lagu berusaha memotivasi kaum perempuan agar tidak menerima saja ketika dianggap sebagai makhluk yang lemah. Peneliti melihat bahwa pada lirik lagu Hey Ladies ini kebanyakkan menggambarkan fenomena sebuah relasi antara wanita dan pria didalam hubungan percintaan, khususnya di Indonesia yang kebanyakkan perempuan menjadi korban karena dianggap sebagai makhluk perasa sehingga lebih banyak menggunakan perasaan dari pada logikanya.  Lagu ini menggambarkan seorang perempuan yang sudah lelah dengan anggapan sebagai makhluk yang lemah, dipelakukan tidak baik, dibohongi, bahkan diselingkuhi, sehingga melalui lagu ini JURNAL KAGANGA, VOL. 5 NO. 2, OKTOBER 2021 39 mengingatkan perempuan serta mengajak perempuan untuk melawan pandangan tentang perempuan sebagai makhluk subordinat. Pada negara Indonesia sendiri masih banyak sekali yang lebih mempercayai paham patriarki. Patriarki adalah suatu budaya yang menganggap bahwa kaum laki-laki lebih unggul dari pada kaum perempuan didalam suatu masyarakat.  Sistem sosial patriarki menjadikan laki-laki mempunyai hak yang istimewa atas perempuan, sehingga akan menjadi awal mula kekerasan terhadap perempuan, laki-laki menganggap bahwa mereka memiliki hak untuk mengekploitasi tubuh perempuan, hal tersebut tentu saja akan merugikan kaum perempuan.  Lagu ini mencoba untuk melawan anggapan tersebut. Namun lagu ini tidak secara langsung mengatakan bahwa perempuan tidak membutuhkan laki-laki, hanya saja perempuan ingin diperlakukan baik dan dicintai dengan tulus. Semiologi Roland Barthes yang memiliki dua pisau analisis yaitu denotasi dan konotasi sangat membantu peneliti dalam melihat relasi atau sebuah hubungan antara perempuan dan laki-laki didalam kalimat perkalimat dilagu tersebut. Pada konotasi yang ditemukan oleh peneliti lagu ini mencoba melawan anggapan bahwa perempuan itu lemah, sehingga lagu tersebut memotivasi perempuan, atau bahkan untuk memperingatkan kaum laki-laki bahwa perempuan itu tidak lemah dan mampu untuk melawan jika ia menginginkannya. Lagu ini mencoba melawan anggapan perempuan sebagai korban dan makhluk subordinat. Pencipta dan penyanyi lagu bersama-sama menyuarakan kepada seluruh perempuan, khususnya untuk perempuan yang ada di Indonesia untuk tidak menerima begitu saja anggapan yang memposisikan perempuan sebagai makhluk yang lemah. Tidak hanya menyampaikan sebuah perlawanan, peneliti juga menemukan bahwa sebenarnya terdapat sebuah harapan dari seorang perempuan untuk menemukan cinta yang sesungguhnya, namun perempuan harus tetap berhati-hati dan seimbang dalam menggunakan perasaan maupun logika, sehingga tidak mudah untuk dirayu dan melindungi hatinya dari rasa sakit karena hubungan cinta yang tidak baik dan mengganggu dalam kehidupan sehari-hari serta impian masa depan sekalipun.   KESIMPULAN   Berdasarkan pemaparan yang telah peneliti uraikan di atas dengan menggunakan teori semiologi Roland Barthes, dapat ditarik beberapa hal yang JURNAL KAGANGA, VOL. 5 NO. 2, OKTOBER 2021 40 menjadi kesimpulan, yakni sebagai berikut: 1. Makna Denotasi yang menjadi makna sebenarnya dalam lagu “Hey Ladies” adalah harapan dari seorang perempuan untuk menemukan cinta yang sesungguhnya, namun perempuan harus tetap berhati-hati dan seimbang dalam menggunakan perasaan maupun logika, sehingga tidak mudah untuk dirayu dan melindungi hatinya dari rasa sakit karena hubungan cinta yang tidak baik dan mengganggu dalam kehidupan sehari-hari serta impian masa depan sekalipun. 2. Makna Konotasi yang merupakan makna yang tidak sebenarnya dan dapat bersumber dari mitos yang berkembang dalam masyarakat khususnya Indonesia saat ini pada lagu “Hey Ladies” terdapat makna bahwa lagu ini mencoba melawan anggapan bahwa perempuan itu lemah, sehingga lagu tersebut memotivasi perempuan, atau bahkan untuk memperingatkan kaum laki-laki bahwa perempuan itu tidak lemah dan mampu untuk melawan jika ia menginginkannya  DAFTAR PUSTAKA Buku : Barthes, Roland. 2017. Elemen-Elemen Semiologi. (Buku). Terjemahan oleh Adriansyah, M. Yogyakarta: BASABASI Hall, Stuart. 2003. Representation : Cultural Representations and Signifying Practices. London : SAGE Publications Rahayu, W. 2018. Mengenal Seni Musik dan Lagu. (Buku). Jakarta  PT. Glory Offset Press Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. (Buku). Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Buku). Bandung: Alfabeta Skripsi dan Jurnal : Agristian, Krisna. 2020. Representasi Masculine Domination dalam Film “Posesif”. (Skripsi). Bengkulu. Universitas Bengkulu Akbarullah, H, A. (2016). Konstruksi Perempuan dalam Lirik Lagu Animals Karya Maroon 5 (Sebuah Studi Semiotika Roland Barthes). (Karya Ilmiah). Bandung. Universitas Telkom. Dipublikasikan JURNAL KAGANGA, VOL. 5 NO. 2, OKTOBER 2021 41 Asmari, Ratna (2017). Perempuan dalam Prespektif Kebudayaan. (Jurnal). Semarang. Universitas Diponegoro Cemara. (2020). Pemaknaan Lirik Lagu “Lebih Dari Egoku” Mawar Eva De Jongh Dalam Perspektif Gender. (Skripsi). Bengkulu. Universitas Bengkulu. Mariyanto, T., & Jacky, M .(2014). MITOS DAN KRITIK DALAM IKLAN 3 (Analisis Semiologi Roland Barthes terhadap Mitos Kritis Iklan 3 Indie). Paradigma, 2(3).Dipublikasikan Mudhoffir, Abdil Mughis.Teori Kekuasaan Michel Fucolt: Tantangan Bagi Sosiologi Politik. Jurnal. Dipublikasikan Rahayu, Angger Wiji. (2015). Perempuan dan Belenggu Peran Kultural. Jurnal. Dipublikasikan Surahman, Sigit. (2014). Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati  Cinta 7 Wanita. (Jurnal). Banten. Universitas Serang Raya. Dipublikasikan Sumber Lain atau Sumber Internet : Amel. (2018, 24 Ags). Seniman Ika Vantiani Pertanyakan Definisi Kata Perempuan. Magdalene.co. Diakses melalui https://magdalene.co/story/seniman-ika-vantiani-pertanyakan-definisi-kata-perempuan Pada 27 Des 2020 Atikahanaf. (2018). Mengembalikan Makna Kata “Perempuan”. Amanat.id. Diakses melalui https://amanat.id/mengembalikan-makna-kata-perempuan/ Pada 28 Des 2020 Kurniawan, Aris. (2020, 25 Des). Pengertian Semiotika – Penelitian, Elemen, Analisis, Teori, Para Ahli. Gurupendidikan.co.id. Diakses melalui https://www.gurupendidikan.co.id/semiotika/Pada 26 Des 2020.   

Representasi Relasi Perempuan dan Laki-laki Dalam Lirik Lagu “Hey Ladies” (Studi Semiologi Roland Barthes)

https://ejournal.unib.ac.id/jkaganga/article/download/22731/10464

Representasi Relasi Perempuan dan Laki-laki Dalam Lirik Lagu “Hey Ladies” (Studi Semiologi Roland Barthes)

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Open Journal System (OJS) Universitas Bengkulu