Efek Penggunaan Molelucar Sieve 4A Pada Pengeringan Bunga Telang (Clitoria Ternatea) Menggunakan Pengering Efek Rumah Kaca Hybrid

Abstract

Pengeringan merupakan salah satu proses pengolahan pasca panen untuk produk pertanian dengan memberikan manfaat untuk upaya menjaga mutu dan kualitas pada produk pertanian. Pengeringan yang umumnya digunakan untuk pengeringan bunga telang ialah pengering konvensional dengan sinar matahari langsung dan juga oven. Pengering efek rumah kaca hybrid merupakan sebuah alat pengering yang memanfaatkan energi dari matahari secara langsung sebagai sumber panas alat pengering ketika pagi-sore hari dan ketika malam hari menggunakan sumber panas tambahan dari heat exchanger. Penambahan molecular sieve diharapkan dapat menurunkan kelembaban relatif ruang pengering pada malam hari, dimana kelembaban relatif ruang pengering pada saat malam hari masih cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pengeringan bunga telang menggunakan metode pengeringan efek rumah kaca hybrid dengan penambahan molecular sieve 4A dan metode pembanding terhadap suhu, kelembaban relatif, laju pengeringan, kadar air dan kebutuhan energi spesifik, serta menganalisa pengaruh pengeringan bunga telang menggunakan metode pengeringan efek rumah kaca hybrid dengan penambahan molecular sieve 4A dan metode pembanding terhadap lama waktu pengeringan dan hasil akhir warna bunga telang. Pengujian dilakukan pada pengeringan bunga telang dengan 3 perlakuan pengeringan, yaitu sinar matahari langsung sebagai kontrol dan pengeringan efek rumah kaca hybrid dengan penambahan molecular sieve dan tanpa penambahan molecular sieve, dengan 3 ulangan pada tiap perlakuan. Hasil yang didapat pada penelitian ini bahwa penggunaan molecular sieve dalam pengeringan efek rumah kaca hybrid mampu untuk memberikan hasil akhir yang cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan molecular sieve dalam menurunkan kelembaban relatif pada malam hari dalam ruang pengering. Dengan menurunya kelembaban relatif, maka suhu yang dihasilkan dalam ruang pengering akan meningkat yang memberikan pengaruh dalam kemampuan menguapkan air didalam bahan sehingga proses laju pengeringan lebih besar dan hasil kadar air akhir lebih rendah dibandingkan perlakuan tanpa menggunakan molecular sieve. Untuk suhu dan kelembaban relatif rata-rata pada pengeringan efek rumah kaca hybrid dengan penambahan molecular sieve untuk rak-1, rak-2, output heat exchanger dan lingkungan berturut turut sebesar 43,69 ± 6,50°C, 43,66 ± 5,36°C, 53,68 ± 10,33°C dan 26,94 ± 4,77°C. Untuk rata-rata nilai kelembaban relatif pada rak-1, rak-2, output heat exchanger dan lingkungan berturut turut sebesar 34,4 ± 9,74%, 34,24 ± 8,24%, 19,8 ± 12,92% dan 61,92 ± 17,16%. Nilai kebutuhan energi spesifik (KES) pada perlakuan pengeringan dengan penambahan molecular sieve lebih rendah dibandingkan perlakuan pengeringan tanpa penambahan molecular sieve dengan nilai rata rata KES tiap ulangan pengeringan efek rumah kaca dengan penambahan molecular sieve pada rak-1 dan rak-2 sebesar 3937848,50 ± 840464,56 kJ/kg dan 4596957,49 ± 294389,98 kJ/kg. Rata-rata nilai kadar air akhir yang dihasilkan tiap ulangan pada pengeringan efek rumah kaca hybrid dengan penambahan molecular sieve pada rak-1 dan rak-2 sebesar 8,72 ± 2,31%BB dan 9,83 ± 1,42%BB dengan rata-rata lama waktu pengeringan pada rak-1 dan rak-2 sebesar 12 ± 3,26 jam dan 16 ± 0 jam. Untuk hasil akhir warna bunga telang terbaik didapatkan pada perlakuan pengeringan efek rumah kaca hybrid dengan penambahan molecular sieve dengan hasil akhir bunga telang tidak berbeda cukup signifikan dibandingkan warna bunga telang segar

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions